Ibn Khaldun. Perempatan Utara Bumi Lebih Banyak Peradabannya Dibanding Perempatan Selatan
Melalui pengamatan dan tradisi yang berkesinambungan, kita tahu bahwa yang pertama dan yang kedua dari daerah-daerah yang dimakmurkan (diolah dan dibangun manusia) memiliki peradaban yang lebih sedikit dibandingkan tempat lainnya. Daerah yang dimakmurkan yang terdapat di tempat yang pertama dan yang kedua, bercampur baur dengan areal tandus dan kosong lengang, padang-pasir, serta di sebelah timurnya terdapat Lautan India. Bangsa-bangsa dan penduduk-penduduk tempat iklim yang pertama dan yang kedua ini tidak seberapa banyak jumlahnya . Demikian pula kota besar dan kota kecilnya .
Sedangkan tempat iklim yang ketiga dan yang keempat, serta daerah-daerah sesudahnya, sama sekali berbeda dengan daerahdaerah iklim yang pertama dan kedua. Di sini sedikit sekali terdapat tempat kosong-lengang. Padang pasir juga sedikit bahkan mung kin tak ada sama sekali. Bangsa dan penduduknya lebih dari banyak. Sedangkan kota-kota besar dan kota-kota kecilnya lebih dari batas dikatakan banyak. Peradaban di sana berjenjang anak tangga semenjak dari tempat iklim yang ketiga hingga keenam. Selatan kosong semua. Banyak filosof menyebutkan, hal itu disebabkan oleh panas yang kelewat batas serta oleh sedikitnya deviasi (kecondongan) matahari dari zenith di selatan. Marilah kita jelaskan dan kita buktikan kesimpulan ini, sehingga bisa terungkapkan mengapa peradaban di daerah-daerah iklim ketiga dan keempat tumbuh dan berkembang meninggi, dan juga, di sebelah utara, daerah-daerah iklim kelima dan ketujuh.
Kami katakan : jika kutub cakrawala selatan dan utara berada di horison, maka di sana terbentuk bundar besar yang membagi cakrawala menjadi dua penggalan . Lingkaran ini yaitu yang paling besar yang melintas dari timur ke barat, dan disebut garis ekuinok (equinoctial line. Ing). Di dalam astronomi, di tempat khusus, diterangkan bahwa falak yang paling tinggi (bola bumi) bergerak dari timur ke barat dalam gerak harian (daily motion. Ing). Dengannya, falak-falak lain yang ada dalam lingkungannya dipaksa bergerak juga. Gerakan tersebut sanggup diamati oleh indera. la juga menjelaskan kepada kita bahwa bintang-bintang di cakrawalanya memiliki gerak yang berbeda dengan gerak tersebut dan bahwa bintang-bintang itu bergerak dari barat ke timur. Lama gerak itu berbeda-beda berdasarkan perbedaan cepat dan lambat gerak bintang-bintang.
Paralel dengan perjalanan semua bintang di cakrawalanya, di sana bergerak cepat bundar besar yang termasuk kepada penggalan dari cakrawala paling tinggi dan membaginya kepada dua belahan. lnilah yang disebut ekliptika (zodiak). Zodiak ini dibagi kepada dua belas "tanda." Juga diterangkan di tempat lain, garis ekuinok memotong ekliptika menjadi dua titik yang bertentangan, yang satu berjulukan Aries, dan yang lain Libra. Garis ekuinok membagi zodiak menjadi dua belahan, yang satu condong ke arah utara garis ekuinok, dan meliputi tanda tanda yang dimulai dari Aries hingga berakhir dengan Virgo. Belahan lain condong ke arah selatan garis ekuinok dan meliputi gejala yang dimulai dari Libra hingga berakhir dengan Pisces. Jika kedua kutub jatuh di atas horison di seluruh pelosok bumi, sebuah garis akan terbentuk di atas permukaan bumi, berhadapan dengan garis ekuinok dan bergerak cepat dari barat ke timur. Garis ini disebut Equator. Dari observasi astronomis tampak, garis ini sejajar dengan permulaan tempat iklim yang pertama di antara daerah-daerah yang berjumlah tujuh tersebut. Semua peradaban berada di sebelah utaranya.
Kutub utara meninggi secara pelan-pelan ke horison areal tanah yang dimakmurkan hingga elevasinya mencapai enam puluh empat derajat. Di sini, semua peradaban berakhir dan putus. lni pula simpulan tempat iklim yang ketujuh. Apabila elevasinya hingga sembilan puluh derajat di horison dan inilah jarak antara kutub dengan garis ekuinok ia berada di zenit, dan garis ekuinok sedang berada di horison. Keenam tanda zodiak, di arah utara, berada di batas horison, dan keenam tanda zodiak lainnya, di arah selatan, berada di bawah horison.
Di areal tanah yang terletak antara enam puluh empat hingga sembilan puluh derajat peradaban tidak dimungkinkan, karena panas dan hirau taacuh di sana tidak teratur tanggapan jarak waktu antara ke duanya sangat jauh. Oleh lantaran itu, kelangsungan generasi tak mendapat tempat. Matahari berada di zenit di atas Ekuator pada permulaan Aries dan Libra. Kemudian condong dari zenitnya turun ke permulaan Cancer dan Capricorn. Dan deklinasi paling besar dari garis ekuinok adalah dua puluh-empat derajat.
Kemudian, apabila kutub utara meninggi di horison, garis ekuinok berdeklinasi dari zenit sesuai dengan elevasinya di kutub utara, sedangkan kutub selatan turun hingga dengan tiga (jarak jarak meningginya garis lintang geografis; distances constituting geographical latitude). Para sarjana yang tetapkan waktu shalat menamakannya garis lintang suatu tempat. Apabila garis ekuinok berdeklinasi di atas horison, gejala zodiak yang terdapat di belahan utara turun pelan-pelan sesuai dengan kecepatannya meninggi ke atas, hingga permulaan Cancer dicapai. Demikian pula, gejala zodiak yang terdapat di belahan selatan turun dari horison hingga mencapai permulaan Capricorn, lantaran inklinasi (kedua belahan zodiak) seperti telah kami terangkan - meninggi atau turun dari horison ekuator. Horison utara tetap dan terus meninggi hingga mencapai puncak paling utara. lnilah permulaan dari Cancer yang berada di zenit. Hal ini terjadi saat garis lintang di Hejaz dan tempat lain yang berada di sekitarnya dua puluh empat derajat. Dan inilah deklinasi yang, apabila permulaan Cancer berdeklinasi dari garis ekuinok di horison equator, berelevasi bersama elevasi kutub utara, hingga mencapai zenitnya.
Jika kutub meninggi lebih dari dua puluh empat derajat, matahari turun dari zenit, dan terus turun hingga elevasi kutub mencapai enam puluh empat derajat, dan rendah matahari dari zenit sama persis dengan rendah kutub selatan di bawah horison. Dengan demikian, (kelanjutan) generasi terhenti disebabkan hirau taacuh yang kelewat batas, dan animo hirau taacuh serta panjang waktu tidak diikuti oleh panas. Di dan akrab zenitnya, matahari mengirimkan sinarnya tegak lurus ke bumi. Di lain posisi, matahari mengirimkan sinarnya dengan sudut-sudut yang terpencar dan tajam. Apabila sudut-sudut sinar matahari tegak lurus, maka cahayanya akan berpengaruh dan terpencar ke seluruh tempat, berbeda dengan saat sudut-sudut sinar matahari terpencar dan tajam. Oleh karena, di dan akrab zenitnya, panas lebih besar daripada posisi-posisi yang lain, lantaran cahaya (matahari) penyebab timbulnya panas dan pemanasan (taskhiin. Ar. calefactlon. Ing) .
Matahari mencapai zenitnya di Ekuator dua kali setiap tahun di dua titik Aries dan Libra. Deklinasi (matahari) tidak begitu jauh. Panas hampir tidak seberapa, apabila matahari sudah mencapai puncak deklinasinya di permukaan Cancer atau Capricorn dan mulai memuncak lagi menuju zenit. Sinar-sinar yang sudut-sudutnya tegak lurus tetap jatuh dengan berpengaruh pada horisonnya di sana dan tetap bertahan hingga waktu yang lama, meskipun tidak permanen. Udara menyala panas, dan terus bertambah panasnya. Demikianlah keadaannya selama matahari meninggi dan memuncak di zenit dua kali di atas areal tanah yang terletak dua puluh empat derajat di antara Ekuator dengan garis lintang. Sinar-sinar terus mengirimkan banyak energi ke atas horison menyerupai di atas Ekuator.
Panas yang begitu melampaui batas menjadikan udara kering, dan tak memungkinkan berlanjutnya generasi. Sebab, apabila panas begitu kuatnya, air dan semua benda yang basah (lembab) akan kering, kekuatan memproses generasi di dalam mineral hewan, dan tumbuh-tumbuhan, menjadi rusak. Proses itu hanya berlangsung di tempat-tempat lembab. Kemudian, apabila permulaan Cancer turun ke bawah dari zenit di atas garis lintang yang terletak di derajat dua puluh lima dan sesudahnya, matahari juga turun ke bawah dari zenitnya. Panas matahari menjadi kurang atau lebih. Maka proses penciptaan pun sanggup berlangsung. Hal ini berkelangsungan hingga hirau taacuh begitu mencekam, disebabkan menyusutnya cahaya dan sudut sinar matahari jatuh terpencar. Proses pun berkurang dan rusak .
Namun kerusakan proses penciptaan (generasi) di animo panas lebih besar daripada di animo dingin, lantaran lebih cepat menimbulkan pengaruh kering daripada pengaruh pembekuan. Oleh lantaran itu peradaban di tempat iklim yang pertama dan kedua sedikit, sedangkan di tempat iklim yang ketiga, keempat dan kelima, peradaban berada di tingkat pertengahan disebabkan keserasian panas oleh sedikitnya cahaya matahari. Dan di tempat iklim keenam dan ketujuh, peradaban begitu banyak lantaran sedikitnya panas. Di samping bahwa hirau taacuh tidak mendatangkan imbas pengrusak (destruktif) seperti panas terhadap proses penciptaan; lantaran pengeringan hanya terjadi apabila panas keterlaluan dan terus menerima suplemen pengeringan. Ini lah yang terjadi di daerah-daerah setelah tempat iklim yang ketujuh. Lalu, ini pula yang menimbulkan peradaban di perempatan utara lebih banyak dan lebih besar daripada di perempatan selatan. Allah lebih mengetahui.
Dari fakta ini para filosof berkesimpulan, tempat yang terletak di Ekuator dan sesudahnya kosong. Dengan observasi dan tradisi-tradisi yang berlangsung, pendapat mereka ditolak oleh sebagian pendapat yang menyatakan bahwa tempat tersebut telah diolah dan dibangun (dimakmurkan). Bagaimana hal ini sanggup dibukti kan? Namun yang jelas, para filosof tidak menolak sama sekali kemungkinan adanya peradaban di sana. Mereka beropini sebagai tersebut di atas, didorong oleh suatu kesimpulan bahwa kerusakan penciptaan di sana sangat besar disebabkan oleh kuatnya panas. Akibatnya, peradaban di sana, sanggup merupakan kemungkinan yang menolak (tak dimungkinkan) atau sanggup juga merupakan kemungkinan yang minimal. Ini juga tempat yang terletak di Ekuator dan daerah-daerah di belakangnya, apabila ada peradabannya sebagaimana dinukilkan, maka itu pun sangat sedikit sekali.
Ibnu Rusyd berasumsi bahwa Ekuator berada dalam posisi simetris, dan bahwa daerah-daerah yang terletak di belakang Ekuator ke selatan sama dengan daerah-daerah yang terletak di belakang Ekuator ke utara. Akibatnya, tempat yang dimakmurkan di penggalan selatan akan sama dengan tempat yang dimakmurkan di penggalan utara Ekuator. Asumsinya memang tak sanggup ditolak, bila dilihat dari segi bahwa argumentasi kerusakan proses penciptaan generasi sejalan dengan perkiraan tersebut. Namun perkiraan tersebut mustahil untuk diterapkan pada daerah-daerah belakang Ekuator di selatan, dilihat bahwa elemen material menutupi permukaan bumi di sana hingga batas mana kondisi itu, bila ada di sebelah utara memungkinkan proses penciptaan. Dengan menghitung jumlah air terbanyak di selatan, perkiraan Ibnu Rusyd wacana (posisi) simetris (Ekuator) akan menjadi tak dimungkinkan. Apa pun akan mengikutinya, selama peradaban tumbuh berkembang bertahap dan memulai pertumbuhan gradualnya di mana ia bisa berwujud, bukan di mana ia tak sanggup berwujud.
Sedangkan mengenai perkiraan bahwa peradaban tak sanggup ada di Ekuator, itu bertentangan dengan tradisi yang sudah mutawatir (nukilan yang sanggup dipertanggungjawabkan). Allah lebih mengetahui!
Setelah pembicaraan ini, kita akan menggambarkan bentuk bumi, sebagaimana dilakukan oleh penulis Buku wacana Roger. . .!
Download di Sini
Sumber.
Khaldun, Ibn. 1986. Muqaddimah. Pustaka Pirdaus. Jakarta
Sedangkan tempat iklim yang ketiga dan yang keempat, serta daerah-daerah sesudahnya, sama sekali berbeda dengan daerahdaerah iklim yang pertama dan kedua. Di sini sedikit sekali terdapat tempat kosong-lengang. Padang pasir juga sedikit bahkan mung kin tak ada sama sekali. Bangsa dan penduduknya lebih dari banyak. Sedangkan kota-kota besar dan kota-kota kecilnya lebih dari batas dikatakan banyak. Peradaban di sana berjenjang anak tangga semenjak dari tempat iklim yang ketiga hingga keenam. Selatan kosong semua. Banyak filosof menyebutkan, hal itu disebabkan oleh panas yang kelewat batas serta oleh sedikitnya deviasi (kecondongan) matahari dari zenith di selatan. Marilah kita jelaskan dan kita buktikan kesimpulan ini, sehingga bisa terungkapkan mengapa peradaban di daerah-daerah iklim ketiga dan keempat tumbuh dan berkembang meninggi, dan juga, di sebelah utara, daerah-daerah iklim kelima dan ketujuh.
Kami katakan : jika kutub cakrawala selatan dan utara berada di horison, maka di sana terbentuk bundar besar yang membagi cakrawala menjadi dua penggalan . Lingkaran ini yaitu yang paling besar yang melintas dari timur ke barat, dan disebut garis ekuinok (equinoctial line. Ing). Di dalam astronomi, di tempat khusus, diterangkan bahwa falak yang paling tinggi (bola bumi) bergerak dari timur ke barat dalam gerak harian (daily motion. Ing). Dengannya, falak-falak lain yang ada dalam lingkungannya dipaksa bergerak juga. Gerakan tersebut sanggup diamati oleh indera. la juga menjelaskan kepada kita bahwa bintang-bintang di cakrawalanya memiliki gerak yang berbeda dengan gerak tersebut dan bahwa bintang-bintang itu bergerak dari barat ke timur. Lama gerak itu berbeda-beda berdasarkan perbedaan cepat dan lambat gerak bintang-bintang.
Paralel dengan perjalanan semua bintang di cakrawalanya, di sana bergerak cepat bundar besar yang termasuk kepada penggalan dari cakrawala paling tinggi dan membaginya kepada dua belahan. lnilah yang disebut ekliptika (zodiak). Zodiak ini dibagi kepada dua belas "tanda." Juga diterangkan di tempat lain, garis ekuinok memotong ekliptika menjadi dua titik yang bertentangan, yang satu berjulukan Aries, dan yang lain Libra. Garis ekuinok membagi zodiak menjadi dua belahan, yang satu condong ke arah utara garis ekuinok, dan meliputi tanda tanda yang dimulai dari Aries hingga berakhir dengan Virgo. Belahan lain condong ke arah selatan garis ekuinok dan meliputi gejala yang dimulai dari Libra hingga berakhir dengan Pisces. Jika kedua kutub jatuh di atas horison di seluruh pelosok bumi, sebuah garis akan terbentuk di atas permukaan bumi, berhadapan dengan garis ekuinok dan bergerak cepat dari barat ke timur. Garis ini disebut Equator. Dari observasi astronomis tampak, garis ini sejajar dengan permulaan tempat iklim yang pertama di antara daerah-daerah yang berjumlah tujuh tersebut. Semua peradaban berada di sebelah utaranya.
Kutub utara meninggi secara pelan-pelan ke horison areal tanah yang dimakmurkan hingga elevasinya mencapai enam puluh empat derajat. Di sini, semua peradaban berakhir dan putus. lni pula simpulan tempat iklim yang ketujuh. Apabila elevasinya hingga sembilan puluh derajat di horison dan inilah jarak antara kutub dengan garis ekuinok ia berada di zenit, dan garis ekuinok sedang berada di horison. Keenam tanda zodiak, di arah utara, berada di batas horison, dan keenam tanda zodiak lainnya, di arah selatan, berada di bawah horison.
Di areal tanah yang terletak antara enam puluh empat hingga sembilan puluh derajat peradaban tidak dimungkinkan, karena panas dan hirau taacuh di sana tidak teratur tanggapan jarak waktu antara ke duanya sangat jauh. Oleh lantaran itu, kelangsungan generasi tak mendapat tempat. Matahari berada di zenit di atas Ekuator pada permulaan Aries dan Libra. Kemudian condong dari zenitnya turun ke permulaan Cancer dan Capricorn. Dan deklinasi paling besar dari garis ekuinok adalah dua puluh-empat derajat.
Kemudian, apabila kutub utara meninggi di horison, garis ekuinok berdeklinasi dari zenit sesuai dengan elevasinya di kutub utara, sedangkan kutub selatan turun hingga dengan tiga (jarak jarak meningginya garis lintang geografis; distances constituting geographical latitude). Para sarjana yang tetapkan waktu shalat menamakannya garis lintang suatu tempat. Apabila garis ekuinok berdeklinasi di atas horison, gejala zodiak yang terdapat di belahan utara turun pelan-pelan sesuai dengan kecepatannya meninggi ke atas, hingga permulaan Cancer dicapai. Demikian pula, gejala zodiak yang terdapat di belahan selatan turun dari horison hingga mencapai permulaan Capricorn, lantaran inklinasi (kedua belahan zodiak) seperti telah kami terangkan - meninggi atau turun dari horison ekuator. Horison utara tetap dan terus meninggi hingga mencapai puncak paling utara. lnilah permulaan dari Cancer yang berada di zenit. Hal ini terjadi saat garis lintang di Hejaz dan tempat lain yang berada di sekitarnya dua puluh empat derajat. Dan inilah deklinasi yang, apabila permulaan Cancer berdeklinasi dari garis ekuinok di horison equator, berelevasi bersama elevasi kutub utara, hingga mencapai zenitnya.
Jika kutub meninggi lebih dari dua puluh empat derajat, matahari turun dari zenit, dan terus turun hingga elevasi kutub mencapai enam puluh empat derajat, dan rendah matahari dari zenit sama persis dengan rendah kutub selatan di bawah horison. Dengan demikian, (kelanjutan) generasi terhenti disebabkan hirau taacuh yang kelewat batas, dan animo hirau taacuh serta panjang waktu tidak diikuti oleh panas. Di dan akrab zenitnya, matahari mengirimkan sinarnya tegak lurus ke bumi. Di lain posisi, matahari mengirimkan sinarnya dengan sudut-sudut yang terpencar dan tajam. Apabila sudut-sudut sinar matahari tegak lurus, maka cahayanya akan berpengaruh dan terpencar ke seluruh tempat, berbeda dengan saat sudut-sudut sinar matahari terpencar dan tajam. Oleh karena, di dan akrab zenitnya, panas lebih besar daripada posisi-posisi yang lain, lantaran cahaya (matahari) penyebab timbulnya panas dan pemanasan (taskhiin. Ar. calefactlon. Ing) .
Matahari mencapai zenitnya di Ekuator dua kali setiap tahun di dua titik Aries dan Libra. Deklinasi (matahari) tidak begitu jauh. Panas hampir tidak seberapa, apabila matahari sudah mencapai puncak deklinasinya di permukaan Cancer atau Capricorn dan mulai memuncak lagi menuju zenit. Sinar-sinar yang sudut-sudutnya tegak lurus tetap jatuh dengan berpengaruh pada horisonnya di sana dan tetap bertahan hingga waktu yang lama, meskipun tidak permanen. Udara menyala panas, dan terus bertambah panasnya. Demikianlah keadaannya selama matahari meninggi dan memuncak di zenit dua kali di atas areal tanah yang terletak dua puluh empat derajat di antara Ekuator dengan garis lintang. Sinar-sinar terus mengirimkan banyak energi ke atas horison menyerupai di atas Ekuator.
Panas yang begitu melampaui batas menjadikan udara kering, dan tak memungkinkan berlanjutnya generasi. Sebab, apabila panas begitu kuatnya, air dan semua benda yang basah (lembab) akan kering, kekuatan memproses generasi di dalam mineral hewan, dan tumbuh-tumbuhan, menjadi rusak. Proses itu hanya berlangsung di tempat-tempat lembab. Kemudian, apabila permulaan Cancer turun ke bawah dari zenit di atas garis lintang yang terletak di derajat dua puluh lima dan sesudahnya, matahari juga turun ke bawah dari zenitnya. Panas matahari menjadi kurang atau lebih. Maka proses penciptaan pun sanggup berlangsung. Hal ini berkelangsungan hingga hirau taacuh begitu mencekam, disebabkan menyusutnya cahaya dan sudut sinar matahari jatuh terpencar. Proses pun berkurang dan rusak .
Namun kerusakan proses penciptaan (generasi) di animo panas lebih besar daripada di animo dingin, lantaran lebih cepat menimbulkan pengaruh kering daripada pengaruh pembekuan. Oleh lantaran itu peradaban di tempat iklim yang pertama dan kedua sedikit, sedangkan di tempat iklim yang ketiga, keempat dan kelima, peradaban berada di tingkat pertengahan disebabkan keserasian panas oleh sedikitnya cahaya matahari. Dan di tempat iklim keenam dan ketujuh, peradaban begitu banyak lantaran sedikitnya panas. Di samping bahwa hirau taacuh tidak mendatangkan imbas pengrusak (destruktif) seperti panas terhadap proses penciptaan; lantaran pengeringan hanya terjadi apabila panas keterlaluan dan terus menerima suplemen pengeringan. Ini lah yang terjadi di daerah-daerah setelah tempat iklim yang ketujuh. Lalu, ini pula yang menimbulkan peradaban di perempatan utara lebih banyak dan lebih besar daripada di perempatan selatan. Allah lebih mengetahui.
Dari fakta ini para filosof berkesimpulan, tempat yang terletak di Ekuator dan sesudahnya kosong. Dengan observasi dan tradisi-tradisi yang berlangsung, pendapat mereka ditolak oleh sebagian pendapat yang menyatakan bahwa tempat tersebut telah diolah dan dibangun (dimakmurkan). Bagaimana hal ini sanggup dibukti kan? Namun yang jelas, para filosof tidak menolak sama sekali kemungkinan adanya peradaban di sana. Mereka beropini sebagai tersebut di atas, didorong oleh suatu kesimpulan bahwa kerusakan penciptaan di sana sangat besar disebabkan oleh kuatnya panas. Akibatnya, peradaban di sana, sanggup merupakan kemungkinan yang menolak (tak dimungkinkan) atau sanggup juga merupakan kemungkinan yang minimal. Ini juga tempat yang terletak di Ekuator dan daerah-daerah di belakangnya, apabila ada peradabannya sebagaimana dinukilkan, maka itu pun sangat sedikit sekali.
Ibnu Rusyd berasumsi bahwa Ekuator berada dalam posisi simetris, dan bahwa daerah-daerah yang terletak di belakang Ekuator ke selatan sama dengan daerah-daerah yang terletak di belakang Ekuator ke utara. Akibatnya, tempat yang dimakmurkan di penggalan selatan akan sama dengan tempat yang dimakmurkan di penggalan utara Ekuator. Asumsinya memang tak sanggup ditolak, bila dilihat dari segi bahwa argumentasi kerusakan proses penciptaan generasi sejalan dengan perkiraan tersebut. Namun perkiraan tersebut mustahil untuk diterapkan pada daerah-daerah belakang Ekuator di selatan, dilihat bahwa elemen material menutupi permukaan bumi di sana hingga batas mana kondisi itu, bila ada di sebelah utara memungkinkan proses penciptaan. Dengan menghitung jumlah air terbanyak di selatan, perkiraan Ibnu Rusyd wacana (posisi) simetris (Ekuator) akan menjadi tak dimungkinkan. Apa pun akan mengikutinya, selama peradaban tumbuh berkembang bertahap dan memulai pertumbuhan gradualnya di mana ia bisa berwujud, bukan di mana ia tak sanggup berwujud.
Sedangkan mengenai perkiraan bahwa peradaban tak sanggup ada di Ekuator, itu bertentangan dengan tradisi yang sudah mutawatir (nukilan yang sanggup dipertanggungjawabkan). Allah lebih mengetahui!
Setelah pembicaraan ini, kita akan menggambarkan bentuk bumi, sebagaimana dilakukan oleh penulis Buku wacana Roger. . .!
Download di Sini
Sumber.
Khaldun, Ibn. 1986. Muqaddimah. Pustaka Pirdaus. Jakarta
Belum ada Komentar untuk "Ibn Khaldun. Perempatan Utara Bumi Lebih Banyak Peradabannya Dibanding Perempatan Selatan"
Posting Komentar