Ruang Lingkup. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
Kelahiran bidang ini menerima ide dari pemikiran-pemikiran Karl Marx*, Emile Durkheim*, dan Max Weber*, walaupun secara formal, sosiologi industri lahir pada kurun waktu antara Perang Dunia I dan II, dan secara matang tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an (Grint, 2000:448). Dari aliran Karl Marx* setidaknya teori revolusi proletariat dari tumbuhnya alienasi, serta eksploitasi ekonomi, pengaruhnya sangat dirasakan pada periode antara Perang Dunia I dan II, manakala terjadi lonjakan pengangguran dan krisis ekonomi dunia, walaupun realitanya efek ini kurang dominan. Kemudian gagasan Emile Durkheim* yang ditulis dalam buku Division of Labour (1933)*, menawarkan donasi yang berarti dalam sosiologi industri terutama dengan konsep dan teorinya wacana norma dan bentuk solidaritas organik dan mekaniknya. Sedangkan dari aliran Weber*, merupakan jantung dalam pembentukan sosiologi industri.
Dengan menentang klarifikasi materialis Marx* mengenai kemunculan kapitalisme, Max Weber* (1949) berpandangan bahwa gagasan pun mempunyai peranan penting, khususnya yang berkaitan dengan moral kerja Protestan. Namun, yang paling banyak dibicarakan analisis Max Weber* tersebut yaitu wacana birokrasi dan signifikansi dari dominannya bentuk-bentuk otoritas legal-formal, yakni otoritas yang legitimasinya berakar pada aturan-aturan dan mekanisme formal (Grint, 2000:488).
Dalam perkembangannya, sosiologi industri semenjak tahun 1980-an terdapat empat tema gres yang muncul dalam riset-riset sosiologi industri.
a. Sosiologi industri yang menekankan gaya tradisional yang patriarkat, menawarkan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme* dan riset. Dalam pendekatan ini, kerja sanggup direduksi menjadi pekerjaan orang-orang kerah biru di pabrik-pabrik, diperlawankan dan dikontraskan dengan kerja domestik yang tidak bergaji dan meningkatnya jumlah perempuan part-timer yang mengerjakan pekerjaan klerikal dan jasa. Lebih jauh, gagasan-gagasan bahwa teknologi bersifat netral dan deterministik, diperlihatkan sebagai unsur penting dalam mempertahankan kesinambungan patriarkat (Cockburn, 1983; Wajeman, 1991).
b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri, pergeseran dari Fordisme* (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post Fordisme*, perkembangan-perkembangan teknologi pengawasan dan bangkitnya individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan bangkitnya minat pada tugas norma dan dominasi diri yang sering kali dikaitkan dengan gagasan-gagasan Foucault* dan tokoh pascamodernis* lainnya (Reed dan Hughes, 1992).
c. Perkembangan teknologi gosip dan aplikasi-aplikasinya di bidang manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat untuk menerapkan gagasan-gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan Woolgar, 1994).
d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial wacana argumen-argumen bahwa pola-pola konsumsi merupakan sumber identitas individual (Hall, 1992:114).
Download
Untuk Melihat Biografi Tokoh dan Karya
1. Emile Durkheim
2. Karl Marx
3. Max Weber
4. Michel Foucault
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
a. Sosiologi industri yang menekankan gaya tradisional yang patriarkat, menawarkan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme* dan riset. Dalam pendekatan ini, kerja sanggup direduksi menjadi pekerjaan orang-orang kerah biru di pabrik-pabrik, diperlawankan dan dikontraskan dengan kerja domestik yang tidak bergaji dan meningkatnya jumlah perempuan part-timer yang mengerjakan pekerjaan klerikal dan jasa. Lebih jauh, gagasan-gagasan bahwa teknologi bersifat netral dan deterministik, diperlihatkan sebagai unsur penting dalam mempertahankan kesinambungan patriarkat (Cockburn, 1983; Wajeman, 1991).
Baca Juga
b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri, pergeseran dari Fordisme* (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post Fordisme*, perkembangan-perkembangan teknologi pengawasan dan bangkitnya individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan bangkitnya minat pada tugas norma dan dominasi diri yang sering kali dikaitkan dengan gagasan-gagasan Foucault* dan tokoh pascamodernis* lainnya (Reed dan Hughes, 1992).
c. Perkembangan teknologi gosip dan aplikasi-aplikasinya di bidang manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat untuk menerapkan gagasan-gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan Woolgar, 1994).
d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial wacana argumen-argumen bahwa pola-pola konsumsi merupakan sumber identitas individual (Hall, 1992:114).
Download
Untuk Melihat Biografi Tokoh dan Karya
1. Emile Durkheim
2. Karl Marx
3. Max Weber
4. Michel Foucault
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Belum ada Komentar untuk "Ruang Lingkup. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)"
Posting Komentar