Makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan

A.    Kelahiran Usman bin Affan
Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin ‘Adnan.[1]
Usman ibn ‘Affan ibn Abdillah ibn Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn Abdi mannaf ibn Qushayi lahir pada tahun 576 M di Thaif. Ibunya yakni Urwah, putrinya Ummu hakim al-Baidha, putri Abdul muttalib, nenek nabi SAW. Ayahnya ‘Affan yakni seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah. Nasab Usman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf ibn Qushayi. Kalau Usman bersambung melalui Abdul Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf. Baik suku Umayyah maupun suku Hasyim semenjak sebelum islam sudah mengadakan persaingan dan permusuhan yang sangat keras. Setelah islam Nabi berusaha mendamaikan kedua suku maupun suku-suku lain melalui ikatan perkawinan dan juga melancarkan dakwah islam.[2]
Ada juga yang meriwayatkan Ia lahir di Mekah lima tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW atau lima tahun setelah insiden perang Gajah yang menyerang Ka’bah. Ia berwajah tampan dan berkulit halus dan putih, jenggotnya lebat, cuilan depan kepalanya botak, dan tangannya kekar. Ia mengikrar diri masuk Islam dihadapan Nabi setelah diajak masuk Islam oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Setelah masuk Islam pamannya mengikatnya dengan tali sambil berujar “apakah kau masih menyukai agama nenek moyangmu setelah kau menganut agamamu itu.” “demi Allah, saya tidak akan melepaskan mu sebelum kau keluar dari agamamu itu” “demi Allah, saya sama sekali tidak akan keluar dari agama baruku ini” jawab Usman dengan tegas. Akhirnya, pamannya frustasi dan membiarkan Usman memeluk agama Islam.
Ia termasuk salah satu diantara sepuluh sobat yang menerima jaminan Surga dan termasuk salah satu dari juru tulis Al-Qur’an. Ia ikut shalat menghadap dua kiblat dan ikut berhijrah dua kali. Ia juga mengikuti semua perperangan bersama Nabi, kecuali perang Badar. Saat itu ia sedang merawat isterinya Ruqayyah binti Rasulullah yang sedang sakit keras.
Ia digelar Dzu An-Nurain (pemilik dua cahaya), sebab ia menikahi dua putrid Rasulullah SAW. Ia menikahi Ruqayyah kemudian Ummu Kultsum setelah Ruqayyah meninggal. Rasulullah bersabda, “seandainya kami mempunyai tiga, pasti kami akan menikahkan dia kepada anda”
Sejak sebelum masuk islam ia memang populer sebagai seorang pedagang yang sangat kaya raya. Ia sosok yang populer pemalu. Juga populer dengan dermawannya. Bahkan, ia pernah menanggung semua perlengkapan separuh dari pasukan kaum Muslimin dalam perang Al-Asrah. Ia pernah membelikan sumur Raumah dari kaum Yahudi. Setelah itu menafkahkannya. Pada ketika Rasulullah wafat, Usman gres berusia 58 tahun.[3]

B.     Proses Pengangkatan Usman bin Affan
Seperti kesepakatan yang dikatakan khalifah Umar dalam pidato inagurasinya sebagai khalifah, dia telah membentuk majlis khusus untuk pemilihan khalifah berikutnya. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri dari enam sobat dari banyak sekali kelompok sosial yang ada. Mereka yakni Ali bin Abi thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa’ad bin Abi waqas, dan Thalhah. Namun pada ketika pemilihan berlangsung, Thalhah tidak sempat hadir, sehingga lima dari enam anggota panitia yang melaksanakan pemilihan.[4]
Menjelang wafatnya Umar bin khattab, ia membuat tim formatur untuk menentukan calon khalifah. Akhirnya Usman ibn ‘Affan terpilih menjadi khalifah III dari al-Khulafa al-Rasyidin pengganti Umar. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Abd al-Rahman ibn ‘Auf  sebagai ketua tim pelaksanaan pemilihan khalifah, pasca wafatnya Umar ibn Khattab, berkata kepada Usman ibn ‘Affan disuatu tempat sebagai berikut:
“Jika saya tidak membaiatmu (Usman) maka siapa yang kau usulkan? Ia (Usman) berkata “Ali”. Kemudian Ia (Abd al-Rahman bin Auf) berkata kepada Ali, kalau saya tidak membaiatmu, maka siapa yang kau usulkan untuk dibai’at? Ali berkata, “Usman”. Kemudian Abd al-Rahman bin Auf bermusyawarah dengan tokoh-tokoh lainnya, ternyata lebih banyak didominasi menentukan Usman sebagai khalifah.”
Memperhatikan percakapan dari dua sobat tersebut, maka tampaklah bahwa sebetulnya Usman dan Ali tidak ambisius menjadi khalifah, justru keduanya saling mempersilahkan untuk menentukan khalifah secara musyawarah.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf berkata kepada Ali sambil memegang tangannya, ”engkau punya hubungan kerabat dengan Rasulullah dan sebagaimana diketahui, Engkau lebih dulu masuk Islam. Demi Allah kalau saya memilihmu, engkau mesti berbuat adil. Dan kalau saya menentukan Usman, engkau mesti patuh dan taat.” Kemudian Ibn Auf memberikan hal yang sama kepada lima sobat lainnya. Setelah itu ia berkata kepada Usman, “aku membaiatmu atas nama sunnah Allah dan Rosul-Nya, juga dua khalifah sesudahnya.” Usman berkata, ”baiklah.”
Abdurrahman eksklusif membaiatnya ketika itu juga diikuti oleh para sobat dan kaum muslim. Orang kedua yang membaiat Usman yakni Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian kaum muslim bersepakat mendapatkan Usman sebagai khalifah setelah Umar bin Khattab. Haris bin Mudhrab berkata,”aku berjanji pada masa Umar, kaum muslim itu tidak merasa ragu bahwa khalifah berikutnya yakni Usman.”
Masa kekhalifahannya yakni sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Beliau di baiat pada awal bulan Muharam tahun dua puluh empat Hijriah dan terbunuh pada tanggal delapan belas Dzulhijjah tahun tiga puluh lima Hijriah. Adapun usia dia telah mencapai lebih dari delapan puluh tahun. Shalih bin Kaitsan berkata, “ dia wafat pada usia delapan puluh tahun beberapa bulan.” Dikatakan, “ delapan puluh empat tahun.” Qatadah berkata, “ dia meninggal pada usia delapan puluh delapan tahun atau Sembilan tahun.”




