Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia

Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia

Berkiut ini ialah perkembangan teknologi pada masyarakat awal yang ada di Indonesia yang perlu kita ketahui bersama.

Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia

Dalam kehidupan menetap insan sudah sanggup menghasilkan sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun demikian, dalam kehidupan menetap contoh pikir insan terus berkembang dan semakin maju. Manusia mulai memikirkan banyak sekali hal untuk sanggup melengkapi kehidupannya. Pada masa ml, insan sudah mengenal teknologi, meski teknologi itu masih terbatas pada upaya untuk memenuhi peralatan-peralatan sederhana yang diharapkan dalam kegiatan kehidupannya.

Pengenalan teknologi dalam kehidupan insan pada masa itu terlihat terang pada metode pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang mereka gunakan untuk memmenolong upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.



Ketika insan mulai mengenal logam, maka contoh pikir insan juga semakin bertambah maju. Manusia sudah sanggup memakai peralatan-peralatan yang terbuat dan logam, mirip peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, berburu, berkebun dan lain-lain. Tetapi dengan meluasnya penerapan peralatan yang terbuat dan logam, tidak berarti setiap insan sanggup membuat peralatan-peralatan dan logam tersebut, alasannya pembuatan peralatan-peralatan dan logam mi memerlukan spesialis dalam bidangnya. Orang yang jago membuat alat-alat dan logam itu disebut undagi dan tempat pembuatan alat-alat disebut perundagian.

Dalam perkembangan tekriologi awal mi, masyarakat Indonesia juga mulai mengenal benda-benda atau peralatan-peralatan yang berasal dan logam, berupa logam adonan yang disebut dengan logam perunggu. Logam perunggu mi ialah logam adonan antara logam tembaga dengan timah. Hal ini dibuktikan dengan inovasi benda-benda yang berasal dan perunggu di beberapa wllayah di Indonesia.

Benda-benda yang terbuat dan perunggu mi ada yang dibuat di wilayahIndonesia oleh masyarakat Indonesia sendiri, terbukti dengan inovasi alat-alat cetak untuk membuat banyak sekali perkakas. Bahkan cara pembuatan benda-benda dan perunggu yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia memakai cara-cara yang sangat sederhana mirip alat cetak dan watu atau dan tanah hat. Alat cetak dan tanah hat itu terlebih dulu dibuat dengan lilin sesuai dengan barang yang akan dibuat, kemudian dibalut
dengan tanah hat. Selanjutnya tanah hat dibakar hingga him mencair. Sesudah cetakan tersebut terbentuk, maka dituangkan hogam cair ke daiamnya. Saat logam membeku dan benda yang diinginkan terbentuk, maka tanah hat itu kemudian dihepaskan.

melaluiataubersamaini demikian sanggup disimpulkan bahwa seiring dengan muhai dikenalnya hogam, contoh pikir dan teknologi insan juga berkembang. Dalam hal ini insan mulai memanfaatkan alat-alat dan logam untuk memmenolong upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Kehidupan pada masa insan tehah mengenal hogam dikenal sebagai masa perundagian. Masa perundagian sangat penting artinya daham perkembangan sejarah Indonesia, alasannya pada masa mi terjahin kekerabatan dengan daerah-daerah di sekitar kepulauan Indonesia. Hubungan mi terjadi alasannya bahan-bahan yang diperhukan untuk membuat ahat-ahat dan logam tersedia secara terbatas di tempat tertentu, dan untuk mendapatkannya dilakukan dengan sistem tukar-menukar.

Masa perundagian juga menjadi dasar bertumbuhkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia mirip kerajaan Kutai, Tarumguagara, Sniwijaya, Mataram dan kerajaan - kerajaan hainnya. Peninggaian-peninggahan masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keguakaragaman budaya bangsa Indonesia. Berbagai macam bentuk benda yang memihiki nilai seni dan benda-benda upacara menunjukkan masyarakat pada masa itu sudah memihiki sehera yang tinggi dan sudah hidup terattir serta makmur.

Kemakmuran masyarakat diketahui meialui perkembangan metode pertanian. Mereka sudah mengenal berbagam bentuk alat-alat pertanian mirip pisau, bajak, cangkul, dan sebagamnya. Hal ini menandakan bahwa masyarakat pada masa itu sudah mengenah sistem bercocok tanam di sawah. Daerah-daerah yang sudah mengenah persawahan tentu masyarakatnya hebih bisa menyediakan materi pangan dalam jumlah yang cukup dan teratur. Berbeda dengan masyarakat di tempat huma dan perladangan yang tergantung pada cuaca dan kesubunan tanah.

Masyarakat persawahan terus bc. kembang, alasannya mereka hidup menetap dan adanya persediaan maritim pangan yang cukup. Mereka sudah mengenah perdagangan yang dapaj meningkatkan hidup mereka maupun masyarakat lainnya. Pada masa mi kegiatan perdagangan atau perekonomian masyarakat terus meningkat dengan pesat. Aktivitas ekonomi dan perdagangan terjalin tidak spesialuntuk terbatas pada masyarakat dan suatu tempat yang sama, tetapi sudah meluas, hingga kepada masyarakat dan tempat yang lebih jauh. Kegiatan perdagangan ml menandakan bahwa masyarakat dalam suatu tempat belum sanggup memenuhi seluruh kebutahan hldupnya sendiri, sebingga perlu memperolehnya dan masyarakat pada daerah-daerah larnnya. Kegiatan perdagangan dan perekonomian mi kemudian menjadi dasar perkembangan perdagangan bangsa Indonesia pada masa selanjutnya.

Kehidupan Budaya Masyarakat

Peninggalan-peninggalan budaya masyarakat Indonesia yang berasal dan benda-benda logam ialah kekayaan dan keguakaragaman budaya yang sudah tumbuh dan berkembang pada masa itu. Benda-benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dan logam di antaranya;
  • Nekara perunggu
Nekara ialah sebuah benda kebudayaan yang terbuat dan perunggu. Bentuknya mirip sebuah dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi sebagai tambahan upacara untuk memohon turunnya hujan dan sebagai genderang perang. Untuk upacara memohon turunnya hujan, nekara itu dipukul-pukul dengan sekuat tenaga oleh sekelompok masyarakat, begitu pula untuk genderang perang, nekara juga dipukul dengan sekuatk kuatnya. Semakin berpengaruh pukulan pada nekara itu, semakin bersemangat para prajurit untuk b.erperang, dan sebaliknya semakin lemah pukulan pada nekara itu, maka semangat perang semakin menurun.

Nekara dihias berguaka ragam dengan contoh binatang, contoh geometri, contoh tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Namun, ada pula nekara yang tidak mempunyai hiasan. Nekara banyak ditemukan pada tempat Indonesia bab timur, yaitu Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua. Nekara yang ditemukan di Bali hingga sekaàng masih disimpan di Pura Penataran Sasih, Desa Pejeng, Gianyar. Nearl tersebut bergaris tengah 160 cm dan tinggi 198 cm. Rakyat setempat rnenyebut nekara itu dengan nama “Bulan Pejeng”. Nekara itu hingga sekar’g masih dipuja oleh masyarakat. Oleh alasannya itu, tidak setiap waktu oran’g sanggup melihatnya, alasannya nekara itu dianggap suci oleh masyarakat.

Nekara terbesar di Asia Tenggara berhasil ditemukan oleh para jago di pulau Selayar (Sulawesi Selatan). Nekara yang terkecil disebut moko. Moko sering dianggap keramat dan bahkan dijadikan sebagai mas kawin pada tradisi upacara perkawinan di tempat Nusa Tenggara. Hiasan yang terdapat pada moko tidak jauh tidak sama dengan hiasan yang terdapat pada nekara. Kapak perunggu Bentuk kapak perunggu berguaka ragam, ada yang berbentuk pahat, jantung atau tembilang. Pola hiasannya berupa topang mata dan contoh geometri. Tipe kapak dan Pulau Rote ialah jenis kapak yang sangat indah bentuknya dan di Indonesia spesialuntuk ditemukan tiga buah, dua buah disimpan di Museum Pusat Jakarta, sedangkan satu lagi terbakar dikala dipamerkan di Paris pada tahun 1931.
  • Bejana perunggu
Bejana perunggu bentuknya mirip gitar Spanyol, tetap tanpa tangkai. Pola hiasan yakni hiasan anyaman dan mirip hurut “J”. Hingga dikala kini di Indonesia berhasil ditemukan dua buah oleh para jago yaitu di tempat Madura dan di Sumatera.
  • Arca perunggu
Bentuk arca (patung) berguaka ragam, mirip menggambarkan orang sedang menari, naik kuda dan memegang busur panah. Daerah-daerah tempat inovasi arca mirip di tempat Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor dan Palembang.
  • Perhiasan
Perhiasan yang terbuat dan perunggu, emas, dan besi, banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Bentuk perhiasan berguaka ragam dan dipakai sebagai gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul, kalung dan lain-lain. Benda-benda itu banyak ditemukan di tempat Bogor, Bali dan Malang. Benda-benda perhiasan dan besi banyak ditemukan bersamaan dengan benda-benda dan perunggu. Tempat inovasi benda-benda dan besi antara lain Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur).

Manik-manik yang ditemukan di wilayah Indonesia mempunyai majemuk bentuk dan biasa dipakai sebagai perhiasan atau bekal kubur. Bentuknya ada yang silinder, bulat, segi enam, dan oval. Tempat penemuannya antara lain Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, Bone dan lain-lain.
Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel