Georg Simmel. Perihal Kesadaran Individual
Pada level individual, Simmel berfokus pada bentuk-bentuk asosiasi dan memberi perhatian yang agak sedikit kepada info mengenai kesadaran individual, yang jarang secara pribadi dibahas di dalam karyanya. Namun, Simmel dengan terperinci bekerja dengan suatu pengertian bahwa insan mempunyai kesadaran kreatif. Seperti dinyatakan Frisby, dasar kehidupan sosial bagi Simmel yakni “para individu atau kelompok individu yang sadar, yang saling berinteraksi alasannya bermacam motif, maksud, dan kepentingan” (1984: 61). Minat pada kreativitas tersebut terwujud di dalam diskusi Simmel mengenai bentuk-bentuk interaksi yang bermacam-macam, kemampuan para pemain film membuat struktur sosial, dan juga efek-efek yang membahayakan yang dimiliki struktur-struktur itu pada kreativitas individu.
Semua diskusi Simmel mengenai bentuk-bentuk interaksi menyiratkan bahwa para pemain film niscaya berorientasi secara sadar kepada orang lain. Oleh alasannya itu, misalnya, interaksi di dalam suatu sistem yang distratifikasi mengharuskan biar pihak yang lebih tinggi dan yang lebih rendah saling mengorientasikan diri satu sama lain. Interaksi akan berhenti dan sistem stratifikasi akan runtuh bila tidak ada proses orientasi bersama, hal yang sama berlaku juga untuk semua bentuk interaksi lainnya.
Kesadaran memainkan peran-peran lain di dalam karya Simmel. Contohnya, meskipun Simmel percaya bahwa struktur-struktur sosial (dan kultural) pada karenanya mempunyai kehidupannya sendiri, ia menyadari bahwa orang harus mengkonseptualisasikan struktur demikian biar mereka mempunyai imbas pada manusia. Simmel menyatakan bahwa masyarakat tidak hanya “di luar sana” tetapi juga “gambaranku”—sesuatu yang bergantung pada acara kesadaran (1908/1959a: 339).
Simmel juga mempunyai pengertian atas nurani individual dan atas fakta bahwa norma-norma dan nilai-nilai masyarakat menjadi terinternalisasi di dalam kesadaran individual. Keberadaan norma-norma dan nilai-nilai baik secara internal maupun eksternal “menjelaskan huruf rangkap perintah moral: bahwa di satu sisi, perintah itu menghadapi kita sebagai tatanan impersonal yang harus kita patuhi, tetapi di sisi lain, bukan kekuatan eksternal, melainkan hanya dorongan hati kita yang paling pribadi dan internal, yang memaksakannya kepada kita. Bagaimanapun juga di sinilah salah satu kasus saat individu, di dalam kesadarannya sendiri, mengulangi hubungan-hubungan yang ada di antara dia, sebagai suatu pribadi total, dan kelompok” (Simmel, 1980/1950a: 254). Konsepsi yang sangat modern mengenai internalisasi demikian yakni suatu perkiraan yang agaknya belum berkembang di dalam karya Simmel.
Selain itu, Simmel mempunyai suatu konsepsi mengenai kemampuan orang untuk menghadapi dirinya sendiri secara mental, memisahkan diri dari tindakan-tindakannya sendiri, yang sangat seakan-akan dengan pandangan-pandangan George Herbert Mead* dan interaksionis simbolik* (Simmel, 1918/1971: 364; lihat juga Simmel, 1907/1978: 64). Sang pemain film sanggup mendapatkan rangsangan eksternal, mengaksesnya, mengusahakan rangkaian tindakan yang berbeda, dan lalu tetapkan apa yang harus dilakukan. Karena kapasitas-kapasitas mental tersebut, sang pemain film tidak hanya diperbudak oleh kekuatan-kekuatan eksternal. Akan tetapi, ada suatu paradoks di dalam konsepsi Simmel mengenai kemampuan-kemampuan mental. Pikiran sanggup membuat orang tetapi diperbudak oleh rangsangan luar, tetapi ia juga mempunyai kemampuan untuk mereifikasi realitas sosial, membuat sendiri objek-objek yang karenanya memperbudaknya. Seperti dikatakan Simmel, “pikiran kita mempunyai kecakapan luar biasa untuk memikirkan isi yang independen dari tindakan berpikir” (1907/1978: 65). Oleh alasannya itu, meskipun kecerdasannya memampukan insan untuk menghindar dari perbudakan oleh rangsangan eksternal yang sama yang membatasi hewan-hewan yang lebih rendah, kecerdasan insan juga membuat struktur-struktur dan lembaga-lembaga yang menghambat aliran dan tindakan-tindakan mereka.
Meskipun kita sanggup menemukan manifestasi perhatian Simmel pada kesadaran di banyak sekali daerah di dalam karyanya, beliau sangat sedikit melakukannya selain dari mengasumsikan keberadaannya. Raymond Aron membuat hal itu dengan jelas: “dia [Simmel] pastilah mengetahui hukum-hukum perilaku... reaksi manusia. Akan tetapi, beliau tidak berusaha menemukan atau menjelaskan apa yang sedang terjadi di dalam pikiran itu sendiri” (1965: 5-6).
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Fesyen
11. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
12. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
13. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
14. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
Semua diskusi Simmel mengenai bentuk-bentuk interaksi menyiratkan bahwa para pemain film niscaya berorientasi secara sadar kepada orang lain. Oleh alasannya itu, misalnya, interaksi di dalam suatu sistem yang distratifikasi mengharuskan biar pihak yang lebih tinggi dan yang lebih rendah saling mengorientasikan diri satu sama lain. Interaksi akan berhenti dan sistem stratifikasi akan runtuh bila tidak ada proses orientasi bersama, hal yang sama berlaku juga untuk semua bentuk interaksi lainnya.
Kesadaran memainkan peran-peran lain di dalam karya Simmel. Contohnya, meskipun Simmel percaya bahwa struktur-struktur sosial (dan kultural) pada karenanya mempunyai kehidupannya sendiri, ia menyadari bahwa orang harus mengkonseptualisasikan struktur demikian biar mereka mempunyai imbas pada manusia. Simmel menyatakan bahwa masyarakat tidak hanya “di luar sana” tetapi juga “gambaranku”—sesuatu yang bergantung pada acara kesadaran (1908/1959a: 339).
Simmel juga mempunyai pengertian atas nurani individual dan atas fakta bahwa norma-norma dan nilai-nilai masyarakat menjadi terinternalisasi di dalam kesadaran individual. Keberadaan norma-norma dan nilai-nilai baik secara internal maupun eksternal “menjelaskan huruf rangkap perintah moral: bahwa di satu sisi, perintah itu menghadapi kita sebagai tatanan impersonal yang harus kita patuhi, tetapi di sisi lain, bukan kekuatan eksternal, melainkan hanya dorongan hati kita yang paling pribadi dan internal, yang memaksakannya kepada kita. Bagaimanapun juga di sinilah salah satu kasus saat individu, di dalam kesadarannya sendiri, mengulangi hubungan-hubungan yang ada di antara dia, sebagai suatu pribadi total, dan kelompok” (Simmel, 1980/1950a: 254). Konsepsi yang sangat modern mengenai internalisasi demikian yakni suatu perkiraan yang agaknya belum berkembang di dalam karya Simmel.
Selain itu, Simmel mempunyai suatu konsepsi mengenai kemampuan orang untuk menghadapi dirinya sendiri secara mental, memisahkan diri dari tindakan-tindakannya sendiri, yang sangat seakan-akan dengan pandangan-pandangan George Herbert Mead* dan interaksionis simbolik* (Simmel, 1918/1971: 364; lihat juga Simmel, 1907/1978: 64). Sang pemain film sanggup mendapatkan rangsangan eksternal, mengaksesnya, mengusahakan rangkaian tindakan yang berbeda, dan lalu tetapkan apa yang harus dilakukan. Karena kapasitas-kapasitas mental tersebut, sang pemain film tidak hanya diperbudak oleh kekuatan-kekuatan eksternal. Akan tetapi, ada suatu paradoks di dalam konsepsi Simmel mengenai kemampuan-kemampuan mental. Pikiran sanggup membuat orang tetapi diperbudak oleh rangsangan luar, tetapi ia juga mempunyai kemampuan untuk mereifikasi realitas sosial, membuat sendiri objek-objek yang karenanya memperbudaknya. Seperti dikatakan Simmel, “pikiran kita mempunyai kecakapan luar biasa untuk memikirkan isi yang independen dari tindakan berpikir” (1907/1978: 65). Oleh alasannya itu, meskipun kecerdasannya memampukan insan untuk menghindar dari perbudakan oleh rangsangan eksternal yang sama yang membatasi hewan-hewan yang lebih rendah, kecerdasan insan juga membuat struktur-struktur dan lembaga-lembaga yang menghambat aliran dan tindakan-tindakan mereka.
Meskipun kita sanggup menemukan manifestasi perhatian Simmel pada kesadaran di banyak sekali daerah di dalam karyanya, beliau sangat sedikit melakukannya selain dari mengasumsikan keberadaannya. Raymond Aron membuat hal itu dengan jelas: “dia [Simmel] pastilah mengetahui hukum-hukum perilaku... reaksi manusia. Akan tetapi, beliau tidak berusaha menemukan atau menjelaskan apa yang sedang terjadi di dalam pikiran itu sendiri” (1965: 5-6).
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Download
Baca Juga
1. Georg Simmel. Biografi
2. Georg Simmel. Kebudayaan Objektif
3. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk dan Tipe-Tipe Interaksi Sosial
4. Georg Simmel. Geometri Sosial
5. Georg Simmel. Kerahasiaan; Sebuah Geometri Sosial
6. Georg Simmel. The Philosphy of Money
7. Georg Simmel. Level-Level dan Wilayah-Wilayah Perhatian
8. Georg Simmel. Pemikiran Dialektis
9. Georg Simmel. Bentuk-Bentuk Sosial; Superordinasi dan Subordinasi
10. Georg Simmel. Fesyen
11. Georg Simmel. Kebudayaan Individual (Subjektif) dan Kebudayaan Objektif
12. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
13. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Formal
14. Georg Simmel. Lebih-Hidup dan Melampaui-Kehidupan
Belum ada Komentar untuk "Georg Simmel. Perihal Kesadaran Individual"
Posting Komentar