Hubungan Filsafat Dan Agama

DOWNLOAD FILE INI DISINI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehinnga sanggup menuntaskan kiprah makalah.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua ke arah kesempurnaan makalah ini.
Penyusun berharap, makalah ini sanggup bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.
, Februari 2014
        
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Filsafat .................................................................................... 3
2.2. Pengertian Agama .................................................................................... 4
2.3. Hubungan Filsafat dengan Agama ........................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Agama dan filsafat memainkan kiprah yang mendasar dan mendasar dalam sejarah dan kehidupan manusia. Agama memang tidak gampang untuk di defenisikan lantaran agama mengambil bentuk yang bermacam-macam, namun semua orang berkesimpulan bahwa agama segala yang memperlihatkan pada kesucian, rasa suci. Orang-orang yang mengetahui secara mendalam wacana sejarah agama dan filsafat pasti memahami secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan kontradiksi antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari kiprah sentral keduanya. Sebenarnya yang menjadi tema dan inti perbedaan pandangan dan terus menyibukkan para pemikir tentangnya sepanjang era yaitu bentuk kekerabatan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream disiplin ini. Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama semoga tidak "ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi, perjuangan pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, lantaran filsafat bekerjasama erat dengan hakikat dan tujuan final kehidupan, dengan filsafat insan sanggup mengartikan dan menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.
Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama semoga tidak "ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi, perjuangan pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, lantaran filsafat bekerjasama erat dengan hakikat dan tujuan final kehidupan, dengan filsafat insan sanggup mengartikan dan menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.  
Di samping itu, masih banyak tema-tema mendasar berkisar wacana hukum-hukum keberadaan di alam yang masih membutuhkan pengkajian dan analisa yang mendalam, dan semua ini yang hanya sanggup dilakukan dengan pendekatan filsafat. Jika agama membincangkan wacana eksistensi-eksistensi di alam dan tujuan final perjalanan segala maujud, lantas bagaimana mungkin agama bertentangan dengan filsafat. Bahkan agama sanggup menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian dan pengkajian filsafat. Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-keyakinan dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang penganut agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan kepercayaan agamanya.
Dengan demikian, filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu faktor perusak keimanan, bahkan sebagai alat dan mediator yang bermanfaat untuk meluaskan pengetahuan dan makrifat wacana makna terdalam dan rahasia-rahasia iktikad suci agama, dengan ini pasti menambah kualitas pengahayatan dan apresiasi kita terhadap kebenaran pemikiran agama. Walaupun hasil-hasil penelitian rasional filsafat tidak bertolak belakang dengan agama, tapi selayaknya sebagian penganut agama justru bersikap proaktif dan melaksanakan aneka macam pengkajian dalam bidang filsafat sehingga landasan keimanan dan keyakinannya semakin berpengaruh dan terus menyempurna, bahkan lantaran motivasi keimananlah mendorongnya melaksanakan observasi dan pembahasan filosofis yang mendalam terhadap ajaran-ajaran agama itu sendiri dengan tujuan menyingkap diam-diam dan hakikatnya yang terdalam.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud filsafat?
2.      Apa yang dimaksud agama?
3.      Apa kekerabatan filsafat dan agama?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Filsafat
            Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Makara filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
Dari arti di atas, kita lalu sanggup mengerti filsafat secara umum. Filsafat yaitu suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menilik hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai: suatu perjuangan untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana hingga yang terkompleks. Filsafat, "Ilmu wacana hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara "filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi daerahnya sejauh alam yang sanggup dialami, sanggup diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan "bagaimana" dan "apa sebabnya". Filsafat meliputi pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan kekerabatan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, perkiraan dan konsep) yang tidak sanggup dipecahkan dengan ilmu empiris.
Filsafat ialah hasil daya upaya insan dengan logika budinya untuk memahami secara radikal hakikat yang ada.
  
2.2. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits Nabi memiliki makna antara lain: pahala dan balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan penyerahan mutlak, aqidah, cinta, sopan santun yang baik, kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf nahi munkar, amanat dan menepati janji, menuntut ilmu dan berzakat dengannya, dan puncak kesempurnaan akal.
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan), ritus (peribadatan) dan sistem norma yang mengatur kekerabatan insan dengan Tuhan, insan dengan insan dan alam lainnya sesuai tata ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2.      Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya yaitu islam. Agama islam yaitu wahyu dari Allah yang diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri kehidupan dan kehidupan insan dalam kekerabatan nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat insan di atas planet bumi berupa Al quran sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.
2.3.Hubungan Filsafat dengan Agama
Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan insan dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan pengharapan insan dalam dunia yang besar atau jagat raya, lantaran ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi suatu forum yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama lantaran manurus keyakinannya agama telah memperlihatkan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang mustahil sanggup diuji dengan pengalaman maupun oleh logika sepert halnya menguji kebenaran sains dan filsafat lantaran agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan sesuatu yang ada, lantaran keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dnia dan menjadi bekal di alam abadi nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh lantaran itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual kegaman yaitu berdasarkan pemikiran agama islam. Pandangan filsafat berdasarkan agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena ia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada yaitu kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan derma yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh perilaku dan pandangan orang, lantaran filsafat justru hendak memperlihatkan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat insan dan dunia. Ada beberapa hal yang penting dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang membuat semua yang ada dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan, sifat jelek dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat lantaran itu meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang yang bakir dan berilmu pengetahuan. Maksudnya yaitu dalam agama terutama gama islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah yaitu wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Makara agama dan pendidikan merupakan dual yang saling bekerjasama dan saling berkaitan, maksudnya yaitu didalam agama ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
Dimana sanggup dikatakan kekerabatan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang dibutuhkan merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara semoga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf wacana hidup serta memiliki tauladan yang sanggup dijadikan perinsip dan keyakinan.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Filsafat dan agama memiliki kekerabatan yang terkait dan reflesif dengan insan artinya keduanya tidak ada alat aktivis dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan aktivis tenaga utama pada diri insan yaitu akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini insan akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama sanggup menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi insan dalam menempuh hidupnya dengan keinginan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala insan menghadapi perkara yang rumit dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahwa insan merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.

DAFTAR PUSTAKA

Belum ada Komentar untuk "Hubungan Filsafat Dan Agama"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel