Sejarah Sebagai Seni Berdasarkan Para Ahli
Sejarah Sebagai Seni Menurut Para Ahli
Menurut Mills, Spencer, dan Conite, metode ilmu alam sanggup dipakai untuk mempelajari sejarah, tanpa modifikasi lebih lanjut. Tetapi Dithley - seorang sejarawan dan filosof modern - menyatakan bahwa hal tersebut yakni salah besar. Sifat-sifat alami dan bahan-bahan pengetahuan alam yakni sesuatu yang selalu nyata terlihat, sehingga dengan praktis sanggup menganalisa, menerangkan, dan menduganya. Namun, sejarah yakni pengetahuan wacana rasa. Sejarah memerlukan pemahaman dan pendalaman akan bahan-bahan yang dihadapinya. Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan dan perubahan yang tampak di permukaan, tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu bagi pelaku sejarah. Lebih lanjut, sejarah mempelajari suatu proses dinamis dan kehidupan insan yang di dalamnya terlihat relasi alasannya yakni akhir (causal) yang cukup rumit.
Dalam sejarah terdapat elemen-elemen ilmiah, yaitu pada bab sejarah yang memungkinkan pendekatan-pendekatan ilmiah sanggup dilakukan dengan baik. Namun sejalan dengan penerapan metode ilmiah, tetap terdapat jiwa sejarah itu sendiri, yaitu jiwa dalam din insan itu sendiri yang ialah nyala api kehidupan manusia. Pemahaman terhadap jiwa sejarah spesialuntuk miingkin sanggup dilakukan oleh seni, lantaran sudah diketahui bahwa metode ilmiah sangat bermanfaa untuk menguji arti dan nilai dan materi sejarah, mengisi, melacak relasi alasannya yakni akhir (causal) dan menyusun ceritera sejarah dengan sistematis dan berlandaskan fakta yang akurat. Bahkan sejarawan harus bisa melaksanakan interpretasi menurut hal-hal yang umum teijadi dalam masyarakat, perlu menguasai pengetahuan wacana kodrat insan menurut pengalaman dan pemahaman. Mereka juga perlu melaksanakan pendalaman dan pengertian untuk mengungkap apa yang tersirat dan perlu melaksanakan imajinasi.
Jika pemahaman imajinasi sanggup diterangkan atau didukung oleh relasi alasannya yakni akibat, maka sejarah akan menjadi sama bermanfaanya dengan pengetahuan alam bagi kesejahteraan manusia. Berdasarkan pernyataan Dithley itu, maka pemahaman dengan cara imajinatif bisa mengakibatkan fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti.
Hanya dengan cara inilah yang sanggup kita gunakan untuk menghargai kehidupan manusia. Sejarah sudah merekam kehidupan sebagaimana yang dihidupkan oleh manusia. Saripati sejarah terletak dalam fakta-fakta yang konkret, berupa berguaka ragam insiden atau kejadian yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia. Sejarawan berusaha menceritakan kembali atau menghidupkarinya kembali.
Oleh lantaran itu, sejarawan hams bersedia untuk menjadi andal seni. Tugas untuk menghidupkan kembali kehidupan insan di masa kemudian sangat seolah-olah dengan seorang penulis novel atau penyair. Namun demikian, sejarawan hams sadar bahwa imajinasi hendaknya ditata dan diatur secara hati-hati sekali semoga sanggup mendekati kebenaran. Sejarawan harus merelakan dirinya untuk dibatasi oleh fakta dan sama sekali tidak sanggup menghindari atau menentang fakta. melaluiataubersamaini demikian, selain elemen ilmiah yang terdapat dalam sejarah, juga terdapat elemen seni.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Sebagai Seni Berdasarkan Para Ahli"
Posting Komentar