C.    Peradaban Pada Masa Usman bin Affan
1.      Pembukuan Al-qur’an
Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah Umar berhasil membuat stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia sanggup membagi perhatiannya untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika Usman menjabat sebagai khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis politik Umar. Ia melaksanakan banyak sekali Ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah baru. Perluasan itu memunculkan situasi sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Banyak hal gres yang harus diantisipasi oleh penguasa muslim untuk menyatukan umat, yang terdiri atas banyak sekali suku dan bangsa. Salah satu hal yang muncul jawaban ekspansi wilayah islam yakni munculnya banyak sekali perbedaan qira’ah Al-qur’an. Itu sebab setiap tempat mempunyai dialeg bahasa tersendiri, dan setiap kelompok umat islam mengikuti qiroah para sobat terkemuka. Sebagaimana diketahui ada beberapa orang sobat yang menjadi kiblat atau acuan bagi kaum muslim mengenai bacaan Al-qur’an.
Dimasa Rasulullah dan dua khalifah sebelumnya keadaan itu tidak menjadikan permasalahan sebab para sobat bias mencari acuan yang pasti mengenai bacaan yang benar dan diterima. Namun seiring  perubahan zaman dan perbedaan latar belakang sosial budaya mayarakat islam, problem itu semakin meruncing dan berujung pada problem aqidah. Sebagian kelompok umat menyalahkan kelompok lain sebab perbedaan gaya dan qiraah Al-qur’an. Bahkan mereka saling mendustkan, menyalahkan bahkan mengkafirkan.
Kenyataan itu mendorong usman untuk berijtihad melaksanakan sesuatu yang benar-benar baru. Pada simpulan 24 H awal 25 H, Usman mengumpulkan para sobat kemudian empat orang diantara mereka menyusun mushaf yang akan menjadi acuan umat islam. Keempat kodifikasi panitia itu yakni para penghafal al-Qur’an yang telah dikenal baik yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said ibn al-Ash dan Abdurrahman ibn al-Harist ibn Hisyam.
Panitia kodifikasi itu bekerja sangat cermat dan hati-hati.mereka menghimpun banyak sekali qiraah yang ada ditengah umat kemudian menentukan salah satunya yang dianggap paling dipercaya. Mereka eksklusif menuliskan dalam satu mushaf lafal atau bacaan yang disepakati bersama.  Yang tersusun rapi dan sistematis. Panitia kodifikasi Al-qur’an bekerja dengan cermat, teliti, dan hati-hati sehingga menghasilkan sebuah mushaf. Sebetulnya karya itu bukan murni dilakukan khalifah Usman, sebab gagasan itu telah dirintis semenjak kepemimpinan Abu Bakar dan diteruskan khalifah Umar. Mushaf usmani itupun tuntas disusun dan mushaf-mushaf lain yang berbeda dari mushaf utama itu diperintahkan untuk dibakar.

2.      Masa pemerintahan
Para pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Utsman menjadi dua periode, yaitu pada periode kemajuan dan periode kemunduran hingga ia terbunuh. Periode I, pemerintahan Usman membawa kemajuan luar biasa berkat jasa panglima yang andal dan berkualitas dimana peta islam sangat luas dan bendera islam berkibar dari perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli, Syprus di front al-maghrib bahkan ada sumber menyatakan hingga ke Tunisia). Di al-maghrib, diutara hingga ke Aleppo dan sebagian Asia kecil, di Timur bahari hingga ke Ma wara al-Nahar –Transoxiana, dan di Timur seluruh Persia bahkan hingga diperbatasan Balucistan (sekarang wilayah Pakistan), serta Kabul dan Ghazni. Selain itu ia juga berhasil membetuk armada bahari dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan-serangan di bahari tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan pertama kali dilaut dalam sejarah islam.
Pada periode ke-II, kekuasaannya identik dengan kemunduran dengan kemunduran dengan huruhara dan kekacauan yang luar biasa hingga ia wafat. Sebagian andal sejarah menilai bahwa Usman melaksanakan nepotisme. Ia mengangkat sanak saudaranya dalam jabatan-jabatan strategis yang paling besar dan paling banyak menimbulkan suku-suku dan kabila-kabila lainnya mencicipi pahitnya tindakan Usman tersebut.
Para pejabat dan para panglima kurun Umar hampir semuanya dipecat oleh Usman, kemudian mengangkat dari keluarga sendiri yang tidak bisa dan tidak cakap sebagai pengganti mereka. Adapun para pejabat Usman yang berasal dari famili dan keluarga dekat, diantaranya Muawiyah bin Abi sofyan, Gubernur Syam, satu suku dan keluarga bersahabat Usman. Oleh sebab itu, Usman diklaim bahwa ia telah melaksanakan KKN.
Namun pada kenyataannya bukan ibarat apa yang telah dituduhkan kepada Usman, dengan banyak sekali alasan yang sanggup dicatat atau digaris bawahi bahwa usman tidak melaksanakan nepotisme, diantaranya:
a.       Para gubernur yang diangkat oleh Usman tidak semuanya family usman. Ada yang saudara atau anak asuh,ada yang saudara susuan, ada pula saudara tiri.
b.      Ia mengangkat familinya tentunya atas pertimbangan dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya.
c.       Meskipun sebagian pejabat diangkat dari kalangan family, namun mereka semuanya punya reputasi yang tinggi dan mempunyai kemampuan. Hanya saja faktor ekonomi yang menyatukan untuk memprotes guna memperoleh hak mereka. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang oportunis membuatkan informasi sebagai modal bahwa usman telah memperlihatkan jabatan-jabatan penting dan strategis kepada famili, yang balasannya menimbulkan khalifah usman terbunuh.
Melihat fakta-fakta tersebut diatas,jelas bahwa nepotisme Usman tidak terbukti. Karena pengangkatan saudara-saudaranya itu berangkat dari profesionalisme kinerja mereka dilapangan. Akan tetapi memang pada masa simpulan kepemimpinan Usman para gubernur yang diangkat tersebut bertindak absolut terutama dalam bidang ekonomi. Mereka diluar kontrol Usman yang memang sudah berusia lanjut sehingga  rakyat menganggap hal tersebut sebagai kegagalan Usman, hingga pada balasannya Usman mati terbunuh.
Pada masa pemerintahannya, harta berlimpah, sampai-sampai ia pernah mengutus budak wanita untuk menimbangnya. Ia yakni orang pertama yang memperluas Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi, membangun pangkalan angkatan laut, menyuruh membentuk kepolisian Negara, dan mendirikan gedung pengadilan. Ia juga yang mendahulukan khutbah pada shalat Ied dan menembahkan azan pada shalat Jum’at.[5]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin ‘Adnan.
2.      Pemilihan khalifah usman bin affan atas rekomendasi dari umar dengan membentuk tim formatur yang terdiri dari enam sobat dari banyak sekali kelompok social yang ada. Dan pada masa pemerintahannya dia melaksanakan ekspansi diberbagai wilayah dan berjasa atas pembukuan al quran.
3.      Pembunuhan Usman bin Affan yakni bentuk ketidak puasan pihak-pihak yang secara prinsip merugikan kepentingan kelompok, bukan suatu pertimbangan kemaslahatan umat islam.

B.     Saran-saran
1.      Makalah Pendidikan Sejarah Perkembangan Islam ini dibutuhkan menjadi masukan dan materi embel-embel dalam memahami sejarah seluk beluk tenteng Usman bin Affan.  Penulis juga mengharapkan makalah ini sanggup dikembangkan oleh para pembaca.











DAFTAR PUSTAKA
Abu Su’ud, Ilamilogi Ajaran, dan peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.
Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Khairul Amru Harahap, tokoh-tokoh besar Islam sepanjang sejarah, Jakarta: Al-Kaustar 2009.
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008





[1] Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 323.
[2] Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hal. 89.
[3] Khairul Amru Harahap, tokoh-tokoh besar Islam sepanjang sejarah, (Jakarta: Al-Kaustar 2009), hal. 16-17.
[4] Abu Su’ud, Ilamilogi Ajaran, dan peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hal. 60.
[5] Khairul Amru Harahap,..., hal. 18.

Belum ada Komentar untuk "Makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Utsman Bin Affan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel