John Watson. Ikatan Stimulus-Respons (S-R Bond)
Behaviorisme memandang insan sebagai organisme yang netral, pasif, dan reaktif terhadap rangsangan (stimulus) di sekitar lingkungannya. Orang akan bereaksi (memberikan respons) apabila diberi stimulus oleh lingkungan eksternal.
Demikian pula kalau stimulus dilakukan secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Hal itu akan berakibat berubahnya sikap individu. Sebagaimana terjadi pada bayi Albert. Proses pembentukan sikap ini disebut Watson sebagai proses belajar.
Menurut Watson, syarat terjadinya proses berguru dalam pola hubungan stimulus-respons dijelaskan sebagai berikut.
a. Adanya dorongan (drive)
Unsur ini merupakan suatu harapan di dalam diri individu untuk memenuhi kebutuhan yang sedang dirasakannya. Sebagai contoh, kalau seorang anak membutuhkan uang untuk membeli buku maka ia terdorong untuk meminta uang kepada orang tuanya. Unsur drive ada pada setiap orang, tetapi kadarnya tidak sama. Ada orang yang dorongannya sangat berpengaruh dan menggebu-gebu. Akan tetapi, ada juga orang yang tidak terlalu peduli kebutuhannya akan terpenuhi atau tidak.
b. Adanya rangsangan (stimulus)
Unsur ini sama dengan drive, ialah suatu harapan individu untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. Hanya saja, kalau drive berasal dari dalam diri, stimulus berasal dari luar. Contohnya, seseorang mencium wangi masakan yang sedap. Ia ingin terus mencium aroma tersebut atau bahkan mendekati masakan.
c. Adanya reaksi terhadap rangsangan (respons)
Unsur ini timbul sesudah hadirnya stimulus. Respons menunjukkan sebuah reaksi terhadap stimulus. Bentuk respons sanggup majemuk sebab bergantung pada situasi, kondisi, dan bahkan stimulus. Respons sanggup diamati dari luar. Respons bersifat nyata apabila seseorang memberi respons sesuai dengan yang dibutuhkan oleh stimulus. Sebaliknya, respons bersifat negatif apabila seseorang menunjukkan respons berlawanan dengan yang dibutuhkan oleh pemberi rangsangan.
d. Adanya penguatan (reinforcement)
Unsur ini berasal dari pihak luar dan ditujukan kepada orang yang sedang merespons. Apabila respons telah diberikan secara benar, maka diberi penguatan biar individu tersebut mencicipi adanya kebutuhan untuk mengulangi kembali. Hal ini sebagaimana bayi Albert yang awalnya tidak takut terhadap tikus berbulu putih. Akan tetapi, sebab setiap kali hendak menyentuh tikus putih ada seseorang yang memukul besi dengan palu, karenanya Albert takut untuk menyentuh hewan tersebut.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. John Watson. Biografi Psikolog
2. John Watson. Teori Behaviorisme
3. John Watson. Eksperimen "Little Albert"
4. John Watson. Prinsip Pembelajaran
5. John Watson. Prinsip Behaviorisme
Menurut Watson, syarat terjadinya proses berguru dalam pola hubungan stimulus-respons dijelaskan sebagai berikut.
a. Adanya dorongan (drive)
Unsur ini merupakan suatu harapan di dalam diri individu untuk memenuhi kebutuhan yang sedang dirasakannya. Sebagai contoh, kalau seorang anak membutuhkan uang untuk membeli buku maka ia terdorong untuk meminta uang kepada orang tuanya. Unsur drive ada pada setiap orang, tetapi kadarnya tidak sama. Ada orang yang dorongannya sangat berpengaruh dan menggebu-gebu. Akan tetapi, ada juga orang yang tidak terlalu peduli kebutuhannya akan terpenuhi atau tidak.
b. Adanya rangsangan (stimulus)
Unsur ini sama dengan drive, ialah suatu harapan individu untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. Hanya saja, kalau drive berasal dari dalam diri, stimulus berasal dari luar. Contohnya, seseorang mencium wangi masakan yang sedap. Ia ingin terus mencium aroma tersebut atau bahkan mendekati masakan.
c. Adanya reaksi terhadap rangsangan (respons)
Unsur ini timbul sesudah hadirnya stimulus. Respons menunjukkan sebuah reaksi terhadap stimulus. Bentuk respons sanggup majemuk sebab bergantung pada situasi, kondisi, dan bahkan stimulus. Respons sanggup diamati dari luar. Respons bersifat nyata apabila seseorang memberi respons sesuai dengan yang dibutuhkan oleh stimulus. Sebaliknya, respons bersifat negatif apabila seseorang menunjukkan respons berlawanan dengan yang dibutuhkan oleh pemberi rangsangan.
d. Adanya penguatan (reinforcement)
Unsur ini berasal dari pihak luar dan ditujukan kepada orang yang sedang merespons. Apabila respons telah diberikan secara benar, maka diberi penguatan biar individu tersebut mencicipi adanya kebutuhan untuk mengulangi kembali. Hal ini sebagaimana bayi Albert yang awalnya tidak takut terhadap tikus berbulu putih. Akan tetapi, sebab setiap kali hendak menyentuh tikus putih ada seseorang yang memukul besi dengan palu, karenanya Albert takut untuk menyentuh hewan tersebut.
Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta
Download
Baca Juga
1. John Watson. Biografi Psikolog
2. John Watson. Teori Behaviorisme
3. John Watson. Eksperimen "Little Albert"
4. John Watson. Prinsip Pembelajaran
5. John Watson. Prinsip Behaviorisme
Belum ada Komentar untuk "John Watson. Ikatan Stimulus-Respons (S-R Bond)"
Posting Komentar