Weber Dan Teori Tindakan

Teori tindakan yaitu salah satu pendekatan yang sangat kuat dalam ilmu-ilmu sosial. Pendirinya yaitu Max Weber*, salah seorang raksasa sosiologi modern di samping Durkheim* dan Marx*. Dua karya terpentingnya yaitu The Methodology of the Social Science dan Economy and Society. Meskipun berhasil sepenuhnya membebaskan diri dari tendensi saintisme, Weber* berusaha dengan sekuat tenaga untuk menemukan metode otonom bagi ilmu-ilmu sosial, dan ia menemukan konsep “tindakan” sebagai ladang yang subur bagi pemahamannya mengenai masyarakat. Dengan tegas ia membedakan “tindakan” (action) dan “perilaku” (behavior). Sementara “perilaku” merupakan acara naluriah tanpa pemaknaan subjektif, tindakan yaitu semua sikap sejauh pelakunya menghubungkannya dengan makna subjektif. Tindakan, jika demikian, yaitu suatu realisasi dan verbal fenomenal dari makna-makna transendental. Makna-makna, contohnya “keselamatan abadi”, “kebaikan hati”, “kerendahan hati”, tidak sanggup diobservasi alasannya yaitu bersifat numenal, namun tampil secara fenomenal dalam tindakan. Karena tak sanggup diobservasi, kita juga tidak sanggup memilih apakah makna itu rasional atau tidak, namun Weber* mau mempertahankan rasionalitas masyarakat dalam konsep tindakannya. Menurutnya, dalam modernitas ada dua macam tindakan rasional, yaitu zweckrationales Handeln (orientasi sarana-tujuan) dan wertrationales Handeln (orientasi realisasi nilai absolut).
Ini tampil dalam sistem ekonomi dan birokrasi modern, dan menurutnya, tindakan rasional inilah yang sanggup menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial. Menurutnya, meskipun tidak sanggup bebas nilai, ilmu-ilmu sosial sanggup mempunyai gengsi objektivisme sains, alasannya yaitu peneliti sanggup mendekati “makna” melalui “tindakan” yang fenomenal itu dengan sikap objektif.

Dengan distingsi numenal-fenomenal itu, pendekatan Weberian sanggup meninjau sejarah sebagai proses perealisasian makna-makna dalam tindakan sosial. Sejarah modernisasi, lalu, yaitu proses rasionalisasi masyarakat yang melibatkan aspek maknawi manusia. Sayangnya, Weber* gagal melepaskan diri dari cengkeraman saintisme, saat ia menegaskan pendekatannya bersifat objektif. Suatu duduk masalah fundamental dari Teori Tindakan ini justru terletak pada soal objektivisme itu. menurutnya, untuk meneliti tindakan, kita harus sanggup membedakannya dengan sikap berdasarkan makna yang mengorientasikannya. Padahal makna, katanya, tak sanggup diobservasi. Akibatnya, Weber* harus menegaskan bahwa makna itu dipostulatkan oleh peneliti. Akan tetapi, ini malah menjadikan soal, yaitu diskontinuitas antara makna yang dipostulatkan itu dan makna yang dihayati pelaku. Kalau demikian, hasil riset hanyalah fungsi dari makna si peneliti. Di sini Weber jatuh pada kearbiteran teoretis dan relativisme epistemologis. Konsekuensi lebih jauh bagi Weber* sendiri yaitu bahwa pandangan-pandangannya mengenai modernitas yaitu hasil dari relevansi-nilainya sebagai peneliti. Alhasil, bahwa “etos Protestan” yang dipilihnya sebagai matra maknawi modernitas tidak sanggup dipahami secara objektivistis ala sains. Sebaliknya, orang malah sanggup menawarkan bagaimana dengan objektivismenya Weber melegitimasikan modernitas kapitalis dengan risetnya itu.


Download


Sumber
Hardiman, Budi. F. 2002. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Kanisius. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Max Weber. Rasionalisasi
10. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
11. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
12. Weber dan Teori Tindakan
13. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
14. Pokok Bahasan Sosiologi

Belum ada Komentar untuk "Weber Dan Teori Tindakan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel