Al-Kindi. Yang Kuasa Yang Maha Esa Menjadi Topik Utama
Al-Kindi meyakini Tuhan Yang Maha Esa, Abadi, Nirbatas (tidak mempunyai jenis atau spesies), Nirwikara (tidak mengalami perubahan yang mengurangi kesempurnaan). Tuhan itu wujud. Wujud itu tidak terbatasi oleh dan tidak terkungkung dalam ruang dan waktu. Keesaan Tuhan ialah mutlak, dan kemutlakannya merupakan penyebab bagi semua yang ada (maujud). Semua yang maujud bermula dari ke-satu-an Yang Maha Esa. Tanpa ke-satu-an, tidak akan ada satu apa pun. Akibat ke-satu-an inilah segala sesuatu menjadi ada.
Tesis Al-Kindi menyebutkan, Sang Maha Esa ialah sumber dari segala sesuatu. Al-Kindi mengikuti konsep emanasi, menyerupai penulis teologi, Aristoteles* atau Plotinus. Al-Kindi mengikuti konsep penciptaan dari ketiadaan (creation ex nihilo) sebagaimana dipahaminya dalam Al-Qur’an. Ia mengajukan serangkaian argumentasi yang logis dan matematis untuk menunjukan bahwa waktu dan gerak bersifat terbatas, atau dikenal sebagai argumen “kesementaraan alam”. Al-Kindi berkomentar, “Mustahil ada benda-benda alam yang abadi. Segenap benda pasti bermula (muhdats). Dan yang bermula, pasti tercipta dalam waktu (muhdits)... Oleh alasannya ialah itu, alam pasti mempunyai pencipta, bermula dalam waktu, dan ex nihilo”. Demikianlah, intisari dari anutan metafisika Al-Kindi yang sebagian filsafatnya mempunyai orisinalitas pemikirannya sekalipun masih tetap tergoda oleh filsafat Yunani.
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Al-Kindi. Riwayat Hidup
2. Al-Kindi. Karya Filsafat
3. Al-Kindi. Pemikiran Filsafat
4. Al-Kindi. Filsafat Ketuhanan
5. Al-Kindi. Filsafat Jiwa
6. Arah dan Pembagian Filsafat Al-Kindi
7. Al-Kindi. Tentang Alam
8. Al-Kindi. Tentang Roh dan Akal
Tesis Al-Kindi menyebutkan, Sang Maha Esa ialah sumber dari segala sesuatu. Al-Kindi mengikuti konsep emanasi, menyerupai penulis teologi, Aristoteles* atau Plotinus. Al-Kindi mengikuti konsep penciptaan dari ketiadaan (creation ex nihilo) sebagaimana dipahaminya dalam Al-Qur’an. Ia mengajukan serangkaian argumentasi yang logis dan matematis untuk menunjukan bahwa waktu dan gerak bersifat terbatas, atau dikenal sebagai argumen “kesementaraan alam”. Al-Kindi berkomentar, “Mustahil ada benda-benda alam yang abadi. Segenap benda pasti bermula (muhdats). Dan yang bermula, pasti tercipta dalam waktu (muhdits)... Oleh alasannya ialah itu, alam pasti mempunyai pencipta, bermula dalam waktu, dan ex nihilo”. Demikianlah, intisari dari anutan metafisika Al-Kindi yang sebagian filsafatnya mempunyai orisinalitas pemikirannya sekalipun masih tetap tergoda oleh filsafat Yunani.
Sumber
Hasan, Mustofa. 2015. Sejarah Filsafat Islam; Genealogi dan Transmisi Filsafat Timur ke Barat. Pustaka Setia. Bandung
Download
Baca Juga
1. Al-Kindi. Riwayat Hidup
2. Al-Kindi. Karya Filsafat
3. Al-Kindi. Pemikiran Filsafat
4. Al-Kindi. Filsafat Ketuhanan
5. Al-Kindi. Filsafat Jiwa
6. Arah dan Pembagian Filsafat Al-Kindi
7. Al-Kindi. Tentang Alam
8. Al-Kindi. Tentang Roh dan Akal
Belum ada Komentar untuk "Al-Kindi. Yang Kuasa Yang Maha Esa Menjadi Topik Utama"
Posting Komentar