Perkembangan Islam Dipulau Kalimantan Dan Sulawesi
Perkembangan Islam Dipulau Kalimantan Dan Sulawesi
Pada awalnya masyarakat Kalimantan beragama Hindu di bawah tempat Majapahit. Pada tahun 1485 M kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan sehingga menjadikan pemberontakan dan terjadilah perebutan kekuasaan,. Pada ketika terjadinya perebutan kekuasaan, Raja Banjar meminta menolongan Sultan Demak. Demak sanggup mengabulkan seruan Raja Banjaf dengan syarat pihak kerajaan dan penduduknya bersedia masuk Islam. Syarat ini ternyata diterima oleh Raja Banjar. Sesudah pasukan Demak berhasil menumpas kaum pemberontak, kerajaan Islam pun bangun di Kaliniantan dengan raja pertama bergelar Suryanullah atau Suriansyah (1590-1620 M).
Daerah Kalimantan yang pertama dimasuki Islam yaitu Brunei pada tahun 1511 M. Kota Sambas yaitu gerbang masuknya Islam untuk Kalimantan Barat sekitar era XVI. Islam masuk ke daerah pantal timur Kalimantan dibawa oleh kaum muslimin Banjar. Selanjutnya Islam masuk ke wilayah Kerajaan Kota Waringin pada tahun 1620 M. Kerajaan Kutai barn menganut Islam semenjak pemerintahan Pangeran Dipati Tua (1700-1720 M). Sesudah itu, berturut-turut memerintah 7 orang sultan yang tiruananya beragama Islam.
Perkembangan Islam di Sulawesi
Pada mulanya, penduduk Sulawesi kebanyakan menganut kepercayaan animism dan dinamisme selain agama Hindu. Sesudah itu, Islam masuk ke Sulawesi bersamaan dengan masuknya agama Kristen, ke Sulawesi yang didukung oleh VOC. Ajaran Islam masuk ke Sulawesi melalui Minangkabau. Karaeng Tonigallo yaitu Raja Gowa pertama yang masuk Islam pada tahun 1603 M. Para mubalignya antara lain Khatib Tunggal Datuk Ri Bandang yang berhasil mengajak raja pertama Gowa masuk Islam. Sesudah masuk Islam, dia bergelar Sultan Alauddin Awwalul Islam.
Sultan Hasanuddin yaitu pewaris tahta kerajaan (1653-1669 M) sekaligus penerus dakwah Islam. Beliau menyempumakan dakwah Islam ke belahan selatan Sulawesi, bahkan ke Nusa Tenggara. Beliau mengislamkan daerah Bone 1606 M, Bima 1626 M, Nusa Tenggara 1628 M, dan daerah Buton 1626 M. Penaklukan Bone oleh Sultan Hasanuddin diawali dengan perselisihan. Sultan Hasanuddin tidak mau memmenolong Am Palaka (Raja Bone) dalam menumpas pemberontakan. Sesudah itu, Am Palaka meminta menolongan Belanda. INI peluang yang sudah usang ditunggu-tunggu Belanda lantaran Belanda merasa disaingi oleh Goa dalam bidang perdagangan dan rempah-rempah di Indonesia Timur.
Pada tahun 1666 M, terjadilah perang besar antara Goa dan sekutu Belanda yang dipimpin oleh Cornelis Janszoon Speilman, Bone di bawah pimpinan Am Palaka, dan orang Ambon dipimpin oleh Kapten Jonker. Secara serempak Belanda menggempur Makasar dan banyak sekali penjuru darat dan laut. Pada tanggal 21 Desember 1667 M, Goa Makasar di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin dengan Belanda dan sekutunya mengadakan perjanjian di desa Bongaya. melaluiataubersamaini adanya perjanjian Bongaya, menandakan berakhimya perang dan kejatuhan Gowa. Sultan Hasanuddin kembali menyusun barisan dan pada tahun 1668 menyerang Belanda. Pada tanggal 12 Juni 1667 M, Sultan Hasanuddin mengundurkan din. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 12 Juni 1670 M atau tanggal 23 Muharam 1081 H, syuhada mi wafat. Kerajaan Gowa mundur, pejuang Islam banyak yang hijrah ke luar Makasar. Lebih menyedihkan lagi, Kerajaan Bone alhasil menjadi boneka Belanda.
Pada waktu Kerajaan Gowa bangun di belahan selatan Sulawesi, di belahan utara bangun pula Kerajaan Bolaang Mongondo yang beragama Kristen. Jacobus Manuel Manoppo yaitu raja pertamanya. Ia memerintah dan tahun 1689-1709 M. Pada era ke XVIII para Mubalig Bugis hadir menyiarkan Islam ke belahan utara, yang dipelopori oleh Hakim Bugis dan Imam Tuwako. Secara perlahan kalangan masyarakat bawah mulai menerima hidayah Ilahi, hijrah dan Nasrani ke Islam. Pada tahun 1844 M, Raja Jacobus Manuel Manoppo masuk Islam secara terang-terangan. Sejak ketika itu, penduduknya pun berbondong-bondong memeluk Islam. Berpindahnya umat Nasrani ke Islam disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai diberikut.
- Tertarik kepada kepribadian sopan santun mubalig muslim.
- Agama Islam dan Nasrani sama-sama termasuk agama Samawi.
- Mubalig Islam dan Bugis dan Arab lebih bisa menerangkan persoalan ket uhanan.
- Terputusnya menolongan dan pemberian pemerintah Hindia Belanda yang selama ini didiberikan VOC.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Islam Dipulau Kalimantan Dan Sulawesi"
Posting Komentar