Appreciating Diversity Through Children’S Stories And Language Development (Keragaman Bercerita)
(Resume Jurnal: Appreciating Diversity Through Children’s Stories
and Language Development)
Jurnal ini membahas perihal menghargai keragaman melalui kisah anak dan perkembangan bahasanya. Dalam jurnal ini dikatakan keragaman itu sendiri dimulai dari dalam kelas di mana guru sanggup melihat bagaimana belum dewasa berinteraksi setiap harinya. Contoh, sarah sangat suka menyirami tanaman alasannya yaitu dirumahnya ia berkebun. Juan, ketika ia merasa aib ia mencoba memisahkan diri dari temannya dengan menjelma harimau dan andres ia anak yang sangat mengasihi teman-temannya, pada ketika temannya tiba ke sekolah ia pribadi memeluknya. Disini guru sanggup mengerti dan memperlihatkan toleransi pada setiap perbedaan yang dilakukan oleh belum dewasa tersebut karna orang remaja merupakan sumber kekuatan bagi belum dewasa tersebut.
Setiap anak dan keluarganya mempunyai kisah tersendiri yang mana kisah tersebut merupakan sesuatu yang unik yang ada pada keluarga mereka, ketika kita berinteraksi dengan keluarga yang berbeda maka wawasan kita akan bertambah. Anak-anak yang sanggup memakai bahasa selain bahasa ibu akan gampang berkomunikasi dengan orang lain yang ada disekitarnya, kita sebagai orang pertama yang ada di bersahabat anak haruslah memantau anak dengan memperlihatkan pemahaman bahasa yang baik yang sanggup anak gunakan ketika beriteraksi dengan orang lain (Rigg & Allen, 1989)
Orang remaja sanggup mempelajari kisah belum dewasa melalui karya seni, bermain dan drama yang dilakukan anak. Bermain dan karya seni bukan hanya sebagai cara bagi anak untuk mengetahui satu sama lain, tetapi suatu cara yang indah dimana anak sanggup mengekspresikan dan mengkomunikasikan ide-ide mereka, pengalaman dan perasaannya (Thompson, 2005; Schirrmacher, 2002; jones & Reynolds, 1992)
Anak-anak sanggup menceritakan kisah mereka melalui seni, baik dalam kolase, cat atau media lainnya. Ilustrasi atau karya seni lainnya sanggup memberikan pikiran, tindakan, peristiwa, emosi, dan pengalaman yang terkadang tidak sanggup diungkapkan (Thompson, 2005). Contoh ketika flor de maria pertama sekali tinggal di rumah orang renta angkatnya ia menggambar ibunya yang sedang menggendong flor di punggungnya. Di Guatemala kawasan mereka tinggal, hal menyerupai itu yaitu hal yang masuk akal ketika seorang ibu membawa bayi dipunggungnya hingga anak berusia 4 atau 5 tahun. Gambar tersebut yang dibentuk oleh flor telah menceritakan bagaimana pengalamannya.
Gambar kedua yang di gambar oleh flor, flor menggambar foto bermain bola bersama ayahnya, bulan pertama di ketika flor tinggal bersama mereka flor juga menggambar foto keluarga, foto tersebut menggambarkan cara flor bergabung atau melaksanakan pendekatan dengan keluarga barunya dan mempunyai rasa memiliki.
Ketika kita ingin mengerti apa yang digambarkan oleh anak, maka mintalah anak untuk menjelaskan maksud dari gambar tersebut, dari situ kita gampang memahami apa yang dimaksudkan dalam gambar yang telah dibentuk oleh anak tersebut (Schirrmacher, 2002; Thompson, 2005). Pada ketika mereka mulai memberi tahu maksud dari gambar yang mereka buat, maka kita sebagai orang remaja akan memperoleh wawasan gres dimana hal tersebut anak mencoba untuk berkomunikasi dengan kita.
Seni juga sanggup menciptakan belum dewasa merekam insiden dan membantu mereka memahami pengalamannya. Hal ini berfungsi sangat baik bagi belum dewasa untuk memahami keragaman gres yang ada di sekitar mereka. Lukisan, gambar, kolase, lagu, kisah mereka sanggup mengungkapkan apa yang mereka lihat dan mengerti perihal dunia di sekitar mereka (kieff & Casbergue, 2000, hal. 172).
Bermain, Ketika kita hanya memfokuskan bahasa dan bermain, banyak teori terkait menyerupai teori piaget (1951) dan vygotsky (1978), mereka menyatakan bahwa melalui bermain belum dewasa menggembangkan symbol dan simbolik yang berafiliasi pribadi dengan perkembangan bahasa dan pembentukan konsep. Salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan bahasa dan bermain yaitu bahwa ketika anak bermain bersama anak sanggup beradaptasi, menyerupai flor dan temannya yoselin, mereka ketika berbicara memakai dua bahasa yaitu bahasa spanyol dan inggris namun dengan mereka saling berinteraksi, mereka akan mengerti satu sama lain.
Kekuatan yang terdapat dalam bahasa selama anak bermain yaitu ketika mereka saling berinteraksi dan terlibat dalam percakapan, percakapan sangat berarti bagi mereka ketika mereka bermain bersama alasannya yaitu mereka mencoba mengkomunikasikan yang tejadi di antara mereka (Dudley-marling & Searle, 1991) menyerupai referensi dua anak di atas tadi, ketika mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda tapi mereka sama-sama ingin menjelaskan dari apa yang ingin mereka komunikasikan.
Seni drama, ketika orang renta angkat yoselin membawanya pertama sekali ke rumah mereka, pagi-pagi ketika yoselin bangkit kemudian turun ke bawah dan menepuk bolak-balik kedua telapak tangannya, maksud dari menepuk bolak balik yaitu ia ingin memakan tortila jagung. Lalu flor ketika ingin memakan sesuatu menggambar sebuah bulat di udara dengan jari-jarinya, kemudian orang tuanya menebak bahwa yang di gambarkan oleh flor yaitu “donat”, kemudian flor menyampaikan “donat”. Dengan cara menyerupai ini, orang renta flor membantunya untuk sanggup memakai bahasa lisannya bukan hanya dengan gerakan tangan.
Berkomunikasi melalui gerakan juga merupakan suatu cara yang baik yang sanggup dipakai anak untuk menambah keutuhan komunikasinya. Anak-anak sanggup melaksanakan kisah dengan gerakan sebelum ia menceritakan dengan verbal dan orang remaja membantu anak menebak kisah apa yang dimaksud dengan cara perlahan-lahan. Tujuannya yaitu untuk anak sanggup menggambarkan ceritanya terlebih dahulu, dengan melaksanakan gerakan maka ia menciptakan orang yang mendengarkannya memahami apa yang dimaksud, gres anak melaksanakan kisah dengan verbal ataupun tulisan.
Vivian paley dikenal dengan teorinya perihal “storyacting” dimana belum dewasa bercerita untuk belum dewasa yang lebih remaja atau gurunya, kemudian gurunya bertindak sebagai juru nulis, juru nulis mengecek kisah yang di tulis anak apakah anak mengerti perihal apa yang di ceritakan temannya ketika ia memperagakan cerita. Lalu anak yang menceritakan meminta anak lain untuk memperagakan kisah tersebut, kemudian penulis muda atau anak tersebut berakting sesuai dengan kisah tersebut (paley, 1990).
Daftar Pustaka
Thompson, Susan. 2008. Appreciating Diversity Through Children’s Stories and Language Development. University of Northern Colarado
Belum ada Komentar untuk "Appreciating Diversity Through Children’S Stories And Language Development (Keragaman Bercerita)"
Posting Komentar