Kemunculan Dan Keruntuhan Sosiologi Marxian Di Amerika

Pada selesai 1960-an, teori Marxian risikonya mulai melaksanakan serangan-serangan penting memasuki teori sosiologis Amerika (Cerullo, 1994). Semakin banyak sosiolog berpaling kepada karya orisinil Marx*, dan juga kepada karya para Marxis, untuk menerima wawasan-wawasan yang akan bermanfaat bagi pengembangan sosiologi Marxian. Mula-mula hal itu hanya berarti bahwa risikonya para teoretisi Amerika membaca Marx* secara serius, tetapi kemudian banyak potongan penting karya akademik Marxian oleh para sosiolog Amerika.

Para teoretisi Amerika secara khusus tertarik kepada karya pedoman kritis, khususnya alasannya pedoman ini menggabungkan teori Marxian dan Weberian (Calhoun dan Karaganis, 2001). Banyak karya pedoman tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan sejumlah sarjana telah menulis buku-buku perihal pedoman kritis (misal, Jay, 1973; Kellner, 1993).

Seiring peningkatan minat tiba juga pemberian kelembagaan untuk orientasi tersebut. Beberapa jurnal mencurahkan perhatian yang besar kepada teori sosiologis Marxian, antara lain Theory and Society, Telos, and Marxist Studies. Suatu bab mengenai sosiologi Marxis di bentuk di dalam Asosiasi Sosiologis Amerika pada 1977. Bukan hanya generasi pertama para teoretisi kritis* yang kemudian populer di Amerika, tetapi juga para pemikir generasi kedua, khususnya Jurgen Habermas*, bahkan generasi para teoretisi ketiga menyerupai Axel Honneth*, menerima legalisasi yang luas.

Yang sangat penting ialah pengembangan potongan-potongan penting sosiologi Amerika yang dilakukan dari suatu sudut pandang Marxian. Untaiannya yang sangat signifikan yaitu sekelompok sosiolog yang menggarap sosiologi historis dari perspektif Marxian (misalnya, Skocpol, 1979; Wallerstein, 1974, 1980, 1989). Untaian lainnya ialah kelompok yang menganalisis ranah ekonomi dari perspektif sosiologis (contohnya, Baran dan Sweezy, 1966; Braverman, 1974; Burawoy, 1979). Lainnya lagi sedang menggarap sosiologi empiris yang agak tradisional, tetapi hal itu dilaksanakan menurut pengertian yang berpengaruh atas teori Marxian (Kohn, 1976, misalnya). Suatu perkembangan yang agak mutakhir dan menjanjikan yaitu Marxisme spasial. Sejumlah penting pemikir sosial (D. Harvey, 2000; Lefebvre, 1974-1991; Soja, 1989) sedang mengkaji geografi sosial dari suatu perspektif Marxian.

Akan tetapi, dengan pecahnya Uni Soviet dan tumbangnya rezim-rezim Marxis di seluruh dunia, teori Marxian mengalami masa-masa sulit pada 1990-an. Sebagian orang tetap sebagai Marxis yang tidak mau melaksanakan rekonstruksi; orang-orang yang lain terpaksa menyebarkan versi-versi teori Marxian yang dimodifikasi. Orang-orang yang lainnya lagi hingga pada kesimpulan bahwa teori Marxian harus ditinggalkan. Wakil dari posisi terakhir itu ialah buku After Marxism (1995) karya Roland Aronson. Baris paling pertama buku tersebut menuturkan kisah: “Marxisme sudah berakhir, dan kita berlandaskan pemikiran kita sendiri” (Aronson, 1995:1). Ucapan itu muncul dari seorang Marxis yang diakui. Sementara Aronson mengakui bahwa sebagian orang akan terus bekerja dengan teori Marxian, beliau memperingatkan bahwa mereka harus mengakui bahwa hal itu tidak lagi merupakan bab dari proyek transformasi sosial Marxian yang lebih besar. Yakni, teori Marxian tidak lagi berhubungan, menyerupai yang dimaksud Marx*, dengan program-program yang bertujuan mengubah dasar masyarakat; ia menjadi teori tanpa praktik. Para mantan Marxis berlandaskan pemikiran sendiri dalam arti bahwa mereka tidak lagi bersandar pada proyek Marxian, tetapi lebih tepatnya mereka harus bergulat dengan masyarakat modern dengan “kekuatan dan energi mereka sendiri” (Aronson, 1995:4).


Aronson yaitu salah seorang dari para kritikus yang lebih ekstrem terhadap Marxisme yang berasal dari kubu Marxian. Kritikus lain mengakui kesulitan-kesulitan itu, tetapi mencari banyak sekali cara untuk menyesuaikan suatu varietas teori Marxian dengan realitas-realitas kontemporer (Brugger, 1995; Kellner, 1995). Namun demikian, perubahan-perubahan sosial yang lebih besar telah menghadapkan tantangan yang sangat besar kepada para teoretisi Marxian, yang dengan banyak sekali cara berusaha mati-matian menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Apa pun kata orang, “masa-masa jaya” teori sosial Marxian sepertinya telah berlalu. Para teoretisi sosial Marxian dari banyak sekali tipe akan bertahan, tetapi mereka mustahil lagi mendekati status dan kekuasaan yang dikecap para pendahulunya dalam sejarah sosiologi masa kini.

Sementara teori neo-Marxian tidak pernah lagi mencapai status yang dulu ia miliki, ia sedang mengalami suatu renaisans kecil (misal, Hardt dan Negri, 2000) alasannya globalisasi, yang menciptakan bangsa-bangsa kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin (Stiglitz, 2002), dan munculnya protes-protes di seluruh dunia terhadap perbedaan-perbedaan dan penyalahgunaan-penyalahgunaan lainnya. Ada banyak orang yang percaya bahwa globalisasi membantu membuka seluruh dunia, mungkin untuk pertama kalinya, kepada kapitalisme yang tidak terkendali beserta ekses-ekses tidak terelakkan yang dipercaya kaum Marxis menyertainya (Ritzer, 2004). Jika itu yang terjadi, dan kalau ekses-ekses itu terus berlanjut dan bahkan mengalami percepatan, kita akan menyaksikan kebangkitan minat pada teori Marxian, pada masa ini akan berlaku pada ekonomi kapitalis yang benar-benar global.
 

Biografi, Pemikiran, dan Karya Tokoh Terkait
1. Karl Marx
2. Teori Kritis Mazhab Frankfurt
3. Jurgen Habermas
4. Axel Honneth

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download

Baca Juga
Perkembangan dalam Marxisme Eropa Semasa Pergantian Abad

Belum ada Komentar untuk "Kemunculan Dan Keruntuhan Sosiologi Marxian Di Amerika"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel