Tafsir Surat Saba' Ayat 35 Dan Saba' 37


A.    Saba’ : Ayat, 35  terjemahan, dan tafsirnya
 وَقَالاَ نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا وَمَانَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ                                                                                        
          Artinya: “Kami lebih banyak  mempunyai harta dan bawah umur dan kami sekali-kali tidak akan disiksa”. (Q.S Saba: 35)
          Allah berfirman mengabarkan perihal orang-orang yang hidup glamor dari para pendusta.Tuhan memperlihatkan harta benda dan bawah umur kepada kami. Dan orang-orang yang disayangi Tuhan mana mungkin akan disiksa di akhirat. Itu kata mereka saja. Mereka dengan gembira menyampaikan kepada rasul yang menyeru mereka kepada kebenaran dan mengajak mereka agar supaya beriman: “ kami ini ialah orang-orang yang berpengaruh yang mempunyai bawah umur yang banyak, mempunyai kekayaan yang dengan kekayaan itu kami menikmati hidup bahagia. Kami mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat yang tak sanggup digoyahkan. Semua itu memperlihatkan bahwa kami dalah golongan yang diridhai Allah. Kalau kami tidak diridhai Allah tentulah kami akan melarat, selalu dalam kesulitan. Memang ukuran yang mereka andalkan ialah ukuran palsu dan salah. Kekayaan dan anak yang  banyak tidak sanggup menjadi ukuran bagi keridhaan Allah.[1]

B.     Saba’: ayat, 37  terjemahan dan tafsirnya
 وَمَآأَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُم بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَى إِلاَّ مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَآءُ الضِّعْفِ بِمَا                          
                                                                                                عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ ءَامِنُونَ                    
          Artinya: “ Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) bawah umur kau yang mendekatkan kau kepada kami sedikitpun tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itulah yang memperoleh jawaban yang berlipat ganda disebabkan apa yang mereka kerjakan dan mereka kondusif sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga). (Q.S Saba: 37)
          Allah berfirman memberikan pesan kepada semua insan mukmin atau kafir bahwa kekayaan bahan dan anak keturunan bukanlah  faktor  yang sangat istimewa, atau sangat penting tetapi keimanan dan ketaqwaan yang benar yang menunjukan kebenaran imannya dengan bersedekah saleh.
          Ayat ini juga berisi bantahan  kedua ucapan atau dugaan para pendurhaka bahwa mereka tidak akan disiksa dengan banyaknya harta mereka dan anak- anak mereka. Ayat ini bagai menyatakan bahwa ketiadaan siksa ialah bedasarkan kedekatan seseorang kepada Allah swt. Padahal yang mendekatkan seseorang dengan Allah hany a akidah dan amal salaeh. Orang-orang yang beriman dan bersedekah saleh itulah yang dibalas Allah kebaikannya dengan berlipat ganda, satu kebaikan dibalas sepuluh kali kebaikan hingga tujuh kali lipat. Mereka ditempatkan di tempat-tempatyang khusus dan istimewa. Mereka tinggal dan menetap di dalam nirwana itu dengan kondusif dan sentosa jauh dari segala hal-hal yang mengurangi kesenangan dan kebahagiaan.[2]

