Jean Piaget. Tahap Pedoman Pra-Operasional
Tahap ini berada pada rentang usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai melukiskan dunia dengan kata, gambar, atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak usia 2-7 tahun (prasekolah) sanggup secara simbol melukiskan dunia, tetapi mereka masih belum bisa melaksanakan operasi (operation). Dalam hal ini, operasi ialah tindakan mental yang diinternalisasikan sehingga memungkinkan anak melaksanakan secara mental sesuatu yang sebelumnya dilakukan secara fisik.
Perbedaan tahap ini dengan sebelumnya terletak pada kemampuan anak dalam memakai simbol-simbol untuk menggambarkan pikirannya. Penggunaan simbol oleh anak pada tahap ini tampak dalam lima tanda-tanda berikut.
a. Imitasi tidak langsung
Anak mulai sanggup menggambarkan sesuatu yang dialami atau dilihatnya di mana pada waktu itu bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi, pedoman anak tidak lagi dibatasi waktu serta tindakan-tindakan indriawi ketika ini. Contohnya, anak sanggup bermain menciptakan masakan ringan bagus sendiri alasannya sebelumnya sering melihat masakan ringan bagus atau bermain masak-masakan (setelah mengetahui cara ibunya memasak). Hal ini merupakan hasil dari imitasi.
b. Permainan simbolis
Permainan simbolis juga bersifat imitatif, yaitu anak mencoba menjiplak insiden yang pernah dialaminya. Sebagai contoh, anak wanita tengah bermain dengan bonekanya. Ia membayangkan seolah-olah bonekanya itu ialah adiknya. Ia berbicara dengan bonekanya tersebut seolah-olah mainan itu hidup dan mempunyai perasaan.
c. Menggambar
Tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan citra mental. Unsur permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” di dalam diri anak yang sedang menggambar. Adapun unsur citra mental terletak pada perjuangan untuk mulai menjiplak sesuatu yang riil. Contohnya, anak mulai menggambar bonekanya memakai pensil.
d. Gambaran mental
Pada tahap ini, anak mulai menggambarkan di dalam pikirannya hal-hal mengenai suatu objek atau pengalaman. Penggambaran anak terhadap hal tersebut pada tahap ini biasanya masih statis. Artinya, anak masih sering melaksanakan kesalahan yang sistematis. Sebagai contoh, ada lima kelereng putih dan hitam, tetapi anak menggambar dengan warna berbeda.
e. Bahasa ucapan
Pada tahap ini, anak sudah memakai bunyi atau bahasa sebagai representasi benda serta peristiwa. Melalui bahasa, anak sanggup berkomunikasi dengan orang lain perihal benda tertentu ataupun suatu insiden yang menimpa orang lain. Sebagai contoh, anak bercerita kepada ayahnya perihal kemarahan ibu gurunya di sekolah.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Jean Piaget. Biografi Psikolog
2. Jean Piaget. Teori Perkembangan Kognitif
3. Jean Piaget. Perkembangan Kognitif
4. Jean Piaget. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
5. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Konkret
6. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Formal
7. Empirisme, Rasionalisme, dan Teori Jean Piaget
8. Jean Piaget. Perkembangan Intelektual
9. Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Intelektual
10. Jean Piaget. Faktor-faktor yang Menunjang Perkembangan Intelektual
11. Jean Piaget. Pengetahuan Fisik, Logika-Matematika, dan Sosial
Perbedaan tahap ini dengan sebelumnya terletak pada kemampuan anak dalam memakai simbol-simbol untuk menggambarkan pikirannya. Penggunaan simbol oleh anak pada tahap ini tampak dalam lima tanda-tanda berikut.
a. Imitasi tidak langsung
Anak mulai sanggup menggambarkan sesuatu yang dialami atau dilihatnya di mana pada waktu itu bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi, pedoman anak tidak lagi dibatasi waktu serta tindakan-tindakan indriawi ketika ini. Contohnya, anak sanggup bermain menciptakan masakan ringan bagus sendiri alasannya sebelumnya sering melihat masakan ringan bagus atau bermain masak-masakan (setelah mengetahui cara ibunya memasak). Hal ini merupakan hasil dari imitasi.
b. Permainan simbolis
Permainan simbolis juga bersifat imitatif, yaitu anak mencoba menjiplak insiden yang pernah dialaminya. Sebagai contoh, anak wanita tengah bermain dengan bonekanya. Ia membayangkan seolah-olah bonekanya itu ialah adiknya. Ia berbicara dengan bonekanya tersebut seolah-olah mainan itu hidup dan mempunyai perasaan.
c. Menggambar
Tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan citra mental. Unsur permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” di dalam diri anak yang sedang menggambar. Adapun unsur citra mental terletak pada perjuangan untuk mulai menjiplak sesuatu yang riil. Contohnya, anak mulai menggambar bonekanya memakai pensil.
d. Gambaran mental
Pada tahap ini, anak mulai menggambarkan di dalam pikirannya hal-hal mengenai suatu objek atau pengalaman. Penggambaran anak terhadap hal tersebut pada tahap ini biasanya masih statis. Artinya, anak masih sering melaksanakan kesalahan yang sistematis. Sebagai contoh, ada lima kelereng putih dan hitam, tetapi anak menggambar dengan warna berbeda.
e. Bahasa ucapan
Pada tahap ini, anak sudah memakai bunyi atau bahasa sebagai representasi benda serta peristiwa. Melalui bahasa, anak sanggup berkomunikasi dengan orang lain perihal benda tertentu ataupun suatu insiden yang menimpa orang lain. Sebagai contoh, anak bercerita kepada ayahnya perihal kemarahan ibu gurunya di sekolah.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Jean Piaget. Biografi Psikolog
2. Jean Piaget. Teori Perkembangan Kognitif
3. Jean Piaget. Perkembangan Kognitif
4. Jean Piaget. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
5. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Konkret
6. Jean Piaget. Tahap Operasi Berpikir Formal
7. Empirisme, Rasionalisme, dan Teori Jean Piaget
8. Jean Piaget. Perkembangan Intelektual
9. Jean Piaget. Tingkat Perkembangan Intelektual
10. Jean Piaget. Faktor-faktor yang Menunjang Perkembangan Intelektual
11. Jean Piaget. Pengetahuan Fisik, Logika-Matematika, dan Sosial
Belum ada Komentar untuk "Jean Piaget. Tahap Pedoman Pra-Operasional"
Posting Komentar