Gordon Allport. Perkembangan Individu
Struktur-struktur yang telah disebutkan sebelumnya menjadi dasar bagi Allport untuk melihat perkembangan psikis manusia. Allport membuatkan pemikirannya pada cara struktur-struktur ini muncul serta perbedaan setiap individu menampilkan diri dalam banyak sekali tingkat perkembangan, mulai dari bayi hingga dewasa.
Allport memandang neonates (bayi gres lahir) sebagai makhluk yang eksistensinya nyaris semata-mata berupa hereditas, dorongan primitif (makan, minum, menangis), sera refleks (menghisap, menelan, dan melaksanakan gerakan-gerakan yang masih belum terdiferensiasi).
Neonates belum mempunyai sifat-sifat khusus yang muncul sebagai akhir transaksi-transaksi dengan lingkungannya. Neonates belum mempunyai kepribadian. Potensi-potensi diri, baik fisik maupun temperamen masih tersimpan. Aktualisasi potensi-potensi itu bergantung pada perkembangan dan kematangannya kelak.
Perkembangan sifat dari tahap bayi hingga mencapai usia remaja dijelaskan dalam uraian berikut ini.
a. Umur 0-3 tahun
Pada rentang usia ini, kesadaran diri anak gres terbangun. Ia mulai mencicipi sesuatu yang yummy dan tidak enak. Kalau yummy ia tertawa sedangkan kalau tidak yummy ia akan menangis.
b. Umur 4-6 tahun
Rentang umur ini, ekspansi dan citra diri mulai meningkat. Perluasan diri bermakna bayi mulai mencicipi keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting di lingkungannya. Adapun citra diri berkaitan dengan penanaman nilai, tanggung jawab moral, intensi, tujuan, serta pengetahuan diri oleh orang tuanya di mana kelak mereka akan berperan mencolok di dalam kepribadiannya.
c. Umur 6-12 tahun
Pada rentang usia 6-12 tahun, kesadaran diri mulai terbangun. Pengenalan kemampuan diri mengatasi banyak sekali dilema dengan alasan dan gagasan. Sebab, anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
d. Remaja
Pada ketika remaja, tujuan hidup dan planning masa depan mulai dipikirkan. Seorang remaja mulai berusaha meninggalkan sifat kekanak-kanakan sebab ia akan menghadapi banyak sekali tantangan dan benturan. Oleh sebab itu, ia selalu bertanya-tanya, “Apakah saya seorang anak atau dewasa?” Pertanyaan semacam ini bekerjsama mengandung nilai transformasi.
Transformasi dari bawah umur ke remaja yakni masa-masa di mana individu mulai melaksanakan banyak hal penting dalam hidupnya. Secara garis besar, masa remaja ditandai dengan acara mulai membedakan (diferensiasi) satu hal dengan hal lainnya; menyatukan (integrasi) hal-hal yang sebelumnya dianggap berbeda; mematangkan (maturation) kepribadiannya; menganggap penting belajar; tumbuh kesadaran diri (self-consciousness); memberi sugesti diri dengan hal-hal tertentu; berpikir wacana self-esteem; inferiority, dan kompensasi; berfungsinya mekanisme-mekanisme alam tak sadar, berpikir wacana otonomi fungsional diri, melaksanakan reorientasi sisi traumatik, memperluas diri (extension of self), berupaya berempati dan bersimpati kepada orang lain (self-objectification), serta berpikir wacana pandangan hidup pribadinya.
e. Orang dewasa
Pada orang dewasa, faktor-faktor yang memilih tingkah laris yakni sifat-sifat (traits) terorganisasi dan selaras yang mengarahkan tingkah laris individu. Sifat-sifat ini timbul dalam banyak sekali cara, disadari, serta rasional. Menurut Allport, eksklusif yang telah remaja berarti kepribadiannya sudah matang sehingga harus mempunyai beberapa karakteristik berikut ini.
1) Extension of self, yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit pada kegiatan-kegiatan yang akrab hubungannya dengan kebutuhan serta kewajibannya. Ia harus sanggup ambil cuilan dan menikmati banyak sekali kegiatan sosial. Ia harus bergabung dengan orang lain yang mempunyai minat sama dengannya. Hal yang terpenting, ia harus merencanakan (planning) dan mengharapkan (hoping) masa depan yang baik.
2) Self objectification yang terdiri dari dua komponen pokok. Pertama, insight (wawasan), yaitu kecakapan individu untuk mengerti dirinya sendiri. Hal ini berafiliasi dengan kemampuan diri untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain secara objektif. Kedua, humor. Dalam hal ini, humor bukanlah sesuatu yang tidak hanya berarti kecakapan untuk mendapat kesenangan dan mengundang tawa, tetapi juga keterampilan berafiliasi secara konkret kecacatan diri sendiri dan orang lain secara bersamaan.
3) Philosophy of life, yaitu filosofi hidup yang menjadi pegangan. Meskipun individu dituntut untuk menjadi objektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, ia harus mempunyai latar belakang, makna, serta tujuan sebagai dasar segala aktivitasnya yang memberinya arti dan tujuan. Di sinilah arti penting pandangan hidup bagi individu.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Gordon Allport. Biografi Psikolog
2. Gordon Allport. Psikologi Kepribadian Individu
3. Gordon Allport. Struktur Individu
Allport memandang neonates (bayi gres lahir) sebagai makhluk yang eksistensinya nyaris semata-mata berupa hereditas, dorongan primitif (makan, minum, menangis), sera refleks (menghisap, menelan, dan melaksanakan gerakan-gerakan yang masih belum terdiferensiasi).
Perkembangan sifat dari tahap bayi hingga mencapai usia remaja dijelaskan dalam uraian berikut ini.
a. Umur 0-3 tahun
Pada rentang usia ini, kesadaran diri anak gres terbangun. Ia mulai mencicipi sesuatu yang yummy dan tidak enak. Kalau yummy ia tertawa sedangkan kalau tidak yummy ia akan menangis.
b. Umur 4-6 tahun
Rentang umur ini, ekspansi dan citra diri mulai meningkat. Perluasan diri bermakna bayi mulai mencicipi keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting di lingkungannya. Adapun citra diri berkaitan dengan penanaman nilai, tanggung jawab moral, intensi, tujuan, serta pengetahuan diri oleh orang tuanya di mana kelak mereka akan berperan mencolok di dalam kepribadiannya.
c. Umur 6-12 tahun
Pada rentang usia 6-12 tahun, kesadaran diri mulai terbangun. Pengenalan kemampuan diri mengatasi banyak sekali dilema dengan alasan dan gagasan. Sebab, anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
d. Remaja
Pada ketika remaja, tujuan hidup dan planning masa depan mulai dipikirkan. Seorang remaja mulai berusaha meninggalkan sifat kekanak-kanakan sebab ia akan menghadapi banyak sekali tantangan dan benturan. Oleh sebab itu, ia selalu bertanya-tanya, “Apakah saya seorang anak atau dewasa?” Pertanyaan semacam ini bekerjsama mengandung nilai transformasi.
Transformasi dari bawah umur ke remaja yakni masa-masa di mana individu mulai melaksanakan banyak hal penting dalam hidupnya. Secara garis besar, masa remaja ditandai dengan acara mulai membedakan (diferensiasi) satu hal dengan hal lainnya; menyatukan (integrasi) hal-hal yang sebelumnya dianggap berbeda; mematangkan (maturation) kepribadiannya; menganggap penting belajar; tumbuh kesadaran diri (self-consciousness); memberi sugesti diri dengan hal-hal tertentu; berpikir wacana self-esteem; inferiority, dan kompensasi; berfungsinya mekanisme-mekanisme alam tak sadar, berpikir wacana otonomi fungsional diri, melaksanakan reorientasi sisi traumatik, memperluas diri (extension of self), berupaya berempati dan bersimpati kepada orang lain (self-objectification), serta berpikir wacana pandangan hidup pribadinya.
e. Orang dewasa
Pada orang dewasa, faktor-faktor yang memilih tingkah laris yakni sifat-sifat (traits) terorganisasi dan selaras yang mengarahkan tingkah laris individu. Sifat-sifat ini timbul dalam banyak sekali cara, disadari, serta rasional. Menurut Allport, eksklusif yang telah remaja berarti kepribadiannya sudah matang sehingga harus mempunyai beberapa karakteristik berikut ini.
1) Extension of self, yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit pada kegiatan-kegiatan yang akrab hubungannya dengan kebutuhan serta kewajibannya. Ia harus sanggup ambil cuilan dan menikmati banyak sekali kegiatan sosial. Ia harus bergabung dengan orang lain yang mempunyai minat sama dengannya. Hal yang terpenting, ia harus merencanakan (planning) dan mengharapkan (hoping) masa depan yang baik.
2) Self objectification yang terdiri dari dua komponen pokok. Pertama, insight (wawasan), yaitu kecakapan individu untuk mengerti dirinya sendiri. Hal ini berafiliasi dengan kemampuan diri untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain secara objektif. Kedua, humor. Dalam hal ini, humor bukanlah sesuatu yang tidak hanya berarti kecakapan untuk mendapat kesenangan dan mengundang tawa, tetapi juga keterampilan berafiliasi secara konkret kecacatan diri sendiri dan orang lain secara bersamaan.
3) Philosophy of life, yaitu filosofi hidup yang menjadi pegangan. Meskipun individu dituntut untuk menjadi objektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, ia harus mempunyai latar belakang, makna, serta tujuan sebagai dasar segala aktivitasnya yang memberinya arti dan tujuan. Di sinilah arti penting pandangan hidup bagi individu.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. Gordon Allport. Biografi Psikolog
2. Gordon Allport. Psikologi Kepribadian Individu
3. Gordon Allport. Struktur Individu
Belum ada Komentar untuk "Gordon Allport. Perkembangan Individu"
Posting Komentar