Gabriel Marcel. Saya Ini Apa?
"Aku ini apa?" pertanyaan metafisis yang menarik, suatu pertanyaan yang menyangkut baik "Aku" maupun "Ada". Aku adalah...., kemudian sanggup kita isi data menyerupai terdapat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP), paspor atau surat resmi lainnya: nama....., lahir di....., pada tanggal dan tahun....., pekerjaan....., alamat...... Semua data yang memperlihatkan identitas saya tersebut secara objektif benar. Tetapi pertanyaannya kemudian adalah, saya yaitu semuanya itu? Tentunya saya akan dianggap membohongi pegawai di loket instansi pemerintah jikalau saya menyampaikan "tidak". Semua data itu yaitu ciri-ciri yang saya punya, namun jangan lupa bahwa realitas saya jauh melebihi data-data tersebut.
Demikian, dalam kehidupan biasa saya cenderung menyamakan "Aku" (dan lebih-lebih orang lain) dengan apa yang saya (atau dia) punya. Perlu kita lukiskan perbedaan yang amat sulit antara etre dan avoir, atau antara "Ada" dan "mempunyai". Itulah kiranya salah satu langkah penting untuk mendekati problem metafisis yang dengan maksud tersebut Marcel mengusahakan apa yang disebutnya "suatu fenomenologi wacana mempunyai".
Bila kita membandingkan "saya memiliki tubuhku" dengan "saya memiliki anjingku", tampaklah suatu analogi tertentu. Dalam kedua kasus ini kita melihat suatu klaim, suatu keperluan untuk memelihara, dan suatu penguasaan. Semua faktor ini sudah kita temukan sebagai ciri-ciri yang menandai "mempunyai". Tetapi sekurang-kurangnya ada tiga aspek yang mengakibatkan analogi antara badan dan anjing harus dihentikan:
(1) antara saya dan tubuhku tidak terdapat struktur qui-quid menyerupai antara saya dan anjingku
(2) badan tidak berada di luar saya menyerupai halnya dengan anjing
(3) saya tidak merupakan "yang lain" terhadap tubuhku menyerupai halnya saya memang merupakan "yang lain" terhadap anjingku.
Kesulitan-kesulitan sejenis muncul jikalau kita memandang badan sebagai alat. Sebuah alat berada di tengah pemakai dan hal yang dikerjakan. Martil contohnya berada antara tukang kayu dan papan yang sedang dikerjakan. Tetapi badan tidak berada antara dua benda atau dua "kutub". Tubuh tidak berada antara saya dan apa yang sedang dikerjakan. Bila saya sedang menulis misalnya, badan tidak berada antara "aku" dan kertas.
Meskipun antara badan dan alat-alat terdapat korelasi erat, malah terdapat a deep community of nature, kata Marcel. Yang menggunakan sebuah alat seharusnya memiliki hakikat yang sama menyerupai alat yang dipakainya. Bagaimana tangan sanggup memegang martil kalau keduanya tidak memiliki hakikat material yang sama? Namun, seandainya badan itu sendiri merupakan alat bagi jiwa, harus ada komplotan hakikat pula antara saya (jiwa) dan badan sebagai alat. Dengan kata lain, jiwa harus bersifat fisis dan badan harus bersifat psikis.
Demikian, jikalau kita menganggap badan sebagai alat, kita terjerat dalam rupa-rupa kesulitan yang tidak ada jalan keluarnya. Kesimpulannya, bahwa sejauh badan yaitu tubuhku, badan tidak merupakan objek yang sanggup dihadapkan dengan saya sebagai subjek. Tubuh yaitu "alat absolut", kata Marcel, artinya alat yang memungkinkan alat-alat akan tetapi tidak merupakan alat bagi sesuatu yang lain. Selain itu, badan yaitu "prototipe" dibidang "mempunyai", artinya yang memungkinkan untuk memiliki tetapi tidak dipunyai oleh sesuatu yang lain.
Apakah hal tersebut berarti bahwa saya identik dengan tubuhku? Apakah hal tersebut berarti bahwa sama sekali tidak ada mediasi (penengah) apa pun antara saya dan tubuhku? Apakah badan tidak sedikit pun berperan sebagai penengah? Sulit juga untuk mendapatkan kesimpulan serupa itu. Saya tidak identik begitu saja dengan tubuhku. Mustahil contohnya setiap kali mengganti kata "saya" dengan "tubuhku". Tetapi terang bahwa penengahan antara saya dan tubuhku tidaklah bersifat instrumental.
Penengahan itu tidak berlangsung melalui badan sebagai alat. Lalu penengahan itu bagaimana? Marcel menyebutnya sympathetic mediation. Yaitu penengahan pada taraf "merasakan". Saya yaitu tubuhku, hanya sejauh saya yaitu makhluk yang merasakan. Hanya sejauh saya mencicipi tubuhku, badan yaitu tubuhku. Yang dimaksud di sini dengan "merasakan" ialah terutama apa yang boleh disebut "persepsi batin", menyerupai bila saya merasa lelah, lapar, penuh gairah, dan lain sebagainya. Untuk sanggup mencicipi sesuatu yang lain, lebih dahulu badan harus dirasakan sebagai tubuhku. Dalam hal "merasakan", badan memiliki prioritas absolut.
Dalam filsafat psikologi modern fenomena "merasakan" ini sering salah dimengerti. Dalam konteks ini Marcel secara khusus mengkritik apa yang disebut "teori pesan" (message theory), yaitu suatu pengandaian umum yang dalam banyak sekali variasi terdapat keterangan-keterangan ilmiah wacana perasaan. Menurut pendapat psikologi modern tersebut, proses "merasakan" harus dimengerti sebagai suatu "pesan" dari luar yang diterima di dalam subjek. Jadi, ada dua kutub, kutub yang menyiarkan pesan dan kutub yang menerima.
Inti kritik Marcel terhadap pendapat tersebut yaitu bahwa garis pemisah yang ditarik di sini antara "di luar" dan "di dalam" harus ditolak. Hal tersebut terutama tampak dari kenyataan bahwa "menerima" dalam hal perasaan tidak pernah sama dengan "menerima" yang semata-mata pasif. Menurut Marcel "menerima" di sini harus dimengerti sebagai partisipasi, membuka diri, menawarkan diri. "menerima" menyerupai tuan rumah menyambut tamu-tamunya. Sementara itu "merasakan" berarti mendapatkan dalam wilayah yang merupakan wilayah "saya". Dengan perkataan lain, mencicipi harus terjadi melalui badan yang dialami sebagai tubuhku.
Download di Sini
Sumber:
Bertens, K. "Filsafat Barat Kontemporer, Prancis". 2001. Gramedia. Jakarta
Baca Juga
1. Gabriel Marcel. Biografi
2. Pemikiran Filosofis Gabriel Marcel
3. Makna Kehadiran Orang Lain Bagi Saya. Tinjauan Filosofis Gabriel Marcel
4. Gabriel Marcel. Kehadiran
5. Gabriel Marcel. Tubuh sebagai Tubuhku
6. Gabriel Marcel. Ada dan Mempunyai
7. Gabriel Marcel. Engkau Absolut
8. Gabriel Marcel. Problem dan Misteri
(1) antara saya dan tubuhku tidak terdapat struktur qui-quid menyerupai antara saya dan anjingku
(2) badan tidak berada di luar saya menyerupai halnya dengan anjing
(3) saya tidak merupakan "yang lain" terhadap tubuhku menyerupai halnya saya memang merupakan "yang lain" terhadap anjingku.
Kesulitan-kesulitan sejenis muncul jikalau kita memandang badan sebagai alat. Sebuah alat berada di tengah pemakai dan hal yang dikerjakan. Martil contohnya berada antara tukang kayu dan papan yang sedang dikerjakan. Tetapi badan tidak berada antara dua benda atau dua "kutub". Tubuh tidak berada antara saya dan apa yang sedang dikerjakan. Bila saya sedang menulis misalnya, badan tidak berada antara "aku" dan kertas.
Meskipun antara badan dan alat-alat terdapat korelasi erat, malah terdapat a deep community of nature, kata Marcel. Yang menggunakan sebuah alat seharusnya memiliki hakikat yang sama menyerupai alat yang dipakainya. Bagaimana tangan sanggup memegang martil kalau keduanya tidak memiliki hakikat material yang sama? Namun, seandainya badan itu sendiri merupakan alat bagi jiwa, harus ada komplotan hakikat pula antara saya (jiwa) dan badan sebagai alat. Dengan kata lain, jiwa harus bersifat fisis dan badan harus bersifat psikis.
Demikian, jikalau kita menganggap badan sebagai alat, kita terjerat dalam rupa-rupa kesulitan yang tidak ada jalan keluarnya. Kesimpulannya, bahwa sejauh badan yaitu tubuhku, badan tidak merupakan objek yang sanggup dihadapkan dengan saya sebagai subjek. Tubuh yaitu "alat absolut", kata Marcel, artinya alat yang memungkinkan alat-alat akan tetapi tidak merupakan alat bagi sesuatu yang lain. Selain itu, badan yaitu "prototipe" dibidang "mempunyai", artinya yang memungkinkan untuk memiliki tetapi tidak dipunyai oleh sesuatu yang lain.
Apakah hal tersebut berarti bahwa saya identik dengan tubuhku? Apakah hal tersebut berarti bahwa sama sekali tidak ada mediasi (penengah) apa pun antara saya dan tubuhku? Apakah badan tidak sedikit pun berperan sebagai penengah? Sulit juga untuk mendapatkan kesimpulan serupa itu. Saya tidak identik begitu saja dengan tubuhku. Mustahil contohnya setiap kali mengganti kata "saya" dengan "tubuhku". Tetapi terang bahwa penengahan antara saya dan tubuhku tidaklah bersifat instrumental.
Penengahan itu tidak berlangsung melalui badan sebagai alat. Lalu penengahan itu bagaimana? Marcel menyebutnya sympathetic mediation. Yaitu penengahan pada taraf "merasakan". Saya yaitu tubuhku, hanya sejauh saya yaitu makhluk yang merasakan. Hanya sejauh saya mencicipi tubuhku, badan yaitu tubuhku. Yang dimaksud di sini dengan "merasakan" ialah terutama apa yang boleh disebut "persepsi batin", menyerupai bila saya merasa lelah, lapar, penuh gairah, dan lain sebagainya. Untuk sanggup mencicipi sesuatu yang lain, lebih dahulu badan harus dirasakan sebagai tubuhku. Dalam hal "merasakan", badan memiliki prioritas absolut.
Dalam filsafat psikologi modern fenomena "merasakan" ini sering salah dimengerti. Dalam konteks ini Marcel secara khusus mengkritik apa yang disebut "teori pesan" (message theory), yaitu suatu pengandaian umum yang dalam banyak sekali variasi terdapat keterangan-keterangan ilmiah wacana perasaan. Menurut pendapat psikologi modern tersebut, proses "merasakan" harus dimengerti sebagai suatu "pesan" dari luar yang diterima di dalam subjek. Jadi, ada dua kutub, kutub yang menyiarkan pesan dan kutub yang menerima.
Inti kritik Marcel terhadap pendapat tersebut yaitu bahwa garis pemisah yang ditarik di sini antara "di luar" dan "di dalam" harus ditolak. Hal tersebut terutama tampak dari kenyataan bahwa "menerima" dalam hal perasaan tidak pernah sama dengan "menerima" yang semata-mata pasif. Menurut Marcel "menerima" di sini harus dimengerti sebagai partisipasi, membuka diri, menawarkan diri. "menerima" menyerupai tuan rumah menyambut tamu-tamunya. Sementara itu "merasakan" berarti mendapatkan dalam wilayah yang merupakan wilayah "saya". Dengan perkataan lain, mencicipi harus terjadi melalui badan yang dialami sebagai tubuhku.
Download di Sini
Sumber:
Bertens, K. "Filsafat Barat Kontemporer, Prancis". 2001. Gramedia. Jakarta
Baca Juga
1. Gabriel Marcel. Biografi
2. Pemikiran Filosofis Gabriel Marcel
3. Makna Kehadiran Orang Lain Bagi Saya. Tinjauan Filosofis Gabriel Marcel
4. Gabriel Marcel. Kehadiran
5. Gabriel Marcel. Tubuh sebagai Tubuhku
6. Gabriel Marcel. Ada dan Mempunyai
7. Gabriel Marcel. Engkau Absolut
8. Gabriel Marcel. Problem dan Misteri
Belum ada Komentar untuk "Gabriel Marcel. Saya Ini Apa?"
Posting Komentar