Unsur-Unsur Estetis Dan Karya Musik Kawasan Beserta Contohnya

Unsur-Unsur Estetis Dan Karya Musik Daerah

Berikut ini yaitu persamaan, perbedaan karya musik tempat dan keunikan alat musik dari tempat jawa yang perlu kita keahui bersama.

Persamaan dan perbedaan karya musik daerah

Gamelan Jawa sudah bermetamorfosis suatu sistem musik lengkap semenjak dulu. Akan tetapi, keterbatasan media pengembangan menimbulkan musik mi masih tetap dalam konreks kedaerahannya. Ada dua hal yang menjadi penyebab musik tradisional tidak sanggup berkembang. 

Penyebab itu di antaranya, pertama, musik tempat penuh dengan muatan nilai-nilai simbolis dan sarat dengan nilai-nilai estetis, etik, religius, dan filosofis, baik syair lagunya maupun hukum pembuatan dan penerapannya. Kedua, kemungkinan alat music maupun lagunya bersifat sederhana dengan keterbatasan nada pentatonis (lima nada) sehingga perlu diubah dulu ke dalam tujuh nada (diatonis). Sebagai contoh, gentling-gendingJawa yang diciptakan oleh para seniman tempat mengandung nilai-nilai simbolis, etik, religius, dan filosofis yang tak pernah habis seiring dengan perkembangan orkestra dan sejarah peradaban manusia.



Selain gending-gending Jawa, masih banyak jenis musik tempat yang kita miliki, ibarat musik tempat Batak (Sumatera Utara), Nias, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua (Irian) yang masing-masing mempunyai keunikan dan unsur-unsur estetis tersendiri. Meskipun cara mengungkapkannya dengan gaya, bahasa, dan memakai alat musik yang tidak sama, tetapi muatan (isi) dan pesan setiap lagu relatifsama, yaitu mengandung nilai-nilai simbolis, ens, dan filosofis.

Keunikan Alat Musik Tradisi Jawa

Seperti yang sudah disebutican di awal bahwa alat musik tradisi Jawa yang berupa gamelan terbuat dan materi logam, kayu, kulit, kawat, dan bambu. Meskipun proses penciptaannya masih sederhana dan
mengandalkan pekerjaan tangan (kerajinan tangan), yakni memanfaankan materi yang ada di alam sekitar, tetapi hasil karya tersebut mempunyai kualitas yang sanggup dibanggakan dan mengandung keunikan tersendiri, baik ditinjau dan sudut bentuk fisik maupun bunyi yang dihasilkan oleh instrumen gamelan tersebut. Warna bunyi tiap-tiap instrumen gamelan tidak sama-beda, tenapi jikalau ditabuh berbarengan dengan nada-nada yang teratur sanggup menghasilkan alunan bunyi yang bisa menghanyutkan hati orang yang mendengarnya.

Menurut bentuk dan bahannya, gamelan Jawa sanggup dikelompokkan ke dalam tiga jenis diberikut.
  1. Bilah (wilahan) yaitu gamelan yang berupa bilahan-bilahan logam (besi atau perunggu) dan kayu. contohnya yaitu saron, peking, demung, gender, dan gambang.
  2. Pencon (pencu) yaitu gamelan yang terbuat dan logam dan berbentuk cekungan. Di pecahan tengahnya dibentuk menonjol untuk ditabuh atau dipukul. contohnya gong, bonang, ketuk, dan kenong.
  3. Bentuk lain yang tidak berupa bilah maupun pencon. contohnya gendang yang terbuat dan kulit binatang, rebab, siter yang terbuat dan kawat, dan seruling yang terbuat dan bambu.
Teknik memainkan gamelan Jawa tidak sama-beda diubahsuaikan dengan bentuknya. Ditinjau dan cara memainkannya sanggup dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai diberikut.
  1. Idiophones adalab instrumen yang cara memainkannya dengan ditabuh anau dipukul dengan alat pemukul. Gamelan yang cara memainkannya dengan ditabuh yaitu tiruana gamelan yang berbentuk pencon (pencu) dan bilahan.
  2. Chordophones yaitu instrumen yang terbuat dan kawat dan cara memainkannya dengan digesek. contohnya rebab, siter, dan celempung.
  3. Aerophones yaitu instrumen yang cara memainkannya ditiup. contohnya seruling.
  4. Membranophones yaitu instrumen yang nerbuat dan kulit hewan dan cara memainkannya dengan ditabuh, contohnya gendang, bedug, dan rebana.
Sumber Pustaka: Yudhistira

Belum ada Komentar untuk "Unsur-Unsur Estetis Dan Karya Musik Kawasan Beserta Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel