Analysis Faktor Internal Atau Faktor Eksternal Di Dalam Prosedur Pengaturan Sumber Daya Insan Sebuah Perusahaan

2.1. Profil Perusahaan
A. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara pribadi ke hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat ialah menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional. Indosat ditugaskan pemerintah Indonesia untuk membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan menjadi satu-satunya penyedia jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah maritim internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang berafiliasi dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat menuntaskan initial global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange.

B. Produk dan Jasa Indosat
1.      SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling Card (ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free, International Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct, International Telegram and Telex Service, FaxPlus, Data Packet Communication Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat.
2.      NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network, Frame Relay, Television Channel Service.
C. Perusahaan Anak dan Afiliasi
Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd. (ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd (ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo), Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakomindo), PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel), International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI), PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media (IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.











2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan
A. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi gres Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang higienis dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:
1.      Menyediakan jasa terbaik pada konsumen.
2.      Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham.
3.      Mempertahankan dan meningkatkan gambaran terbaik perusahaan.

B. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994, dilakukan redefinisi visi perusahaan untuk mengikuti keadaan dengan animo global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan taktik dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi perusahaan sebagai berikut:
1.      Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi internasional di Indonesia.
Dengan masuknya pemain gres seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar dengan:
a. mempertahankan pangsa pasar dominan.
b. menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa.
2.      Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas dunia.
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain absurd dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk sanggup bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan taktik untuk memasuki pasar global diharapkan dapat:
a. meningkatkan nilai perusahaan melalui perluasan bisnis.
b. meningkatkan gambaran perusahaan yang memperkuat posisinya di Indonesia.
3.      Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia.
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan standard yang dipakai oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.

C. Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan usul pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam kala kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau lebih terkenal dengan "We Care More".












2.3 Pengaruh Faktor Eksternal Perusahaan di Dalam Pengaturan Sumber Daya Manusia
A. Lingkungan Umum / Remote Environment
Lingkungan ini ialah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang mempunyai ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut intinya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1.      Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah menciptakan terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan tunjangan luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah menciptakan dunia perjuangan kesulitan untuk mendapat kredit yang memadai untuk berbagi usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua problem diatas sangat menyulitkan bagi dunia perjuangan di Indonesia ketika ini.
2.      Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada ketika ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia perjuangan maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan kegiatan Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya. Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi.
3.      Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada ketika ini, sedikit-banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang besar lengan berkuasa pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional, pemerintah tetap menunjukkan komitmen untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo sampai tahun 2003. Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
4.      Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektro dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi ketika ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5.      Faktor Ekologi
Pada ketika ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba menciptakan produk yang ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali.

B. Lingkungan Industri
Lingkungan industri ialah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal mempunyai implikasi yang relatif lebih spesifik dan pribadi terhadap operasionalisasi perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:
1.      Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek,dan penggagas dalam perluasan global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak pribadi telah mengambarkan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka perluasan dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam perluasan ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang dipakai dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang sanggup masuk ke industri ini ialah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang gres untuk sanggup memasuki industri ini, lantaran banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibentuk biar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.
2.      Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yang pada selesai Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan contohnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan pribadi internasional, lantaran tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.
Jadi melihat hal di atas terperinci potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum digarap.
3.      Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak menggunakan kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat, jaringan kabel usang (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah bisa memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, lantaran pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jikalau terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4.      Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan insan satu dengan insan lainnya melalui banyak sekali media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jikalau kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang sanggup mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.
5.      Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh hukum mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, ialah sebagai berikut: Perusahaan swasta sanggup menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak administrasi dengan PT Telkom dan PT Indosat.

C. Lingkungan Operasi
Lingkungan ini mencakup faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapat sumber daya atau dalam laba pemasaran barang dan jasa perusahaan.
1.      Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup penting gambaran perusahaan.
2.      Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat mencakup rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional ialah kalangan bisnis, yang banyak dipakai untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai efek terhadap pertumbuhan volume pemakaian telekomunikasi internasional.

3.      Pemasok
Peralatan-peralatan yang dipakai untuk pengadaan telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi. Sehingga, sebagian besar peralatan tersebut didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang dibutuhkan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, menyerupai pendapatan incoming call, cukup membantu.
4.      Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan laba maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapat tunjangan dari kreditor pada jumlah yang memadai.
5.      Sumber Daya Manusia
Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan kegiatan training berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.










BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Bisnis utama Indosat ialah menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional.
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan usul pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam kala kompetisi.
Pengaruh faktor eksternal perusahaan PT. Indonesian Satellite Corporation, Tbk (Indosat) di dalam pengaturan sumber daya insan disebabkan oleh 3 lingkungkan, yaitu:
1.      Lingkungan Umum / Remote Environment
2.      Lingkungan Industri
3.      Lingkungan Operasi
















DAFTAR PUSTAKA


http://www.angelfire.com/id/akademika/msstrasat98.html

Belum ada Komentar untuk "Analysis Faktor Internal Atau Faktor Eksternal Di Dalam Prosedur Pengaturan Sumber Daya Insan Sebuah Perusahaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel