Sejarah Kronologi Dan Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia

Sejak runtuhnya Kekaimasukan Romawi Barat pada tahun 476 M, di Eropa terjadi kemunduran dan kemerosotan di segala bidang kehidupan. Hal ini berlangsung selama beberapa abad. Zaman kemunduran tersebut dikenal dengan Dark Ages (Zaman Kepetangan). Pada masa mata-mata itu, aneka macam aspek kehidupan, menyerupai budaya, agama, ekonomi, politik, serta sosial di Epapa menurun secara drastis.
Since the fall of West Roman Empire in 476 AD, Europe had experienced a decline in alltaspects of life. This decline went on for several centuries. This period of regression was known as the Dark Ages. In the Dark Ages, all aspects oflif'e, such as cultural, religious, eco-nomie and social sectors in Europe deteriorated drastically.
Before the Dark Ages, Europe already had trade relations with Asia which were centered in the Mediterrguaan. However, since the 8th century AD, the trade between Europe and Asia kept declining. This made European peoples turn into agrarian nations whose people lived mainly on farming. Since then, a system of land management called Feudalism (Feodus = agreement) was intruduced.

This system was controlled by aris to crats as land landers, so the authority of the aristocrats, landlords, and kings was so dominant over the state and common people. In most Europeans professed Christianity, so their life was greatly influenced by church teachings. They regarded all church teachings as the ultimate truths.
Sebelum Abad Kepetangan, Eropa mempunyai korelasi dagang dengan Asia yang berpusat di Laut Tengah. Namun, semenjak kala ke-8 M, perdagangan Eropa dan Asia mengalami kemunduran. Hal ini menjadikan bangsa. Eropa beralih menjadi bangsa agraris, yang masyarakatnya hidup dari hasil bercocok tanam. Sejak ketika itu, mulai dikenal sistem pengaturan tanah yang disebut dengan istilah Feodalisrne (Feodus= perjanjian).

Sistem ini diatur oleh para aristokrat sebagai pihak yang meminjamkan tanah, sehingga kekuasaan para bangsawan, tuan-tuan tanah, dan raja sangat besar pengaruhnya terhadap negara dan masyarakat luas. Selain itu, orang Eropa sebagian besar menganut agama Kristen, maka kehidupan bangsa Eropa sangat dipengaruhi oleh fatwa gereja. Mereka beranggapan bahwa tiruana fatwa gereja ialah kebenaran tertinggi.
However; since the end of .the 15th century, there were a number of public figures who were discontented with the immense authority and wealth owned by the aristocrats, kings and religious leaders. The discontent of Public figures was marked by the appearance of movements which aimed to separate from the power circle of the palace and church. The movements which opposed the authorities and church teachings that were used as, the supreme rules were, among others, Renaissance and Humanism.
Namun, semenjak final kala ke-15, muncul para pemimpin masyarakat yang merasa tidak puas dengan kekuasaan yang sangat besar dan kekayaan yang berlimpah pada kaum bangsawan, raja, dan para pemimpin agama. Ketidakpuasan para pemimpin tersebut ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan yang bertujuan untuk melepaskan diri dari lingkaran kekuasaan istana dan gereja. Gerakan-gerakan yang menentang para penguasa dan fatwa gereja yang dijadikan sebagai hukum tertinggi di antaranya yaitu Renaissance dan Humanisme.
There are some factors which stimulated the birth of Renaissance and Humanism. Adapun faktor-faktor yang mendorong lahirnya Renaissance dan Humanisme yaitu sebagai diberikut.

1. The revival of trade between Europe and the East since the Crusade (1096-1291);
2. The emergence of the bourgeoisie, that is the class of rich business people who were urban citizens in the centers of trade, they were the main supporters of Renaissance and Humanism;
3. The fall of Constantinople (East Roman Empire) in 1453 into the hands of the Muslim ruler of Ottoman Turkey.
  • Munculnya kembali perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur semenjak Perang Salib (1096-1291);
  • Munculnya kaum Borjuis, yaitu kaum pengusaha kaya yang ialah masyarakat Ikota di pusat-pusat perdagangan, mereka menjadi pendukung utama lahirnya gerakan Renaissance dan Humanisme;
  • Jatuhnya Konstantinopel (Romawi Timur) tahun 1453 ke tangan penguasa Islam Turki Usmani.
The time of Renaissance and Humanism was a transitional period from the Middle Ages to the New Ages in Europe. The transitional period produced Aufklarung (German) which means enlightenment, that is the development of people's mind toward realistic things. In this period, some great scientists emerged, such as N. Copernicus and Galileo who was wellknown for his heliocentric theory.

The heliocentric theory says 44- that the earth is round and the sun is the center of the solar system. This theory encouraged European peoples to sail around the world. They believed that the earth was round, so if they kept on sailing to a certain direction, they would arrive back at the same place. The desire to sail around the world was also stimulated by the character of European peoples as great explorers.

Besides, they had an ambition to control the trade of spices because in that time spices were a commodity that could produce huge profits. They kept trying to look for spices-producing areas by struggling hard to cross the ocean. The strategic center of spices trade was the Mediterrguaan.

However, the trade and waters of the Mediterrguaan were already controlled by Turkish people because Constantinople fell into the hands of the ruler of Is-, lamic Turkey (Ottoman Dynasty) under the reign of Sultan Muhammad II (1429-1481) in 1453. This compelled European peoples who had used to do trade and sail in the Mediterannean to look for another place to obtain spices for European markets.

The Spanish and Portuguese sailors managed to escape from Turkey's pressure. The success inspired other European peoples to go directly to the East/Asia. The explorations conducted by European peoples were stimulated by the explorative spirit of Marco Polo (1254-1324), a merchant from Venice, Italy.

 Sejak runtuhnya Kekaimasukan Romawi Barat pada tahun  Sejarah Kronologi dan Latar Belakang Kehadiran Bangsa Eropa ke Indonesia

He once stayed in China for several years. He told about his experi-ences in his book titled Rook of Various Experiences). Marco Polo's story had encouraged European peoples to find the countries of a million wonders, natural beauty and resources.
Zaman Renaissance dan Humanisme ialah masa peralihan dari Abad Pertengahan ke zaman gres di Eropa. melaluiataubersamaini adanya masa peralihan tersebut, muncullah Aufklarung (bahasa Jerman) yang berarti pencerahan, yaitu berkembangnya alam pemikiran insan ke arah yang realistis menurut pada kenyataan. Pada masa pencerahan itulah muncul para ilmuwan, di antaranya N. Copernicus dan Galileo, dengan teori heliosentrisnya.
Teori heliosentris menyatakan bahwa bumi berbentuk bundar dan matahari ialah sentra tata surya. Teori ini mempersembahkan dorongan kepada bangsa Eropa untuk berlayar mengelilingi dunia. Mereka meyakini bahwa dengan bentuk bumi yang bulat, maka kalau mereka melaksanakan pelayaran ke satu arah, mereka akan kembali ke tempat tiruanla. Keinginan untuk mengelilingi dunia tersebut juga didukung oleh sifat bangsa Eropa yang populer sebagai bangsa penjelajah.

Selain itu, mereka juga berambisi untuk menguasai perdagan.gan rempah-rempah, sebab pada ketika itu rempah-rempah ialah komoditi dagang yang sanggup memdiberi laba yang sangat besar. Mereka pun terus berusaha mencari tempat penghasil rempah-rempah, dengan berjuang keras berlayar mengarungi samudera. Pusat perdagangan rempah-rempah yang strategis yaitu di Laut Tengah.

Namun, perairan dan perdagangan Laut Tengah sudah dikuasai oleh bangsa Turki, jawaban jatuhnya Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Islam (Dinasti Usmani/ Ottoman) pada tahun 1453 yang berada di bawah kekuasaan Sultan Muhammad II (1429 1481). Hal ini menjadikan para pedagang dan pelaut Eropa yang biasa berlayar dan berdagang di Laut Tengah terpaksa harus mencari tempat gres untuk mendapat rempah-rempah yang akan dijual di pamasukan Eropa.

Para pelaut Spanyol dan Portugis berhasilmelepaskan diri dari tekanan Turki Islam. Keberhasilan tersebut mendorong para pelaut dari bangsa Eropa lain untuk hadir secara eksklusif ke dunia Timur/Asia. Penjelajahan bangsa-bangsa Eropa tersebut juga diilhami oleh semangat penjelajahan yang dilakukan oleh Marco Polo (1254-1324), saudagar dari Venesia, Italia.

Ia pernah tinggal di Cina selama beberapa tahun. Ia mengisahkan pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul Book of Various Experiences. Kisah tersebut sudah mendorong para pelaut Eropa untuk berlayar mencari negeri yang mempunyai sejuta keajaiban dengan keindahan dan kekayaan alamnya.




Sumber Pustaka: Yrama Widya

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Kronologi Dan Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel