Contoh Laporan Hasil Peninjauan Lapangan Di Pasar Lambaro. Penjualan Tomat

2.1 Sejarah Singkat Pasar Induk Lambaro
Pasar Induk Lambaro merupakan salah satu daerah perjuangan yang bergerak dibidang pertanian dan perikanan dan peternakan. Pasar Induk Lambaro bangun sesudah tsunami yang di bantu oleh pemerintah jepang supaya mudahnya dalam melaksanakan jual beli, namun pasca tsunami pasar direhabilitasi dan direkonstruksi.

2.2 Aktivitas Pasar
Aktivitas pemasaran di Pasar Induk Lambaro  dimulai semenjak pukul 04.00 WIB. Sayur dan buah asal Brastagi, contohnya menyerupai tomat mulai dibongkar dari kendaraan beroda empat truk pengangkut.  Keseluruhan biaya transportasi ditanggung sendiri oleh pedagang besar seharga Rp 500/Kg tomat. Tomat tersebut kemudian didistribusikakepada pengecer. Pengecer diwilayah Aceh Besar dan Banda Aceh  pribadi membeli sendiri tomat tersebut pada pedagang besar di Pasar Induk Lambaro. Tomat dikirimkan oleh pedagang besar melalui angkutan, dimana biaya transportasi dibebankan kepada pedagang pengecer. Dan selanjutnya dijual kepada konsumen.



2.3 Komoditas
            Komoditi tomat yang dipasarkan di Pasar Induk Lambaro terdiri atas dua jenis yaitu Tomat Medan yang bentuknya bundar dan Tomat Aceh yang bentuknya beriris atau bergelombang. Tomat Medan biasanya batangnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Tomat Aceh, begitu juga dengan tingkat harganya, Tomat Medan lebih tinggi tingkat harganya daripada Tomat Aceh. Diantara keduanya yang lebih disukai konsumen yaitu Tomat Medan, lantaran jikalau dilihat dari segi rasa Tomat Aceh lebih asam dari pada Tomat Medan.

2.4 Profil Pedagang
Pak Ibrahim yaitu seorang kepala rumah tangga yang berumur 52 tahun. Pak Ibrahim mempunyai seorang istri yang berjulukan Ibu Maryam yang berumur 40 tahun dan 6 orang anak, dimana 3 orang anaknya sudah meninggal dunia. Sekarang tinggal 3 orang lagi, anak yang pertama kelahiran 1983 kuliah di FKIP B.Inggris Unsyiah, yang kedua kelahiran 1987 kuliah di Akbid Fakinah, dan yang ketiga kelahiran 1990 kuliah di Kesehatan Cut Nyak Dien. Pak Ibrahim dan Ibu Maryam ini tidak mempunyai pekerjaan sampingan melainkan hanya berdagang saja. Mereka hanya mengandalkan berdagang di Pasar Induk Lambaro untuk menghidupi keluarganya. Pak Ibrahim sudah mulai berdagang semenjak tahun 1993 (± 18 Tahun). Mereka berdagang tiap hari dari pukul 6 pagi hingga dengan pukul 7 sore.
Bapak Ibrahim selaku pedagang pengecer dalam sehari membeli tomat dari pedagang besar sebanyak 1 tong (40/50 kg), dimana perkilo nya dijual dengan harga Rp. 7000/kg. Sedangkan pada hari besar keagamaan atau hari besar lainnya itu tergantung kondisi, paling murah dijual seharga Rp. 2000/kg. Bapak Ibrahim selaku pedagang di Pasar Induk Lambaro menjual tomat sebanyak 4-6 tong/hari. Satu tong dihargai senilai Rp 350.000 .

2.5 Retribusi Pasar
Sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Aceh Besar, bahwa orang pribadi atau tubuh yang melaksanakan aktivitas perjuangan dan berada di lokasi pasar maupun lingkungannya (subyek Retribusi), diwajibkan untuk membayar retribusi (retribusi pasar = retribusi golongan jasa umum).
Cara penghitungan tarif retribusi di Pasar  Induk Lambaro: Seorang pedagang menempati lapak  dengan luas 2 m x 3 m = 6 m­­­­­­2
Tarif retribusi 1 hari = 6 m2 = Rp. 5.000,-/hari untuk semua komoditi, lantaran bukan hanya satu komoditi  saja yang dipasarkan, tetapi ada 5 komoditi yaitu Kol, Buncis, Alpukat, Wortel, dan Tomat.
Maka tarif retribusi untuk semua komoditi yaitu Rp. 5000/5 = Rp.1000/komoditi.
Jadi dalam 1 bulan = Rp. 1000 x 30 = Rp. 30000.



BAB III
HASIL DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Target Kegiatan Bakti Profesi
Adapun sasaran aktivitas Bakti Profesi disini yaitu sebagai berikut:
1.      Mengetahui dan mengenal Profil Pedagang Tomat di Kawasan Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar.
2.      Mengetahui jenis tomat yang dijual.
3.      Melihat secara pribadi proses penjualan buah tomat.
4.      Mengetahui pendapatan perbulan dan konsumsi perharinya.
5.      Menyerap pengetahuan mudah dilapangan ihwal penjualan tomat di Pasar Induk Lambaro.

3.2 Modal usaha
Pak Ibrahim memulai usahanya dengan modal sebesar Rp. 4.000.000. Dimana modal tersebut merupakan modal pemberian bukan dari modal sendiri. Besarnya modal tersebut dipakai oleh pedagang sayuran tomat untuk memenuhi kebutuhan usahanya menyerupai untuk membeli tomat yang diperoleh pribadi dari biro tomat di Brastagi dan biaya transportasi dari Brastagi ke Pasar Induk Lambaro. Dimana modal tersebut semakin usang semakin bertambah jumlahnya, dikarenakan kebutuhan yang juga bertambah.


3.3 Sumber Barang
Untuk memenuhi usul tomat dikota Banda Aceh dan sekitarnya,  pedagang besar di Pasar Induk Lambaro memperoleh tomat dari biro tomat di Brastagi. Oleh pedagang besar tomat tersebut didistribusikan ke pengecer dan hingga pada konsumen akhir.


3.4 Sistem Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan untuk menjelaskan konsep, harga, promosi, dan distribusi, sejumlah ilham barang dan jasa untuk membuat pertukaran yang bisa memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pemasaran juga meliputi kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang bekerjasama dengan perpindahan barang-barang kebutuhan dari tangan produsen hingga ketangan konsumen akhir.
Di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar  sistem  pemasaran yang dipakai sanggup dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Sistem Pemasaran Tomat di Pasar Induk Lambaro

            Berdasarkan hasil aktivitas Bakti Profesi di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar, Pak Ibrahim dan Buk Maryam membeli dari pedagang besar kemudian menjualnya di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar. Terkadang ada juga yang membeli dari Bu Maryam untuk dijual lagi.

3.5 Harga Jual dan Harga Beli
Tomat dibeli dari pedagang besar dengan harga Rp. 5000, sedangkan dijual oleh pedagang pengecer sebesar Rp. 7000. Untuk harga produk ini tidak sanggup dipastikan lantaran tegantung pada keadaan dan situasi pasar. Jika tomat yang terdapat di pasar dalam jumlah yang banyak maka sanggup dipastikan bahwa harga buah tomat perkilogram akan lebih murah namun apabila jumlah buah tomat yang tersedia di pasar sedikit sekali atau terbatas sedangkan jumlah usul bertambah maka harganya akan menjadi mahal. Kaprikornus sanggup disimpulkan bahwa harganya tidak tetap, berkisar antara Rp. 2000 – Rp. 7500,- perkilogramnya..
            Kebutuhan pasar akan buah tomat dari tahun ketahun terus meningkat, disamping konsumsi dalam negri yang cukup besar, tomat juga merupakan komoditi ekspor yang sangat menggiurkan bagi para pemasok. Kendala yang sering dihadapi dalam memenuhi peluang pasar terutama terletak pada ketidak sesuaian antara kualitas yang diharapkan dengan kualitas produk yang dihasilkan.





3.6 Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yang dipakai oleh pedagang besar adalah:
No
Perincian Biaya
Total Biaya
(Rp)
1
Transportasi
25.000
2
Pajak (sewa daerah dan kebersihan)
5.000
3
Konsumsi
20.000

Jumlah
50.000
Sumber : Pedagang Tomat, 2011
Dari tabel diatas sanggup dilihat bahwa biaya pemasaran yang dikeluarkan Bapak Ibrahim  yaitu Rp 50.000.
Dimana biaya untuk transportasi dari Brastagi yaitu sebesar Rp. 500/Kg tomat. Dalam satu tong tomat biaya transportasinya yaitu 50 Kg x Rp. 500 = Rp. 25000. Biaya pemasaran yang dipakai oleh pengecer untuk membayar retribusi pasar senilai Rp. 5000 untuk 5 komoditi.
            Nilai susut hanya terjadi jikalau pada ketika pengangkutan, tomat banyak yang hancur dikarenakan jalan yang rusak. Selain itu juga ada tomat yang amis lantaran tidak habis terjual.

3.7 Keuntungan
a.         Hasil tomat diperkirakan 40/50 kg dalam 1 tong.
b.         Total penerimaan yang diperoleh oleh pedagang tomat yaitu :
TR = P x Q
      = Rp 7000 x 50kg  = Rp 350.000/hari
c.         Total biaya yang dipakai oleh pedagang tomat adalah:
TC = Biaya Pembelian + Biaya Transportasi
      =  Rp 350.000 + Rp 500
      =  Rp 350.500/hari
Maka laba yang di peroleh per tong adalah:
π = TR- TC
   = Rp 350.000 – Rp 350.500
   = Rp 500/hari

3.8 Kendala Aktivitas
Kendala yang dihadapi oleh pedagang yaitu kadang kala tomat yang dijual belum tentu sehari itu bisa terjual habis. Jika dalam sehari itu tomat tidak habis terjual maka kemungkinan tomat tersebut bisa membusuk. Tomat-tomat tersebut sanggup bertahan dalam waktu ± 3 hari. Selain itu tidak menentunya harga dipasaran yang disebabkan oleh fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah komoditi yang dihasilkan.
            Kendala yang dihadapi oleh Mahasiswa yaitu pada ketika melaksanakan aktivitas Bakti Profesi, ketika wawancara Pak Ibrahim dan Ibu Maryam sedang sibuk-sibuknya melayani pembeli yang tiba pada ketika itu, sehingga wawancara sulit dilakukan. Selain itu, penulis hanya bisa meneliti satu pedagang, bila terlalu banyak pedagang akan mengganggu aktifitas jual beli.


3.9 Solusi       
Dalam Bakti Profesi banyak permasalahan dan hambatan yang terjadi. Namun, suatu duduk masalah itu tetap harus bisa diatasi. Solusi yang sanggup diberikan yaitu dengan memakai modal sendiri untuk perjuangan kecil-kecilan terlebih dahulu dan sanggup berkerja sama dengan pedagang lain supaya perjuangan sanggup berjalan dengan lancar.
Adapun duduk masalah yang ditemukan selama Bakti Profesi yang dilakukan yaitu dalam pemasaran tomat ini sangat tergantung pada demam isu atau cuaca lantaran tomat merupakan tanaman yang gampang rusak.











BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil aktivitas Bakti Profesi yang telah dilakukan adalah:
1.      Komoditi tomat yang dipasarkan di Pasar Induk Lambaro terdiri atas dua jenis yaitu Tomat Medan yang bentuknya bundar dan Tomat Aceh yang bentuknya beriris atau bergelombang. Diantara keduanya yang paling disukai konsumen yaitu Tomat Medan lantaran rasanya lebih manis dari pada Tomat Aceh.
2.      Harga tomat yang dibeli pedagang pengecer dari pedagang besar yaitu Rp. 5000/kg. Tetapi harga tomat yang dijual kepada konsumen yaitu Rp. 7000/kg.

4.2 Saran
Adapun saran yang sanggup diberikan adalah:
Diharapkan kepada pedagang pengecer sebaiknya lebih memperhatikan kondisi daerah komoditi diletakkan, supaya komoditi yang dipasarkan tidak gampang rusak sehingga nilai ekonomisnya tetap tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Irawan dan Swastha. 1990. Saluran Pemasaran. BPFE. Yogyakarta.
Soekartawi, 1982. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian dan Teori Aplikasi. Sinar Bandung. Bandung

Sunarjono, Hendro. 2009. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Depok.


.











   
 


        

Belum ada Komentar untuk "Contoh Laporan Hasil Peninjauan Lapangan Di Pasar Lambaro. Penjualan Tomat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel