Frithjof Schuon. Biografi Pemikiran
Frithjof Schuon lahir di Basel, Swiss, 8 Juni 1907. Seorang hebat perbandingan agama kontemporer dan salah satu pemimpin aliran filsafat perenial (metafisika tradisional keagamaan yang memperlihatkan hakikat kenyataan Illahi dalam segala sesuatu: kehidupan dan pikiran) yang sangat mempunyai otoritas di bidangnya.
Pada mulanya ia menganut aliran Katolik, kemudian hidup sebagai seorang gnostik (ajaran yang skeptis terhadap teologi resmi gereja). Setelah melewati pengembaraan intelektual yang cukup lama, hasilnya pada awal tahun 60-an ia menentukan pilihannya untuk menjadi seorang muslim dan menyandang nama Muhammad Isa Nuruddin.
Schuon berasal dari keturunan Jerman. Ayahnya seorang musisi dan keluarganya pada umumnya menggeluti bidang seni, termasuk kesusastraan Timur dan Eropa. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya, Basel, dan bersekolah di sana hingga ayahnya meninggal. Setelah itu ia dibawa oleh ibunya ke Mulhouse, Prancis, dan menjadi warga negara Prancis. Ia melanjutkan pendidikannya di sana. Dengan demikian, dalam usia yang relatif muda Schuon telah menguasai dengan tepat dua bahasa penting: Jerman dan Prancis. Pada usia 16 tahun Schuon meninggalkan sekolah dan berniat menjadi desainer tekstil, cita-citanya semenjak masa kanak-kanak.
Sedari kecil pula ia telah tertarik dengan dunia Timur. Ia menggandrungi Bhagavad Gita (kitab spiritual Hindu) sebagai mana ia menyenangi Kisah 1001 Malam. Ia juga mempunyai kecenderungan alamiah terhadap metafisika dan telah membaca filsafat Plato* (filsuf Yunani; 427-347 SM) serta karya-karya besar Rene Guenon (filsuf metafisika Prancis) dikala ia masih tergolong muda.
Setelah menuntaskan dinas militer Prancis selama 1,5 tahun, Schuon mengunjungi Paris. Di kota ini ia tidak hanya sekedar meneruskan profesi sebagai desainer, melainkan juga mulai berguru bahasa Arab di mesjid Paris dan mengenal lebih mendalam kesenian tradisional, khususnya yang berasal dari Asia. Periode ini menandai semakin kuatnya ketajaman intelektual Schuon yang dipadukan dengan pergaulannya yang semakin intens dengan dunia tradisional, terutama sehabis ia berkunjung ke Aljazair pada tahun 1932.
Kunjungannya ke Aljazair merupakan persentuhan konkret pertama Schuon dengan peradaban tradisional dan dunia Islam. Di sini ia mendapat pengetahuan wacana tasawuf dari tangan pertama. Pada kunjungan kedua ke Afrika Utara pada tahun 1935, ia tidak hanya mengunjungi Aljazair tetapi juga Maroko. Kemudian pada tahun 1938 ia bertolak ke Cairo, Mesir, dan bertemu dengan Rene Guenon sehabis bertahun-tahun hanya saling berkirim surat. Pada tahun 1939, sebelum menuju India, pecah Perang Dunia II. Keadaan ini memaksa Schuon pulang ke Prancis dan kembali memasuki dinas militer. Beberapa bulan kemudian ia tertawan dan dipenjarakan oleh tentara Jerman. Ketika mengetahui bahwa Schuon berasal dari keturunan Jerman, mereka berhasrat merekrutnya menjadi tentara Jerman. Schuon menolak dan menentukan kabur ke Swiss, yang kelak memberinya status kewarganegaraan. Di negara ini ia tinggal selama 40 tahun.
Pada tahun 1949 Schoun menikah dengan perempuan keturunan Jerman-Swiss yang juga berpendidikan Prancis. Wanita ini, selain berbakat melukis, juga mempunyai minat yang tinggi terhadap agama dan metafisika. Di Swiss pulalah sebagian karya Schuon lahir dan menyebabkannya banyak dikunjungi oleh para sarjana dan pemikir agama populer dari Timur dan Barat. Sewaktu-waktu Schuon juga mengunjungi negara lain, menyerupai Maroko. Pada tahun 1968 ia ke Turki dan di sana ia menghabiskan sebagian waktunya untuk berziarah ke makam Bunda Maria di Kusadasi, bersahabat kota Efesus. Pada tahun 1959 dan 1963 Schuon melaksanakan kunjungan ke Amerika Serikat, berkunjung ke suku-suku Indian, dan bersama istrinya diterima sebagai anggota keluarga suku Sioux dan Crow di South Dakota dan Montana. Kunjungannya ke banyak sekali belahan bumi selalu diabadikannya dalam bentuk buku atau tulisan.
Download
Firthjof Schuon. Karya dan Pemikiran
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Pada mulanya ia menganut aliran Katolik, kemudian hidup sebagai seorang gnostik (ajaran yang skeptis terhadap teologi resmi gereja). Setelah melewati pengembaraan intelektual yang cukup lama, hasilnya pada awal tahun 60-an ia menentukan pilihannya untuk menjadi seorang muslim dan menyandang nama Muhammad Isa Nuruddin.
Schuon berasal dari keturunan Jerman. Ayahnya seorang musisi dan keluarganya pada umumnya menggeluti bidang seni, termasuk kesusastraan Timur dan Eropa. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya, Basel, dan bersekolah di sana hingga ayahnya meninggal. Setelah itu ia dibawa oleh ibunya ke Mulhouse, Prancis, dan menjadi warga negara Prancis. Ia melanjutkan pendidikannya di sana. Dengan demikian, dalam usia yang relatif muda Schuon telah menguasai dengan tepat dua bahasa penting: Jerman dan Prancis. Pada usia 16 tahun Schuon meninggalkan sekolah dan berniat menjadi desainer tekstil, cita-citanya semenjak masa kanak-kanak.
Sedari kecil pula ia telah tertarik dengan dunia Timur. Ia menggandrungi Bhagavad Gita (kitab spiritual Hindu) sebagai mana ia menyenangi Kisah 1001 Malam. Ia juga mempunyai kecenderungan alamiah terhadap metafisika dan telah membaca filsafat Plato* (filsuf Yunani; 427-347 SM) serta karya-karya besar Rene Guenon (filsuf metafisika Prancis) dikala ia masih tergolong muda.
Setelah menuntaskan dinas militer Prancis selama 1,5 tahun, Schuon mengunjungi Paris. Di kota ini ia tidak hanya sekedar meneruskan profesi sebagai desainer, melainkan juga mulai berguru bahasa Arab di mesjid Paris dan mengenal lebih mendalam kesenian tradisional, khususnya yang berasal dari Asia. Periode ini menandai semakin kuatnya ketajaman intelektual Schuon yang dipadukan dengan pergaulannya yang semakin intens dengan dunia tradisional, terutama sehabis ia berkunjung ke Aljazair pada tahun 1932.
Kunjungannya ke Aljazair merupakan persentuhan konkret pertama Schuon dengan peradaban tradisional dan dunia Islam. Di sini ia mendapat pengetahuan wacana tasawuf dari tangan pertama. Pada kunjungan kedua ke Afrika Utara pada tahun 1935, ia tidak hanya mengunjungi Aljazair tetapi juga Maroko. Kemudian pada tahun 1938 ia bertolak ke Cairo, Mesir, dan bertemu dengan Rene Guenon sehabis bertahun-tahun hanya saling berkirim surat. Pada tahun 1939, sebelum menuju India, pecah Perang Dunia II. Keadaan ini memaksa Schuon pulang ke Prancis dan kembali memasuki dinas militer. Beberapa bulan kemudian ia tertawan dan dipenjarakan oleh tentara Jerman. Ketika mengetahui bahwa Schuon berasal dari keturunan Jerman, mereka berhasrat merekrutnya menjadi tentara Jerman. Schuon menolak dan menentukan kabur ke Swiss, yang kelak memberinya status kewarganegaraan. Di negara ini ia tinggal selama 40 tahun.
Pada tahun 1949 Schoun menikah dengan perempuan keturunan Jerman-Swiss yang juga berpendidikan Prancis. Wanita ini, selain berbakat melukis, juga mempunyai minat yang tinggi terhadap agama dan metafisika. Di Swiss pulalah sebagian karya Schuon lahir dan menyebabkannya banyak dikunjungi oleh para sarjana dan pemikir agama populer dari Timur dan Barat. Sewaktu-waktu Schuon juga mengunjungi negara lain, menyerupai Maroko. Pada tahun 1968 ia ke Turki dan di sana ia menghabiskan sebagian waktunya untuk berziarah ke makam Bunda Maria di Kusadasi, bersahabat kota Efesus. Pada tahun 1959 dan 1963 Schuon melaksanakan kunjungan ke Amerika Serikat, berkunjung ke suku-suku Indian, dan bersama istrinya diterima sebagai anggota keluarga suku Sioux dan Crow di South Dakota dan Montana. Kunjungannya ke banyak sekali belahan bumi selalu diabadikannya dalam bentuk buku atau tulisan.
Download
Firthjof Schuon. Karya dan Pemikiran
Sumber
Suplemen Ensiklopedi Islam Diterbitkan Oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta Tahun 1996
Belum ada Komentar untuk "Frithjof Schuon. Biografi Pemikiran"
Posting Komentar