Panduan Tata Cara Memandikan Jenazah
Yang wajib dimandikan yaitu mayatnya orang yang beragama Islam, didapati tubuhnya walaupun sedikit dan tidak mati syahid, yakni mati dalam membela Agama Allah, mempertahankan haq dan hakikat. Sekurang-kurangnya memandikan mayit atau janazah yang melepaskan kewajiban yaitu sekali meratakan air ke seluruh tubuh janazah, setelah dihilangkan najis yang ada pada badannya.
Mayat pria hendaknya dimandikan oleh orang pria pula. Tidak boleh perempuan memandikan mayit laki-laki, kecuali isteri atau muhrimnya, sebaliknya mayit perempuan hendaknya dimandikan oleh perempuan pula, dihentikan pria rnemandikan mayit perempuan, terkecuali suaminya atau muhrimnya.
Suami lebih berhak memandikan mayit isterinya dari pada muhrim-nya, sebagaimana halnya isteri lebih berhak memandikan mayit suaminya daripada muhrimnya.
Jika meninggal seorang wanita, sedang pada waktu itu tidak ada orang perempuan, suami atau muhrimnyapun tidak ada, maka mayit itu ditayamumkan saja. Begitu pula jikalau meninggal seorang laki-laki, isteri atau muhrimnya, tidak ada, maka mayit itu ditayamumkan saja.
Sebaiknya mayit yang dimandikan diletakkan di kawasan yang agak tinggi, contohnya di atas ranjarig atau balai-balai, di kawasan yang suci, artinya tidak dipertontonkan kepada orang banyak, melainkan spesialuntuk dihadiri oleh yang berkepentingan saja.
Sebelum mulai dimandikan, jikalau pada badannya mayit melekat benda-benda najis, hendaknya dihilangkan najisnya terlebih lampau.
Kemudian pakaiannya diganti dengan kain basahan, sebaiknya berupa sarung semoga tidak simpel terbuka auratnya. Sesudah diletakkan di atas ranjang, kemudian didudukkan dan disandarkan punggungya kepada sesuatu, disapu dengan sedikit ditekan pada perutnya dengan tangan, supaya ke luar kotoran yang semestinya ke luar.
Perbuatan itu diikuti dengan air dan sedikit harum-haruman, untuk menghilangkan kotoran dan amis kotoran tersebut. Kemudian mayit ditelentangkan lantas dicebokkan, dengan tangan kiri yang menggunakan sarung tangan, semoga suci kotoran yang keluar sebelumnya.
Sesudah itu kita masukkan anak jari ke dalam mulutnya untuk memmembersihkankan dan menggosok giginya supaya membersihkan, kemudian kita wudhu'kan.
Sesudah diwudhu'kan, barulah kita siram air dari ujung kepala terus ke bawah, terus-menerus hingga membersihkan, di samping itu ada yang mengusap-usap dengan tangan yang bersabun hingga membersihkan. Diusahakan supaya air hingga ke awal rambut dan segala lipatan-lipatan badannya. Rambut yang tercabut saat dimandi, kan hendaknya dicampurkan kembali waktu mengkapaninya.
Penyiraman janazah dilampaukan anggota-anggota bab kanan, barulah kemudian bab kirinya. Kemudian mayit dibaringkan ke sebelah kiri dan dibasuh badannya sebelah kanan, kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh badannya sebelah kiri.
Selesai seluruhnya dan mayit sudah membersihkan dimandikan dan air merata ke seluruh lipatan-lipatan kulitnya, berarti selesailah sudah kita memandikan. Kaprikornus dengan pelaksanaan ini tercakuplah mensucikan mayit dengan menghilangkan najis yang melekat pada badannya, melenyapkan kotoran yang ke luar sebelum dimandikan, disucikan dari hadats dengan diwudhu'kan, dan dimandikan dengan meratakan air ke seluruh badannya.
Dalam melakukan pemandian mayit ini hendaknya dilakukan dengan hening dan perlahan-lahan. Dalam menggosok tubuh mayit tidakboleh keras-keras menggosoknya dan tidakboleh digoyang-goyangkan dengan keras. Selesai dimandikan hendak-nya rambut mayit disisir yang rapi dan badannya dikeringkan dengan dipel, contohnya dengan handuk, supaya badannya membersihkan dan kering. Selesai dimandikan kita persiapkan untuk kewajiban kedua yaitu membungkus janazah.
Sumber Pustaka: PT. AL Ma'arif
Belum ada Komentar untuk "Panduan Tata Cara Memandikan Jenazah"
Posting Komentar