C.    Ayat yang berkenaan
          Pada ayat lain Allah mencela orang-orang yang berpendirian menyerupai itu dengan firman-Nya:
                                                      أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ {55} نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لاَّيَشْعُرُونَ 
          Artinya: Apakah mereka menerka bahwa harta dan bawah umur yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa). Kami segera memperlihatkan kebaikan-kebaikan kepada mereka ? tidak, bahwasanya mereka tidak sadar.(Q.S. Al-Mu’minun: 55-56)
          Ayat ini merupakan lanjutan dari kecaman kepada kaum musyrikin pada ayat lalu. Ayat ini menyatakan sungguh asing dan tidak masuk logika perilaku mereka itu. Apakah mereka, yakni kaum musyrikin mekah yang mengikuti kesesatan umay-umat pendahulunya menerka bahwa apa yang telah Kami terus menerus anugerahkan kepada mereka antara lain berupa harta yang gampang dan banyak mereka peroleh, dan bawah umur yang manis lagi gagah yang mereka lahirkan, apakah perolehan itu mereka duga merupakan proteksi secara khusus disebabkan lantaran ridha atas perbuatan mereka ? tidak bahwasanya mereka tidak sadar bahwa apa yang terjadi bertolak belakang dengan asumsi mereka. Ini disebabkan lantaran mereka tidak memakai logika mereka sehingga mereka menyerupai binatang. Apa yang dianugerahkan itu bukanlah restu tetapi itu ialah istidra, yakni mengulur mereka dalam kedurhakaan untuk menambah siksaan mereka.
          Kata ( نُسَارِعُ ) artinya kami bersegera mengandung makna proteksi yang memperlihatkan kesenangan si pemberi kesenangan si pemberi krpada siapa yang diberi. Ini memperlihatkan kesenangan siapa yang senang kepada seseorang tidak akan menunda pemberiannya bahkan akan bersegera memberi sebelum dimintai.
          Kata ( نُمِدُّهُمْ ) artinya memanjangkan yang mengandung makna menyempurnakan sesuatu atau memeliharanya sehingga berlanjut tanpa putus atau habis. Al quran biasanya memakai kata maad dalam ari kata proteksi sesuatu yang berakibat jelek atau imdad ialah suatu yang berakibat baik.
          Kata ( الْخَيْرَاتِ ) ialah bentuk jama’ yang dimaksud disini ialah aneka kenikmatan duniawi.dan bawah umur bukan lah faktor yang mendekatkan seseorang kepada Allah. Dengan demikian,  dengan memakai harta benda mereka pada jalan yang diridhai Allah, serta mendidik anak-anaknya sesuai dengan tuntutan agama maka yang demikin yang yang sanggup mendekatkan seseorang kepada Allah.[3] 
          Hal serupa juga Allah jelaskan dalam surah at- Taubah:55
فَلاَتُعْجِبُكَ أَمْوَالُهُمْ وَلآَأَوْلاَدُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ                                    
Artinya: Maka janganlah hatra benda dan bawah umur mereka menarisk hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan bawah umur itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. (Q.S At-Taubah: 55)
Pada ayat ini Allah swt mengisyaratkan bahwa janganlah hendaknya orang mukmin terpengaruh dan terpesona oleh harta benda yang berlimpah-limpah dan bawah umur keturunan yang menjadi kebanggan mereka semua yang mereka banggakan itu hanya akan menambah siksan yang mereka derita di dunia dan darul abadi kelak.
Mereka dengan susah payah mengumpulkan harta benda tanpa menghiraukancara-cara yang di tempuhnya yang penting baginya harta benda sanggup dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan cara apa saja, sekalipun dengan cara yang tidak dibenarkan oleh aliran agama lantaran disangkanya bahwa harta benda yang berlimpah-limpah itulah yang akan meberikan kebahagiaan kepada mereka didunia dan akhirat.
Ayat ini juga menyinggung kondisi duniawi orang-orang munafik dan menyampaikan mereka hanya memperhatikan urusan duniawi dan berpikir perihal bagaimana sanggup mengumpulkan harta benda sebanyak mungkin. Sementara segi harta dan bawah umur mereka justru mempunyai kondisi lebih baik jikalau dibandingkan dengan kondisi orang-orang mukmin.
Tetapi harta benda dan bawah umur jangan hingga menjadi penyebab kehancuran dan kerugian. Karena hal tersebut sanggup menimbulkan azab dan siksa orang-orang munafik di dunia.
Adapun Allah Swt akan memberi azab dan siksaan kepada mereka semua meski dengan kekayaan melimpah yang kaliam miliki bahkan dengan anggota keluarga yang banyak. Karena semua kekayaan dan jumlah keluarga yang besar itu tidak sanggup berbuat apa-apa kecuali mendatangkan kerugian. Kemudian keterikatan kaum munafikin terhadap dunia sedemikian hebatnya, sehingga sewaktu mereka mengalami sakaratul mau mereka menjadi kafir kepada Allah, bahkan sekalipun mereka telah melaksanakan perbuatan baik akan dihapus dan musnah lantaran keadaan kafir semua amal dan usahanya akan sia-sia dan binasa.[4]




BAB III
KESIMPULAN

1.      Allah berfirman mengabarkan perihal orang-orang yang hidup glamor dari para pendusta.Tuhan memperlihatkan harta benda dan bawah umur kepada mereka Allah berfirman memberikan pesan kepada semua insan mukmin atau kafir bahwa kekayaan bahan dan anak keturunan bukanlah  faktor  yang sangat istimewa, atau sangat penting tetapi keimanan dan ketaqwaan yang benar yang menunjukan kebenaran imannya dengan bersedekah saleh. (Saba’).
2.      Fasilitas harta benda dan bawah umur yang diberikan kepada orang-orang yang durhaka hanyalah untuk menambah dosa mereka.(Al-Mu’minun).
3.      Amal ibadah orang-orang munafik tidak akan diterima Allah, harta dan anaknya juga akan menjadi beban siksaan baginya (At-Taubah ).




[1] Hamka,Tafsir Al Azhar, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1988) juzu’ XXII  hal 178
[2]Salim Bahreisy,Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier,(surabaya,PT Bina Ilmu, 1990) jilid 6, hal 361-362
[3] M.Quraisy Shihab,Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran,(Jakarta,Lentera Hati,2002) volume 9, hal 202-203
[4] Hamka,Tafsir Al Azhar, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1988) juzu’ X  hal 118

Belum ada Komentar untuk "Tafsir Surat Saba' Ayat 35 Dan Saba' 37"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel