Pengertian Usul Dalam Ilmu Ekonomi
PEMBAHASAN
A. Pengertian Permintaan
Permintaan yaitu jumlah barang atau jasa yang diinginkan dan bisa dibeli oleh konsumen pada aneka macam tingkat harga dalam jangka waktu tertentu dengan menganggap faktor yang mempengaruhinya konstan atau tetap.
Permintaan timbul dari keinginan. Hal tersebut menawarkan bahwa impian dan seruan itu merupakan dua hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Permintaan bukanlah keinginan, sebagaimana impian bukan permintaan. Sekalipun berbeda, tidak sanggup diingkari bahwa keduanya itu bekerjasama erat. Sekalipun demikian, impian itu saja tidak mempunyai efek apa-apa terhadap tingkat harga. Permintaan mempunyai pengertian yang lebih dalam daripada keinginan.
Permintaan sanggup juga diartikan impian yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap orang boleh saja ingin kepada apapun yang diinginkannya, tetapi kalau keinginannya itu tidak ditunjang oleh kesediaan serta kemampuan untuk membeli, keinginannya itu pun hanya akan tinggal impian saja. Di sini jelaslah bahwa impian memang tidak mempunyai efek apa-apa terhadap harga, sedangkan seruan berpengaruh.
Teori seruan menunjukan sifat dari seruan pembeli pada suatu komoditas (barang dan jasa) dan juga menunjukan kekerabatan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh produsen lantaran diharapkan oleh konsumen dan lantaran konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau membeli komoditas-komoditas yang mereka perlukan itu bila harganya sesuai dengan impian mereka dan bila komoditas tersebut berkhasiat baginya. Komoditas-komoditas yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas sebagaimana yang terdapat dalam faktor-faktor produksi yaitu semakin banyak komoditas tersebut dikonsumsi maka kegunaan komoditas tersebut akan semakin berkurang.
Sebenarnya, seruan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, harga barang lain, selera dan lain sebagainya.
B. Hukum dan Kurva Permintaan
1. Hukum Permintaan
Pertalian antara harga dan seruan yang berbanding terbalik (negatif). Dalam aturan seruan dijelaskan sifat kekerabatan antara seruan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum seruan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak seruan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit seruan terhadap barang tersebut.
Mengapa jumlah seruan dan tingkat harga mempunyai sifat kekerabatan menyerupai yang dinyatakan di atas? Yang pertama, sifat kekerabatan menyerupai itu disebabkan lantaran kenaikan harga menimbulkan para pembeli mencari barang lain yang sanggup dipakai sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga menimbulkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap aneka macam jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga.
Eratnya kekerabatan yang ada antara harga dan seruan itu pada gilirannya akan menawarkan kekerabatan dekat yang ada antara harga dan jumlah barang yang diminta. Pada dasarnya, daftar seruan ialah suatu tabel yang memberi citra dalam angka-angka wacana kekerabatan antara harga dengan jumlah barang yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya seruan yang wujud pada aneka macam tingkat harga.
2. Kurva Permintaan
Kurva Permintaan sanggup didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat kekerabatan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli. Kurva ini dipakai untuk memperkirakan sikap dalam pasar kompetitif.
Kurva seruan sanggup pula diartikan kurva yang menawarkan kekerabatan aneka macam tingkat harga. Kita sanggup menjabarkan kekerabatan antara jumlah seruan dengan harga dalam satu persamaan:
QD = QD(P)
Atau kita sanggup menggambarkan dalam bentuk grafik. Perhatikan bahwa kurva seruan pada gambar ditandai dengan D, kemiringannya menurun: Konsumen biasanya bersedia membeli lebih banyak kalau harga turun. Sebagai contoh, harga yang lebih rendah sanggup mendorong konsumen yang sudah membeli barang itu untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar lagi, memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak bisa membeli barang tersebut mulai membeli juga.
Kurva permintaan, ditandai dengan D, menawarkan bagaimana jumlah barang yang diminta konsumen bergantung pada harga. Kurva seruan ini kemiringannya menurun; mempertahankan faktor yang lain tetap sama, konsumen bersedia membeli lebih banyak barang selama harga barang turun. Jumlah seruan juga sanggup bergantung pada variabel-variabel lainnya, menyerupai pendapatan, cuaca dan harga barang lain. Untuk kebanyakan barang, jumlah seruan naik kalau pendapatan juga naik. Pendapatan yang lebih tinggi menggeser kurva seruan ke kanan dari D ke D’.
Dalam menganalisis seruan perlu disadari perbedaan antara dua istilah berikut : seruan dan jumlah barang yang diminta. Apabila hebat ekonomi menyampaikan seruan yang mereka maksudkan yaitu keseluruhan daripada kurva permintaan. Makara seruan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada kekerabatan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya seruan pada suatu tingkat harga tertentu.
C. Keberlakuan Hukum Permintaan
Penyebab utama berlakunya aturan seruan ini lantaran terbatasnya pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta sanggup dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan hambatan bagi konsumen untuk melaksanakan pembelian yang lebih banyak.
2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti.
Berkaitan dengan berlakunya aturan seruan ini, maka kaitan antar barang sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu barang komplementer (saling melengkapi) dan barang substitusi (saling mengganti). Untuk barang komplementer, bila harga barang A naik maka seruan terhadap barang tersebut akan berkurang, begitu pula seruan terhadap barang B juga akan turun, sedangkan untuk barang substitusi, kenaikan barang A akan menimbulkan penurunan terhadap seruan barang tersebut, tetapi akan menimbulkan kenaikan terhadap seruan barang B.
Pada aturan seruan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya aturan seruan tersebut berlaku kalau keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Dengan adanya syarat ceteris paribus dalam aturan permintaan, maka hal ini mempunyai arti bahwa aturan seruan hanya berlaku kalau faktor lain yang bisa menghipnotis naik turunnya seruan tidak berubah. Apabila faktor-faktor lain berubah maka aturan seruan tidak berlaku lagi.
Hukum seruan juga tidak berlaku terhadap barang giffen, barang spekulasi, dan barang prestise. Barang giffen merupakan barang yang mempunyai kualitas atau mutu rendah, barang spekulasi merupakan barang yang harganya masih dalam perkiraan, apabila konsumen berharap bahwa harga dimasa mendatang akan mengalami kenaikan maka kenaikan harga kini justru diikuti dengan kenaikan permintaan. Barang prestise yaitu barang yang mempunyai sifat prestise, misalnyaa lukisan karya pelukis populer dan sebagainya, aturan seruan tidak berlaku pada barang prestise hal ini lantaran kalau harga barang prestise meningkat maka permintaannya juga meningkat.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1. Harga barang itu sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah seruan barang tersebut akan menurun, sedangkan kalau harga turun maka jumlah seruan barang akan meningkat.
2. Harga barang lain yang berkaitan
Berpengaruh apabila terdapat dua barang yang saling terkait yang keterkaitannya sanggup bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplementer (pelengkap).
3. Jumlah pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut memilih besarnya seruan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka seruan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya kalau pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.
4. Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa sanggup memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka seruan terhadap barang tersebut akan meningkat pula.
5. Intensitas kebutuhan konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen besar lengan berkuasa terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menimbulkan seruan masyarakat terhadap barang ataub jasa tersebut rendah. Sebaliknya kalau kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka seruan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat.
6. Perkiraan harga di masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli lantaran ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli.
7. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
8. Promosi
Bila promosi terhadap suatu barang atau jasa dilakukan secara gencsr dan menarik maka seruan terhadap barang atau jasa tersebut akan meningkat. Sebaliknya, bila promosi sedikit dan tak menarik maka seruan umumnya akan susah meningkat.
E. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva seruan akan bergerak ke kanan atau ke kiri. Apabila terdapat perubahan seruan yang ditimbulkan oleh faktor bukan-harga. Sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan aneka macam faktor bukan-harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menimbulkan kurva seruan pindah ke kanan atau ke kiri.
Ke arah manakah kurva seruan akan bergerak apabila perubahan itu ditimbulkan oleh perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan pembeli? Bagian ini akan menganalisis suatu pola di mana dimisalkan bahwa pendapatan para pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan menyerupai ini digambarkan oleh perpindahan kurva seruan dan berdasarkan pola gambar di bawah perubahan itu yaitu dari kurva DD menjadi D1 D1.
Faktor-faktor yang sanggup menggeser kurva permintaan:
1. Faktor harga
Perubahan sepanjang kurva seruan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.
2. Faktor bukan harga
Kurva seruan ini akan bergerak ke kanan apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun. Kurva seruan akan bergerak ke kiri apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap seruan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga, sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan aneka macam faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menimbulkan kurva seruan akan pindah ke kanan atau ke kiri.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Usul Dalam Ilmu Ekonomi"
Posting Komentar