B.F. Skinner. Prinsip Operant Conditioning

Selama lebih dari 60 tahun kariernya, Skinner mengidentifikasi sejumlah prinsip dasar dari operant conditioning. Ia menjelaskan bagaimana seseorang berguru sikap gres atau mengubah tingkah laris yang sudah ada. Prinsip-prinsip utama yang dikemukakan Skinner yaitu sebagai berikut.
a. Reinforcement
Reinforcement (penguatan) berarti proses yang memperkuat perilaku, yakni memperbesar kesempatan biar sikap tersebut terjadi lagi. Ada dua kategori umum penguatan, yaitu positif dan negatif.

Penguatan positif yaitu suatu metode memperkuat sikap dengan menyertakan stimulus menyenangkan. Penguatan positif sanggup meliputi makanan, minuman, seks, serta kenyamanan yang bersifat fisik. Penguat positif juga sanggup meliputi kepemilikan materi, uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan, perhatian, serta kesuksesan karier.

Penguatan positif sanggup memperkuat sikap seseorang, baik yang diinginkan maupun tidak, bergantung pada situasi dan kondisi. Sebagai contoh, bawah umur kemungkinan mau berguru ulet di sekolah alasannya yaitu penghargaan diterima dari orang renta serta gurunya berkat prestasi yang memuaskan. Namun, mereka juga sangat mungkin mengganggu kelas, mencoba melaksanakan hal-hal berbahaya, atau boleh jadi mulai merokok alasannya yaitu perilaku-perilaku tersebut mengarahkan perhatian dan penerimaan dari kelompok sebayanya.

Salah satu penguat paling umum untuk sikap insan yaitu uang. Banyak orang remaja menghabiskan waktu selama berjam-jam demi pekerjaan alasannya yaitu iming-iming mendapat upah. Bagi individu tertentu, uang sanggup pula menjadi penguat untuk sikap yang tidak diinginkan, mirip perampokan, penjualan obat bius, serta penggelapan pajak.

Sementara itu, penguat negatif merupakan metode penguatan sikap melalui cara menghilangkan atau meniadakan stimulus yang tidak menyenangkan. Ada dua tipe penguatan negatif, yaitu mengatasi dan menghindari. Dalam tipe mengatasi, seseorang melaksanakan sikap khusus untuk menghilangkan stimulus yang tidak mengenakan. Sebagai contoh, seseorang menderita sakit kepala dan mencoba obat jenis gres untuk mengurangi rasa sakitnya. Ternyata, sakit kepalanya sanggup menghilang dengan cepat. Orang tersebut kemungkinan akan memakai obat itu lagi ketika suatu dikala menderita sakit kepala kembali.

Dalam tipe menghindari, seseorang melaksanakan suatu sikap khusus berupa menjauhi akhir yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh, pengemudi kendaraan beroda empat kemungkinan mengambil jalur di tepi jalan raya untuk menghindari gesekan beruntun. Pada pola lain, pengusaha membayar pajak untuk menghindari denda dan sanksi serta siswa mengerjakan pekerjaan rumahnya biar terhindar dari mendapat nilai buruk.

b. Punishment
Punishment (hukuman) berkaitan dengan penguatan. Apabila penguatan memantapkan sikap maka sanksi justru memperlemah, yaitu mengurangi peluang terjadi lagi di masa depan. Ada dua macam hukuman, yakni positif dan negatif. Hukuman positif yaitu mengurangi sikap dengan memperlihatkan stimulus tidak menyenangkan bila perbuatan itu terjadi. Misalnya, orang renta memakai sanksi berupa menjewer, mencubit, atau memarahi anak alasannya yaitu gres saja melaksanakan sikap yang buruk. Pada pola lain, masyarakat menerapkan sanksi berupa menahan atau memenjarakan seseorang yang melanggar hukum.

Hukuman negatif yaitu mengurangi sikap dengan menghilangkan stimulus yang menyenangkan bila perbuatan dilakukan. Misalnya, strategi orang renta membatasi ruang gerak anaknya atau mencabut beberapa hak istimewanya alasannya yaitu perbuatan jelek yang dilakukan si anak. Pada pola lain, masyarakat tidak hanya menahan atau memenjarakan seorang pelanggar hukum, tetapi juga mencabut sejumlah hak-haknya.

Sebagai catatan, sanksi mempunyai beberapa kelemahan. Ketika seseorang dieksekusi hingga sangat menderita, ia menjadi marah, agresif, atau bahkan memperlihatkan emosional negatif lainnya. Orang itu juga sangat mungkin menyembunyikan bukti-bukti sikap salahnya atau melarikan diri dari situasi buruk, mirip halnya ketika seorang anak kabur dari rumahnya.

Hukuman mungkin mengeliminasi sikap dikehendaki bersamaan dengan hilangnya sikap yang diinginkan. Sebagai contoh, seorang anak yang dipukul alasannya yaitu menciptakan kesalahan di depan kelas kemungkinan besar tidak berani mengacungkan jari untuk bertanya atau berargumen. Karena alasan ini dan beberapa faktor lainnya, banyak pakar psikologi merekomendasikan sanksi hanya boleh diberikan untuk mengontrol sikap ketika tidak ada alternatif lain yang lebih masuk akal.

c. Shaping
Shaping (pembentukan) merupakan teknik penguatan yang dipakai untuk mengajar sikap binatang atau insan yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dalam cara ini, guru terus mengadakan penguatan kembali terhadap suatu respons yang sanggup dilakukan. Misalnya, guru memberi soal dengan tingkat kesulitannya bertambah secara sedikit demi sedikit sesuai respons yang dibutuhkan dari anak didik. Jadi, upaya membentuk suatu huruf seseorang tidak harus dilakukan secara instan, tetapi perlahan-lahan. Untuk membentuk huruf seorang pemikir, seorang guru pertama kali memberi soal yang gampang dijawab. Setelah murid bisa menjawab, guru memperlihatkan soal yang lebih sulit dan begitu pun seterusnya.

Pakar psikologi memakai sistem pembentukan untuk mengajarkan kemampuan berbicara pada bawah umur dengan keterbelakangan mental. Sebagai langkah awal, pakar memperlihatkan hadiah pada bunyi apa pun yang dikeluarkan anak. Kemudian, secara berangsur-angsur anak dituntut mengeluarkan bunyi yang mirip kata-kata gurunya. Pelatih binatang di dalam sirkus dan kebun binatang memakai sistem pembentukan untuk mengajari gajah bangkit dengan hanya bertumpu pada kaki belakang, harimau berjalan di atas bola, anjing berjalan di dalam roda berputar ke arah belakang, serta paus dan lumba-lumba melompat melalui lingkaran.

d. Extinction
Extinction (eliminasi) merupakan metode mengeliminasi sikap yang dipelajari dengan cara menghentikan penguat dari perbuatan itu sendiri. Sebagai contoh, seseorang mengajari matematika pada anak yang tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Anak itu mungkin gres bersemangat mempelajari matematika apabila ia dijanjikan akan dibelikan sepeda. Akan tetapi, semangat ini lama-kelamaan akan kendur atau bahkan pada kesudahannya habis. Artinya, anak tidak mau lagi berguru matematika bila hadiah yang dijanjikan tidak diberikan.

Penguat yang ditarik kembali akan menghilangkan sikap yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, orang renta sering kali memperlihatkan penguat negatif terhadap sifat murka anak-anaknya dengan cara memperlihatkan perhatian. Jika orang renta mengabaikan kemarahan bawah umur dan lebih menentukan memperlihatkan hadiah berupa perhatian, maka frekuensi kemarahan anak tersebut seharusnya secara berangsur-angsur akan berkurang.


e. Generalization
Generalization (generalisasi) yaitu sikap yang telah dipelajari oleh individu dalam suatu situasi. Artinya, sikap itu dilakukan oleh individu tersebut dalam banyak sekali kesempatan lain, tetapi situasinya sama. Sebagai contoh, seseorang diberi hadiah dengan tertawa atas ceritanya yang lucu di suatu bar. Ia akan mengulang dongeng yang sama di tempat-tempat lain, mirip restoran atau momen pesta dan resepsi pernikahan.

f. Discrimination
Discrimination (diskriminasi) merupakan proses berguru bahwa sikap tertentu akan diperkuat dalam suatu situasi, tetapi tidak demikian dalam situasi lainnya. Seseorang akan berguru bahwa menceritakan dagelan di dalam rumah ibadah, momen rapat, transaksi bisnis ataupun banyak sekali situasi-situasi serius tidak akan menciptakan orang lain tertawa. Diskriminasi mengingatkan kepada seseorang bahwa sikap semacam itu yaitu negatif. Ia akan berguru menceritakan leluconnya hanya ketika berada pada situasi riuh dan banyak orang (stimulus diskriminatif). Belajar mengenai perilakunya akan diperkuat atau tidak merupakan bab penting dari pengondisian operan.

Sumber
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik hingga Modern. IrcisoD. Yogyakarta


Download

Baca Juga
1. B.F. Skinner. Biografi Psikolog
2. B.F. Skinner. Teori Behaviorisme Radikal
3. B.F. Skinner. Teori Operant Conditioning 
4. Penemuan-penemuan B.F. Skinner

Belum ada Komentar untuk "B.F. Skinner. Prinsip Operant Conditioning"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel