Pasar Faktor Produksi Modal
Pasar faktor produksi modal di Indonesia terus berkembang. Permintaan akan modal hadir dari para pengusaha dan penawarannya hadir dari pemilik modal. Harga atau balas jasa yang diperoleh pemilik modal biasa disebut bunga.
Bunga modal yaitu pendapatan yang diterima oleh pemilik modal atas penerapan modal yang dipinjamkan. Selain itu, pemilik modal sanggup pula memperoleh jasa tabungan kalau modal miliknya didepositokan di bank.
Dari interaksi antara undangan dan penawaran modal maka terbentuklah pasar modal. Permintaan modal akan dipengaruhi oleh `rate of retum', atau tingkat pengembalian modal oleh pethinjam. Tinggi rendahnya tingkat bunga modal dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai diberikut.
- Permintaan dan pienawaran modal dalam masyarakat. Jika penawaran modal tetap sementara undangan bertambah, otomatis bunga modal akan naik.
- Kemungkinan risiko hilangnya modal yang dipinjamkan. Jika risiko modal yang dipinjamkan besar, maka bunga modal cukup tinggi.
- Kondisi perekonomian. Dalam keadaan perekonomian yang sedang berkembang dan tiap perjuangan mempersembahkan impian keuntungan, menimbulkan tingkat bunga naik
- Campur tangan pemerintah dalam penetapan tingkat bunga. Pemerintah melaksanakan ini supaya tingkat bunga bank tidakboleh hingga terlalu tinggi atau sebaliknya.
misal campur tangan pemerintah dalam penetapan tingkat suku bunga yaitu sebagai diberikut. Pemerintah berusaha menurunkan tingkat bunga supaya para pengusaha sanggup memperoleh kredit dengan harga murah (suku bunga).
Ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan produksi atau untuk mengatasi kelesuan berusaha. Selain itu, ketentuan tingkat suku bunga di bank diatur oleh masing-masing bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing, sementara untuk pasar imbas saham diatur oleh Bursa Efek Jakarta.
Pasar faktor produksi modal, sebagaimana kita temui pada pasar lainnya, mencapai keseimbangannya di pasar ketika penawaran modal sama dengan undangan modal. Setiap saat, keseimbangan ini sanggup berubah, bergantung pada, perubahan undangan maupun penawarannya. Keseimbangan dalam pasar faktor produksi modal yaitu sebagaimana terlihat.
Pada kondisi awal, penawaran modal sebesar SS dan undangan modal sebesar DD, membentuk titik keseimbangan pada titik E, di mana jumlah investasi yang terbentuk yaitu sebesar OQ dan tingkat suku bunga yaitu sebesar OR.
Jika undangan modal naik menjadi D1D1, maka titik keseimbangan akan bergeser menjadi E1 dan bunga modal naik menjadi ORi. Sebaliknya, bila undangan modal turun menjadi D2D2, titik keseimbangan turun menjadi E2 dan bunga modal turun menjadi OR2. Kaprikornus turun naiknya bunga modal tergantung pada undangan dan penawaran modal.
Pengusaha yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk mengorganisir dan mengkombinasi faktor-faktor produksi (entrepreneur ski11). Untuk itu seorang pengusaha dituntut mempunyai keahlian dalam menentukan jenis barang atau jasa yang akan dihasilkan, metode produksi yang akan digunakan, dan untuk siapa barang atau jasa tersebut diproduksi.
Balas jasa yang diterima pengusaha disebut feri, keuntungan pengusaha. Semakin kreatif seorang pengusaha dalam membuat barang baru, semakin tangguh dalam persaingan, semakin bisa menekan biaya produksi, maka semakin tinggi keuntungan yang akan diperoleh sebagai keuntungan atas penemuan dan efisiensi yang dilakukannya.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Belum ada Komentar untuk "Pasar Faktor Produksi Modal"
Posting Komentar