Max Weber. Rasionalitas Formal Dan Substantif

Rasionalitas formal sanggup didefinisikan dari segi enam sifat dasar (Ritzer*, 1983, 2008b): (1) struktur-struktur dan lembaga-lembaga rasional secara formal menekankan kalkulabilitas; atau hal-hal yang sanggup dihitung atau dikuantifikasi. (2) ada suatu fokus pada efisiensi, pada inovasi alat-alat terbaik untuk mencapai tujuan tertentu. (3) ada perhatian besar pada pemastian prediktabilitas, atau hal-hal yang bekerja dalam cara yang sama dari waktu yang satu ke waktu yang lain atau daerah yang satu ke daerah yang lain. (4) suatu sistem rasional secara formal yang terus-menerus mereduksi teknologi insan dan pada kesannya menggantikan teknologi insan dengan teknologi nonmanusia. Teknologi-teknologi nonmanusia (seperti sistem-sistem yang terkomputerisasi) dianggap lebih sanggup dihitung, lebih efisien dan lebih sanggup diramalkan daripada teknologi-teknologi manusia.
(5) sistem-sistem rasional secara formal berusaha mendapat kendali atas suatu susunan ketidakpastian-ketidakpastian, khususnya ketidakpastian-ketidakpastian yang dihadapkan oleh insan yang sedang bekerja di dalam, atau dilayani oleh, mereka. (6) sistem-sistem rasional cenderung memiliki serangkaian konsekuensi irasional untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya dan untuk sistem-sistem itu sendiri, dan juga untuk masyarakat yang lebih besar (Sica, 1988). Salah satu dari ketidakrasionalan rasionalitas, dari sudut pandang Weber, ialah bahwa dunia cenderung menjadi kurang memesona, kurang magis, dan kesannya kurang bermakna bagi insan (MacKinnon, 2001; Ritzer*, 2005a; M. Scheider, 1993).

Rasionalitas formal bertentangan dengan semua tipe rasionalitas yang lain, tetapi secara khusus berkonflik dengan rasionalitas substantif (Brubaker, 1984:4). Kalberg berargumen bahwa Weber percaya bahwa konflik di antara kedua tipe rasionalitas itu memainkan “peran yang secara khusus penting dalam membentangkan proses rasionalisasi di Barat” (1980: 1157).

Selain membedakan di antara empat tipe rasionalitas, Kalberg membahas kemampuannya untuk memperkenalkan cara-cara hidup yang metodis. Rasionalitas simpel kekurangan kemampuan tersebut sebab ia mencakup reaksi-reaksi terhadap situasi-situasi daripada usaha-usaha untuk menatanya. Rasionalitas teoretis bersifat kognitif dan oleh sebab itu memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk menindas rasionalitas simpel dan tampak lebih berupa produk final daripada produsen. Bagi Weber, rasionalitas substantif yaitu tipe satu-satunya yang memiliki “potensi untuk memperkenalkan cara-cara hidup yang metodis” (Kalberg, 1980: 1165). Oleh sebab itu, di Barat, suatu rasionalitas substantif khusus dengan penitikberatan pada cara hidup yang metodis—Calvinisme—menundukkan rasionalitas simpel dan menghasilkan pengembangan rasionalitas formal.

Hal yang ditakutkan Weber ialah bahwa rasionalitas substantif menjadi kurang signifikan dibandingkan tipe-tipe rasionalitas lainnya, khususnya rasionalitas formal, di Barat. Oleh sebab itu, para praktisi rasionalitas formal, menyerupai birokrat dan kaum kapitalis, sedang mendominasi Barat, dan tipe yang “mewujudkan impian tertinggi peradaban Barat (yakni, individu yang otonom dan bebas yang tindakan-tindakannya berkesinambungan sebab mengacu kepada nilai-nilai fundamental) sedang layu” (Kalberg, 1980:1176).

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Download

Baca Juga
1. Max Weber. Biografi 
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme
5. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi
6. Max Weber. Sosiologi Substantif
7. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
8. Max Weber. Tindakan Sosial
9. Max Weber. Rasionalisasi
10. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
11. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
12. Weber dan Teori Tindakan
13. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
14. Pokok Bahasan Sosiologi
15. Weber dan Teori Tindakan

16. Max Weber. Tipe-Tipe Rasionalitas
17. Max Weber. Tentang Nilai-nilai
18. Max Weber. Kelas, Status, dan Partai

Belum ada Komentar untuk "Max Weber. Rasionalitas Formal Dan Substantif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel