Robert Gagne. Insiden Belajar

Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi, Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan berguru (learning act). Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang sanggup distrukturkan oleh siswa (yang belajar) atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Gambar di bawah memperlihatkan satu tindakan berguru berdasarkan Gagne. Setiap fase diberi nama dan di bawah masing-masing fase terlihat satu kotak yang memperlihatkan proses internal utama, yaitu kejadian berguru yang berlangsung selama fase itu. kejadian-kejadian berguru itu akan diuraikan berikut.

1. Fase motivasi
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk berguru dengan keinginan bahwa berguru akan memperoleh hadiah. Misalnya siswa-siswa sanggup mengharapkan bahwa gosip perihal suatu pokok bahasan akan memenuhi keingintahuan mereka dan akan berkhasiat bagi mereka atau sanggup menolong mereka untuk memperoleh nilai yang lebih baik

2. Fase pengenalan
Siswa harus memperlihatkan perhatian pada bagian-bagian esensial suatu kejadian instruksional jikalau berguru akan terjadi. Misalnya siswa memperhatikan aspek-aspek yang relevan perihal apa yang dikatakan guru atau perihal gagasan-gagasan utama dalam buku teks. Guru sanggup memfokuskan perhatian terhadap gosip yang penting dengan berkata, misalnya: “Dengarkan kedua kata yang Ibu katakan, apakah ada perbedaannya?”. Bahan-bahan tertulis sanggup juga diperlakukan dengan demikian dengan menggarisbawahi kata atau kalimat tertentu atau memperlihatkan garis-garis besar untuk setiap bab.

3. Fase perolehan
Bila siswa memperhatikan gosip yang relevan, ia telah siap mendapatkan pelajaran. Informasi disajikan, menyerupai yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa gosip tidak eksklusif disimpan dalam memori. Informasi itu diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan gosip yang telah ada dalam memori siswa. Siswa sanggup membentuk citra mental gosip itu atau membentuk asosiasi antara gosip gres dan gosip lama. Guru sanggup memperlancar proses ini dengan penggunaan pengatur-pengatur awal (Ausubel, 19663), dengan membiarkan para siswa melihat atau memanipulasi benda-benda, dengan memperlihatkan hubungan-hubungan antara gosip gres dalam pengetahuan sebelumnya.

4. Fase retensi
Informasi gres yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini sanggup terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi, atau lain-lainnya.

5. Fase pemanggilan
Mungkin saja kita sanggup kehilangan kekerabatan dengan gosip dalam memori jangka panjang. Jadi, kepingan penting dalam berguru adalah berguru memperoleh kekerabatan dengan apa yang kita pelajari, untuk memanggil gosip yang telah kita pelajari sebelumnya, kekerabatan dengan gosip ditolong oleh organisasi: materi yang diatur dengan baik dengan mengelompokkan menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep, lebih gampang dipanggil daripada materi yang disajikan tidak teratur. Pemanggilan juga sanggup ditolong dengan memperhatikan kaitan antara konsep-konsep, khususnya antara gosip gres dan pengetahuan sebelumnya.


6. Fase generalisasi
Biasanya gosip itu kurang nilainya jikalau tidak sanggup diterapkan di luar konteks di mana gosip itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer gosip pada situasi-situasi gres merupakan fase kritis dalam belajar. Transfer sanggup ditolong dengan meminta para siswa untuk memakai gosip dalam keadaan baik, contohnya meminta para siswa memakai keterampilan-keterampilan berhitung gres untuk memecahkan masalah-masalah nyata; sesudah mempelajari pemuaian zat, mereka sanggup menjelaskan mengapa botol yang berisi penuh dengan air dan tertutup menjadi retak dalam lemari es.

7. Fase penampilan
Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah berguru sesuatu melalui penampilan yang tampak. Misalnya sesudah mempelajari bagaimana memakai mikroskop dalam pelajaran biologi, para siswa sanggup mengamati bagaimana bentuk sel dan menggambarkan sel itu; sesudah mempelajari struktur kalimat dalam bahasa, mereka sanggup menyusun kalimat yang benar.

8. Fase umpan balik
Para siswa harus memperoleh umpan balik perihal penampilan mereka yang memperlihatkan apakah mereka telah atau belum mengerti perihal apa yang diajarkan. Umpan balik ini sanggup memperlihatkan reinforcement pada mereka untuk penampilan yang berhasil.

Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta 


Download

Baca Juga
1. Robert Gagne. Biografi Psikolog
2. Hasil Belajar Menurut Gagne
3. Robert Gagne. Keterampilan Intelektual
4. Robert Gagne. Strategi Kognitif, Informasi Verbal, Sikap, dan Keterampilan Motorik
5. Robert Gagne. Kejadian Instruksional

Belum ada Komentar untuk "Robert Gagne. Insiden Belajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel