Sejarah Perkembangan Psikologi Bab 2

Suatu perkembangan lainnya dalam sejarah psikologi ialah yang dipelopori oleh Sigmund Freud*, seorang psikiater Austria (1856-1939) yang secara sistematis dan empiris telah mengatakan bahwa pergolakan jiwa insan tidak hanya melibatkan kelangsungan alam sadar bagi diri orang yang bersangkutan, tetapi juga melibatkan pergolakan yang tidak sadar (alam bawah sadar) pada diri orang tersebut.
Bahkan berdasarkan Freud*, acara tingkah laris insan sehari-hari justru lebih lebih banyak didominasi dipengaruhi oleh alam bawah sadar. Begitulah jiwa manusia, alam bawah sadar menyerupai gunung es yang terapung-apung di bawah samudera yang sembilan persepuluh berada di bawah permukaan air dan tidak tampak (Gerungan, 2000: 15). Selain itu, bagi Freud* bahwa tingkah laris insan yang banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan imbas masa dini (kanak-kanak) yang mempunyai kekuatan besar terhadap kepribadian dewasa, merupakan inti pandangannya yang sering disebut psikoanalitik. Dengan demikian, pandangan psikoanalitik ini sifatnya lebih pesimistik, mekanistik, deterministik, dan reduksionistik. Jika ditinjau dari struktur kepribadian manusia, terdiri atas id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan nama bagi proses psikologis yang bekerja secara terpadu (Corey, 1995: 13-14).

Beberapa murid dan pengikut Freud* yang populer dan bisa berbagi teori psikoanalitik kontemporer ialah Erik H. Erikson, Carl Jung*, Alfred Adler*, Erich Fromm*, Karen Horney, dan Harry Stack Sullivan (Hall dan Lindzey: 1994). Jika Erikson populer dengan Teori Psikologi Ego dan Teori Psiko Sejarah yang menulis orang-orang besar yang bermasalah, Jung populer dengan Teori Alam Tidak Sadar Kolektif, Fromm populer dengan psikoanalisis yang humanis-eksistensialis lantaran berbagi kebutuhan hidup, mirip keterhubungan, keterberakaran, identitas, maupun orientasi untuk berbagi eksistensialis having dan being-nya. Sedangkan Karen Horney populer dengan psikologi perempuan atas kurangnya kepercayaan diri dan pemfokusan yang berlebihan pada kekerabatan cinta, bukan oleh konsep inferioritas genital dan perasaan iri terhadap laki-laki. Berbeda dengan Adler yang lebih mementingkan alam sadar bahwa insan bukan makhluk seksual, tetapi sosial dan insan itu bergerak bukan oleh masa lalu, melainkan impian masa depan. Adler pun populer dengan Teori kompensasinya, berbeda dengan Sullivan yang lebih populer dengan Teori Personifikasi dan Teori Perkembangan.

Pendapat bahwa sikap (behavior) harus merupakan unsur subjek tunggal yang penting dalam psikologi, mulai diungkapkan oleh spesialis psikologi Amerika John Broadus Watson* (1878-1958). Namun, jikalau ditelusuri asal-usulnya, bekerjsama semenjak para ilmuwan Rusia, mirip Ivan M. Sekhenov (1829-1905), Vladimir M. Bekhterev (1857-1927), Ivan Petrovich Pavlov* (1849-1936), Edward Lee Thorndike* (1874-1949), selain itu J.B. Watson* sapai pada Burrhus Frederic Skinner* (1904-1990).

Ivan M. Sekhenov (1829-1905) ialah seorang fisiologis yang pernah berguru di University of Berlin tolong-menolong tokoh populer lainnya, mirip Muller, DuBois-Reymond, dan Helmholtz. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk memadukan asosianisme dengan materialisme, ia menyimpulkan bahwa semua sikap insan intinya disebabkan oleh stimulasi.

Salah satu karyanya ialah Reflexes of the Brain, isinya memperkenalkan gagasannya bahwa tidak hanya proses pembebasan (excitatory) saja yang ada dalam sistem saraf pusat, tetapi juga penghalangan (inhibitory) (Boeree, 2005: 385-386).

Behavioris lainnya ialah Vladimir M. Bekhterev (1857-1927) yang lulus pada tahun 1878 dari Military Medical Academy di St. Petersburg, setahun sebelum Pavlov* berguru di daerah yang sama. Bekhterev membentuk laboratorium pertama di Rusia, khususnya di University of Kazan tahun 1885. Tahun 1904, ia berhasil mempublikasikan karyanya Objective Psychology, kemudian dikembangkan dalam tiga volume (Madsen, 1993: 192-193; Boeree, 2005: 386), yang mendefinisikan bahwa psikologi sebagai kajian objektif perihal banyak sekali koneksi stimulus respons. Selain itu, ia menemukan perihal refleks sosial (association reflex), kemudian oleh Pavlov* disebut refleks yang menjadi kebiasaan.

Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta


Download

Baca Juga
1. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 1
2. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 3
3. Sejarah Perkembangan Psikologi Bagian 4

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Psikologi Bab 2"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel