Thomas Aquinas. Aturan Kodrat
Kita harus melaksanakan yang baik dan menghindari yang jahat. Namun, dari mana kita mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat? Menurut Thomas, kita mengetahuinya dari Hukum Kodrat, yang sanggup kita ketahui melalui logika kecerdikan kita. Dari aturan kodrat kita mengetahui perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk.
Paham aturan kodrat berasal dari Stoa*. Berkat dampak Cicero dan Augustinus*, aturan kodrat menjadi contoh berpikir di Eropa. Thomas Aquinaslah yang menawarkan bentuk yang paling tepat kepada paham itu. Hukum kodrat mengacu kepada kodrat. Dengan kodrat dimaksud realitas, atau struktur realitas, hakikat realitas yang ada.
Apa pun yang ada memiliki kodratnya; kodratnya ini memuat semua ciri yang khas bagi masing-masing pengada. Dalam bahasa kita, segenap makhluk ada struktur-strukturnya; acara dan perkembangannya mengikuti struktur-struktur itu. Pengembangan kodrat merupakan tujuan masing-masing makhluk.
Hukum kodrat bekerjsama sanggup dipahami dengan mudah. Gagasan dasarnya berbunyi: Hiduplah sesuai dengan kodratmu! Nah, aturan kodrat itu muncul dalam dua bentuk. Yang pertama yakni Hukum Alam. Bagi semua makhluk bukan insan di dunia ini aturan kodrat itu sama dengan aturan alam. Artinya, mereka itu lahir, tumbuh, berkembang, dan mati berdasarkan aturan alam masing-masing. Hukum alam itu memuat aturan alam fisika dan kimia, aturan perkembangan organik dan vegetatif, serta struktur-struktur kesadaran menyerupai insting pada binatang. Pada insan pun lapisan-lapisan fisiko-kimia, vegetatif, dan instingtual berkembang berdasarkan aturan alam. Makhluk dengan sendirinya mengikuti aturan alam; ia tidak sanggup menyeleweng daripadanya.
Namun, insan yakni makhluk rohani dan alasannya yakni itu ia bebas. Artinya, ia sanggup memilih sendiri apa yang dilakukan. Dalam bertindak, insan tidak ditentukan oleh Hukum Kodrat. Karena itu, bagi insan aturan kodrat merupakan aturan dalam arti sesungguhnya, yaitu norma yang diharuskan, yang diketahui, dan di situ insan harus memilih sendiri apakah ia mau taat atau tidak padanya. Manusia yakni satu-satunya makhluk yang sanggup menyeleweng dari kodratnya, yang sanggup bertindak tidak sesuai dengan kodratnya, melawan kodratnya. Bagi insan aturan kodrat sama dengan aturan moral. Hukum kodrat yakni apa yang kini kita sebut sebagai prinsip-prinsip dan norma-norma moral. Jadi, bagi insan aturan kodrat betul-betul berupa aturan dalam arti normatif.
Menurut Thomas, insan hidup dengan baik apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya, jelek apabila tidak sesuai. Mengapa demikian? Karena insan hanya sanggup menyebarkan diri, hanya sanggup mencapai tujuannya apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan kodratnya tidak akan sanggup mencapai tujuannya, tidak akan menyebarkan dan mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas insan terdiri dalam tindakan yang menyebarkan dan menyempurnakan kodratnya.
Apa artinya hidup sesuai dengan kodratnya? Thomas Aquinas menyebarkan dengan panjang lebar pokok-pokok aturan kodrat, tetapi di sini kita tidak perlu masuk ke dalam masing-masing prinsip dan norma aturan kodrat berdasarkan Aquinas itu. Gagasan dasar—yang diambil dari Aristoteles*—adalah bahwa insan memiliki kecenderungan vegetatif, sensitif (perasaan, emosi, kesadaran instingtual), dan rohani. Yang khas bagi insan yakni kerohaniannya. Manusia sesuai dengan kodratnya apabila ia Menyempurnakan Diri sesuai dengan kekhasannya, jadi dengan kerohaniannya. Ia Harus Mengembangkan Diri sebagai makhluk rohani, sedangkan penyempurnaan kekuatan-kekuatan emosional dan vegetatif harus dijadikan sedemikian rupa sehingga menunjang penyempurnaannya sebagai makhluk rohani. Hierarki dalam hakikat insan sendiri perlu dijaga.
Setiap tindakan insan akan sesuai atau tidak sesuai dengan logika budi, maka secara watak setiap tindakan mesti bersifat baik dan buruk, tidak ada yang netral. Ia sesuai apabila ia menyempurnakan insan sebagai makhluk rohani atau menunjang penyempurnaan itu, jelek apabila ia mengganggunya.
Apakah aturan kodrat sanggup berubah? Thomas membedakan antara aturan kodrat primer dan aturan kodrat sekunder. Yang primer tidak sanggup berubah alasannya yakni eksklusif berdasarkan struktur kodrat insan dan struktur itu tidak berubah. Manusia sebagai makhluk rohani, perasa, dan vegetatif, yang berpengertian dan berkehendak, dengan kesosialan dan seksualitasnya tetap sama, dan prinsip-prinsip aturan kodrat yang menyangkut pengembangan diri insan dalam dimensi-dimensi hakiki ini sesuai dengan kodratnya tidak berubah. Namun, ada juga segi kodrat insan yang sanggup kita sebut sosial dan kultural. Segi-segi itu merupakan bentuk realisasi hakikat insan yang sanggup begini atau begitu, yang tidak mutlak, tergantung pada situasi sosial dan kultural tertentu. Situasi semacam itu juga memuat implikasi etis alasannya yakni merupakan konteks insan harus menyebarkan diri. Unsur-unsur aturan kodrat ini sanggup berubah, apabila situasi sosial dan kultural berubah. Misalnya, bentuk hak milik pribadi cukup berbeda dalam banyak sekali kebudayaan, dan tindakan yang dalam masyarakat yang satu dianggap pencurian, masih sanggup dibenarkan dalam masyarakat yang lain.
Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta
Download
Baca Juga
1. Thomas Aquinas
2. Thomas Aquinas (1225-1274)
3. Aliran Filsafat. Thomisme
4. Thomas Aquinas. Tujuan Terakhir Manusia: Pandangan yang Membahagiakan
5. Thomas Aquinas. Rahmat
6. Thomas Aquinas. Kehendak Bebas Manusia
7. Thomas Aquinas. Hukum Kodrat dan Hukum Abadi
8. Thomas Aquinas. Suara Hati
Paham aturan kodrat berasal dari Stoa*. Berkat dampak Cicero dan Augustinus*, aturan kodrat menjadi contoh berpikir di Eropa. Thomas Aquinaslah yang menawarkan bentuk yang paling tepat kepada paham itu. Hukum kodrat mengacu kepada kodrat. Dengan kodrat dimaksud realitas, atau struktur realitas, hakikat realitas yang ada.
Hukum kodrat bekerjsama sanggup dipahami dengan mudah. Gagasan dasarnya berbunyi: Hiduplah sesuai dengan kodratmu! Nah, aturan kodrat itu muncul dalam dua bentuk. Yang pertama yakni Hukum Alam. Bagi semua makhluk bukan insan di dunia ini aturan kodrat itu sama dengan aturan alam. Artinya, mereka itu lahir, tumbuh, berkembang, dan mati berdasarkan aturan alam masing-masing. Hukum alam itu memuat aturan alam fisika dan kimia, aturan perkembangan organik dan vegetatif, serta struktur-struktur kesadaran menyerupai insting pada binatang. Pada insan pun lapisan-lapisan fisiko-kimia, vegetatif, dan instingtual berkembang berdasarkan aturan alam. Makhluk dengan sendirinya mengikuti aturan alam; ia tidak sanggup menyeleweng daripadanya.
Namun, insan yakni makhluk rohani dan alasannya yakni itu ia bebas. Artinya, ia sanggup memilih sendiri apa yang dilakukan. Dalam bertindak, insan tidak ditentukan oleh Hukum Kodrat. Karena itu, bagi insan aturan kodrat merupakan aturan dalam arti sesungguhnya, yaitu norma yang diharuskan, yang diketahui, dan di situ insan harus memilih sendiri apakah ia mau taat atau tidak padanya. Manusia yakni satu-satunya makhluk yang sanggup menyeleweng dari kodratnya, yang sanggup bertindak tidak sesuai dengan kodratnya, melawan kodratnya. Bagi insan aturan kodrat sama dengan aturan moral. Hukum kodrat yakni apa yang kini kita sebut sebagai prinsip-prinsip dan norma-norma moral. Jadi, bagi insan aturan kodrat betul-betul berupa aturan dalam arti normatif.
Menurut Thomas, insan hidup dengan baik apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya, jelek apabila tidak sesuai. Mengapa demikian? Karena insan hanya sanggup menyebarkan diri, hanya sanggup mencapai tujuannya apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan kodratnya tidak akan sanggup mencapai tujuannya, tidak akan menyebarkan dan mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas insan terdiri dalam tindakan yang menyebarkan dan menyempurnakan kodratnya.
Apa artinya hidup sesuai dengan kodratnya? Thomas Aquinas menyebarkan dengan panjang lebar pokok-pokok aturan kodrat, tetapi di sini kita tidak perlu masuk ke dalam masing-masing prinsip dan norma aturan kodrat berdasarkan Aquinas itu. Gagasan dasar—yang diambil dari Aristoteles*—adalah bahwa insan memiliki kecenderungan vegetatif, sensitif (perasaan, emosi, kesadaran instingtual), dan rohani. Yang khas bagi insan yakni kerohaniannya. Manusia sesuai dengan kodratnya apabila ia Menyempurnakan Diri sesuai dengan kekhasannya, jadi dengan kerohaniannya. Ia Harus Mengembangkan Diri sebagai makhluk rohani, sedangkan penyempurnaan kekuatan-kekuatan emosional dan vegetatif harus dijadikan sedemikian rupa sehingga menunjang penyempurnaannya sebagai makhluk rohani. Hierarki dalam hakikat insan sendiri perlu dijaga.
Setiap tindakan insan akan sesuai atau tidak sesuai dengan logika budi, maka secara watak setiap tindakan mesti bersifat baik dan buruk, tidak ada yang netral. Ia sesuai apabila ia menyempurnakan insan sebagai makhluk rohani atau menunjang penyempurnaan itu, jelek apabila ia mengganggunya.
Apakah aturan kodrat sanggup berubah? Thomas membedakan antara aturan kodrat primer dan aturan kodrat sekunder. Yang primer tidak sanggup berubah alasannya yakni eksklusif berdasarkan struktur kodrat insan dan struktur itu tidak berubah. Manusia sebagai makhluk rohani, perasa, dan vegetatif, yang berpengertian dan berkehendak, dengan kesosialan dan seksualitasnya tetap sama, dan prinsip-prinsip aturan kodrat yang menyangkut pengembangan diri insan dalam dimensi-dimensi hakiki ini sesuai dengan kodratnya tidak berubah. Namun, ada juga segi kodrat insan yang sanggup kita sebut sosial dan kultural. Segi-segi itu merupakan bentuk realisasi hakikat insan yang sanggup begini atau begitu, yang tidak mutlak, tergantung pada situasi sosial dan kultural tertentu. Situasi semacam itu juga memuat implikasi etis alasannya yakni merupakan konteks insan harus menyebarkan diri. Unsur-unsur aturan kodrat ini sanggup berubah, apabila situasi sosial dan kultural berubah. Misalnya, bentuk hak milik pribadi cukup berbeda dalam banyak sekali kebudayaan, dan tindakan yang dalam masyarakat yang satu dianggap pencurian, masih sanggup dibenarkan dalam masyarakat yang lain.
Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta
Download
Baca Juga
1. Thomas Aquinas
2. Thomas Aquinas (1225-1274)
3. Aliran Filsafat. Thomisme
4. Thomas Aquinas. Tujuan Terakhir Manusia: Pandangan yang Membahagiakan
5. Thomas Aquinas. Rahmat
6. Thomas Aquinas. Kehendak Bebas Manusia
7. Thomas Aquinas. Hukum Kodrat dan Hukum Abadi
8. Thomas Aquinas. Suara Hati
Belum ada Komentar untuk "Thomas Aquinas. Aturan Kodrat"
Posting Komentar