Makalah Tafsir Ayat-Ayat Perihal Metode Pendidikan Islam [Kajian Surat Al-Ahzab/33: 21]

I.                   Teks Ayat
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
II.                Ma’na al-Mufradat
أُسْوَةٌ          : suri teladan artinya referensi yang baik
يَرْجُوا              : mengharap rahmat Allah semata
الْيَوْمَ الْآخِرَ      : hari kiamat
ذَكَرَ اللهَ     : berzikir / menyebut-nyebut Allah

III.             Tarjamah Tafsiriyyah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari final zaman dan Dia banyak menyebut Allah.
IV.             Asbab al-Nuzul
Ayat ini turun semasa Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Perang Ahzab atau Perang Khandaq, berdasarkan buku-buku sejarah Islam, terjadi bulan Syawal tahun 5 Hijrah/627 Masehi. Dinamakan Perang Ahzab lantaran dalam perang ini kaum musyrik/kafir bersekutu (ahzab) dengan kaum Yahudi untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah.

V.                Tafsir al-Ayat
É!$#Aqßu Îû  Nä3s9b%x. s)©9
Perlu digarisbawahi bahwa ayat yang berbicara wacana uswah, dirangkaikan dengan kata Rasulullah, namun demikian, tidak gampang memisahkan atau memilah, mana pekerjaan/ucapan yang bersumber dari kedudukan ia sebagai Rasul dan mana pula dalam kedudukan-kedudukan lainya.[1]
ÅzFy$# Pöquø9$#ur !$##qã_ötƒ  b%x. `yJÏj9
Ayat ini menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasul saw. Memang, untuk meneladani Rasul saw. secara tepat diharapkan kedua hal yang disebut ayat diatas. Demikian juga dengan zikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya.
Kata uswah berarti teladan. Pakar tafsir az-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat di atas, mengemukakan dua kemungkinan wacana maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasul. Pertama dalam arti kepribadian ia secara totalitasnya ialah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam kepribadian ia hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih besar lengan berkuasa dan merupakan pilihan banyak ulama. Kata fi dalam firman-Nya fi rasulillah berfungsi “mengangkat” dari diri Rasul satu sifat yang hendaknya diteladani, tetapi ternyata yang diangkatnya ialah Rasul saw. Sendiri dengan seluruh totalitas beliau.[2]



VI.             Munasabah al-Ayat bi al-Ayat
÷Pr& óOçFö6Å¡ym br& (#qè=äzôs? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù'tƒ ã@sW¨B tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡¨B âä!$yù't7ø9$# âä!#§ŽœØ9$#ur (#qä9Ìø9ãur 4Ó®Lym tAqà)tƒ ãAqߧ9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çŽóÇnS «!$# 3 Iwr& ¨bÎ) uŽóÇnS «!$# Ò=ƒÌs% ÇËÊÍÈ  
Apakah kau mengira bahwa kau akan masuk syurga, Padahal belum tiba kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan majemuk cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya derma Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya derma Allah itu Amat dekat. (al-Baqarah/2: 214)

Ayat ini menjelaskan bahwa inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya berupa ujian dan cobaan yang membawa derma yang amat dekat. Ini ialah dalil bertambah dan menguatnya keimanan yang masuk kepada insan dan kondisi mereka.

VII.          Munasabah al-Ayat bi al-Hadits

: فقيل ،ابى من الآ الجنه يدخلون امّتي قل
ابي فقد نى عصا من و الجنه دخل عنى اطا من : قل الله رسول يا يأبى ومن

Hadits diatas menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin masuk nirwana maka ia harus mencontoh suri tauladan Rasul, Nabi kita ialah insan yang terbaik di segala sisi dan segi. Di setiap lini kehidupan, ia selalu nomor satu dan paling pantas dijadikan profil percontohan untuk urusan agama dan kebaikan. Sehingga tidak heran jikalau Allah mewajibkan kita untuk taat mengikuti ia serta melarang kita untuk durhaka kepadanya.

VIII.       Khulashah: Hikmah Tasyri’ dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam
·      Allah menurunkan wahyu berupa ayat al-Qur’an yang dilatarbelakangi oleh satu atau beberapa alasannya ialah sebagai prolog suatu perintah yang wajib ditaati oleh para hamba-Nya.
·      Dengan ada alasannya ialah tersebut akan semakin gampang untuk mengingat atau mengenang suatu perintah dan sanggup dipraktikkan pribadi pada ketika terjadinya.
·      Salah satu metode pendidikan islam ialah metode uswah yaitu metode keteladanan
·      Ayat tersebut diturunkan untuk memberitahu insan bahwa Rasul saw ialah sebagai suri tauladan bagi manusia.
·      Memotivasi setiap orang beriman untuk mencontoh sifat Rasul saw.




[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur‟an(Ciputat: Lentera Hati, 2007), h.246

[2] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur‟an(Ciputat: Lentera Hati, 2007), h.242

Belum ada Komentar untuk "Makalah Tafsir Ayat-Ayat Perihal Metode Pendidikan Islam [Kajian Surat Al-Ahzab/33: 21]"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel