Perkembangan Sistem Politik Beserta Ciri Dan Contohnya

Perkembangan Sistem Politik Beserta Ciri Dan misalnya



sepertiyang kita ketahui bahwa sistem politik suatu negara sangatn tergantung pada budaya masyarakat yang ada dalam suatu negara yang bersangkutan. Seperti halnya di Indonesia, kita mengenal istilah demokrasi Pancasila, yang bergotong-royong yakni suatu sistem politik berdasarkan falsafah atau pandangan hidup bangsa Indonesia dalam melakukan sistem pemerintahan. melaluiataubersamaini demikian, sanggup dimakiuini apabila sistem politik antara satu negara dan negara lain tidak sama-beda berdasarkan dinainika kehidupan negara tersebut.

Lahirnya negara-negara setelah perang dunia II, secara drastis sudah mengubah kehidupan politik dunia. Pada gilirannya, perubahan tersebut mengubah pula contoh korelasi antara negara-negara bekas jajahan yang kini sudah merdeka dan berdaulat.

Salah satu norma yang secara formal dan universal dianut dalam korelasi antarbangsa yakni kesamaan derajat dalam tiruana segi korelasi itu. Manifestasi kesamaan di bidang politik terlihat antara lain dalam kebebasan mutlak suatu negara untuk menyebarkan sistem politik sendiri dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya. Norma formal itu dipandang sebagai suatu hal yang sangat mendasar dalam memelihara dan menyebarkan tata politik dunia gres yang mengikat, baik negara yang gres merdeka maupun negara yang pernah menjajahnya.



Meskipun deinikian, negara-negara yang gres merdeka itu tidak jarang menemui kesukaran dalam pengembangan sistem politik yang dianggap paling cocok baginya. Ada dua kemungkinan yang menjadi alasan timbulnya kesusahan tersebut.

Pertama, di negara-negara yang barn merdeka, lembaga-lembaga negara yang seyogyanya bisa memainkan peranan di bidang politik tidak selalu berhasil mengatakan ketangguhannya. tidak spesialuntuk sebab lamanya lembaga-lembaga tradisional yang sesungguhnya sudah membudaya di kalangan masyarakat (tidak berfungsi sebab selalu menerima tekanan dan pihak penjajah), tetapi juga sebab tingkat kemampuannya tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan berpolitik pada tingkat nasional.

Kedua, kaum politisi dan elite intelektual sering dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalamannya dalam bidan politik yang mengikuti contoh kehidupan politik di negara bekas penjajahnya.

Dalam keadaan deinikian, para negarawan, politisi, pimpinan pemerintahan, dan dunia akadeinika terus terlibat dalam aktivitas untuk mencari, menemukan, dan menumbuhkembangkan sistem politik, yang berdasarkan konsensus bersama paling cocok untuk diterapkan dalam negara yang bersangkutan. melaluiataubersamaini kata lain. dalam perjuangan mewujudkan harapan nasionalnya, negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya menyebabkan pembangunan di bidang politik sebagai salah satu samasukan pembangunan.

Secara singkat sanggup dikatakan bahwa rumusan samasukan pembangunan di bidang politik, yaitu meningkatkan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Perumusan yang sangat singkat dan sederhana ini sempurna sebab beberapa pertimbangan utama, antara lain sebagai diberikut:
  • Bahwa masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang belum terbiasa untuk berpikir dan bertindak dalam Iingkup dan konteks nasional, melainkan terbatas pada persepsi dan cakrawala pandangan yang sempit, menyerupai desa dan suku tertentu. Sesungguhnya kondisi masyarakat deinikian tidak sanggup dipersalahkan kepada para anggota masyarakat yang bersangkutan sebab situasi penjajahanlah yang membuat mereka berada pada posisi yang deinikian. Namun, lahirnya negara-bangsa (nation-state) menuntut diubahnya orientasi terbatas secara total sebab yang seharusnya menonjol dalam suatu negara modem yakni kenasionalan dalam pengertiannya yang luas, tidak terbatas pada banyak sekali pandangan yang sempit menyerupai kesukuan atau kedaerahan. Dalam pada itu,disadari pula oleh banyak sekali pihak, antara lain mahir politik dan sosiologi, bahwa doininasi pandangan yang nasion-sentris tidak harus, bahkan dihentikan melenyapkan ciri-ciri khas yang diiniliki oleh suku-suku tertentu yang berdiam di wilayah tertentu. Ciri-ciri khas tersebut sanggup berwujud tradisi, etika istiadat, hukum, bahasa, norma-norma sosial, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Yang perlu dilakukan yakni memadukan ciri-ciri khusus itu untuk memperkaya sistem nasional yang sesuai dengan tuntutan zaman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
  • Bahwa kesadaran bermasyarakat dan bernegara berarti menghayati herb agai hak dan kewajiban sebagai masyarakat negara yang bertanggung jawaban. Dalam konstitusi setiap negara biasanya diatur secara umum apa saja yang menjadi hak para masyarakat negara, baik yang bersifat asasi maupun tidak, dan hal-hal yang menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Untuk mencari keseimbangan antara keduanya bukanlah kiprah yang gampang, sebab menlampaukan kewajiban ketimbang hak, disamping manusiawi sifatnya, juga sebab masyarakat negara pada umumnya belum terbiasa meinikul beban dalam memenuhi kewajiban-kewajiban barn yang sesungguhnya yakni konsekuensi logis dan kemerdekaan di bidang politik.
  • Bahwa di negara-negara yang sedang berkembang, kemampuan pemerintah untuk memenuhi seluruh kewajibannya kepada para masyarakatnya, yang menjadi hak para masyarakat negara yang bersangkutan. sanggup dikatakan pada umumnya masih terbatas atau sebab banyak sekali alasan dipandang belum waktunya untuk didiberikan. Inisalnya, dalam kehidupan politik yang sangat goyah, beberapa hak masyarakat menyerupai hak berserikat dan hak mengeluarkan pendapat secara bebas, tidak jarang hams dibatasi paling sedikit untuk sementara waktu, hingga keadaan dinilai memungkinkan, meskipun hal itu dijainin oleh konstitusi. Jika kepentingan nasional sebagai keseluruhan yang dipertaruhkan, pembatasan-pembatasan itu sudah barang tentu sanggup dipahaini dan diterima. Yang penting untuk dijaga yakni tidakboleh hingga kepentingan nasional dipergunakan sebagai dalih oleh penguasa, padahal sesungguhnya keberlangsungan kekuasaanlah yang melatarbelakangi tindakan yang diambil. Penggunaan dalih yang deinikian sering dilakukan oleh pimpinan nasional yang diktatorial.
  • Bahwa di negara-negara yang sedang berkembang, prosedur kehidupan politik sering masih berada pada proses pencarian bentuk dan arah yang tepat. contohnya yakni tidak simpel untuk mencapai konsensus nasional wacana sistem kepartaian yang akan dianut. Pada umumnya, sistem kepartaian ini terdapat tiga pola. Pola pertama yakni adanya negara-negara yang sedang berkembang, yang menganut sistem partai tunggal dan seluruh aktivitas politik yang bersangkutan diatur serta didoininasikan oleh orang-orang yang menjadi tokoh-tokoh partai politik yang bersangkutan. Akibat yang sering terlihat, yaitu kekuasaan administrator dan legislatif sangat diwarnai oleh filsafat politik yang dianut oleh partai tunggal yang berkuasa itu. Dalam keadaan deinikian, kehidupan politik menjadi kaku tanpa adanya kemungkinan untuk mempergunakan banyak sekali alternatif dalam memecahkan permasalahan politik yang dihadapi oleh negara bersangkutan. Pola kedua yakni adanya negara-negara yang sedang berkembang, yang menganut sistem dua partai. Dalam keadaan deinikian, biasanya satu partai menjadi partai yang memerintah (berkuasa), sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Hak memenntah itu biasanya diperoleh sebab menang dalam pemilihan umum. Sering terlihat dalam sistem dua partai, kedua kubu politik berada pada situasi konfrontasional. Yang berkuasa dan memerintah berusaha sekuat tenaga untuk terus memegang kekuasaannya, sedangkan partai yang beroposisi berjuang mati-matian untuk menjatuhkan partai yang sedang berkuasa itu. Pola ketiga yakni bahwa di banyak negara yang sedang membangun terdapat sistem multipartai. Artinya. terdapat kebebasan untuk membentuk partai-partai dengan guaka ragam warnanya, pandangan politiknya, programnya, dan bahkan juga ideologinya, menyerupai halnya yang terjadi di Indonesia pada kala reformasi kini ini.
  • Bahwa estafet kepeinimpinan di bidang politik perlu menerima perhatian yang sungguh-sungguh. Karena dengan proses alainiah, para tokoh politisi di negara-negara yang sedang berkembang lambat laun harus meninggalkan panggung politik berhubung usia lanjut yang tidak lagi memungkinkan mereka terus berperan aktif. Padahal mereka itulah yang mulanya terlibat Iangsung dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara. Mereka pula yang selama bertahun-tahun berperan penting dalam menata kehidupan politik bangsa dan negaranya. Kaderisasi tidak selalu berjalan dengan lancar sebab tokoh-tokoh yang masih memegang tongkat kepeinimpinan politik tidak selalu rela menyerahkan tongkat kepeinimpinan kepada generasi yang lebih muda.
Sumber Pustaka: Gguaca Exact

Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Sistem Politik Beserta Ciri Dan Contohnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel