Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Sosialisasi Yang Tidak Sempurna

Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Sosialisasi Yang Tidak Sempurna


Fenomena sosial mengatakan bahwa banyaknya sikap menyimpang disebabkan dan beberapa faktor, satu di antaranya yaitu faktor eksternal dan aspek sosiologis yang Iebih ditekankan pada proses sosialisasi yang tidak sempurna. Menurut Bruce J. Cohen (1992:98) sosialisasi diartikan sebagai suatu proses di mana insan mempelajari tata kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. 

Proses sosialisasi sangat penting artinya untuk memasyarakatkan nilai-nilai, norma- norma dan pembentukan perilaku. Proses sosialisasi berkembang semakin meluas melalui banyak sekali distributor sosialisasi, ibarat mitra bergaul, keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi sosial, organisasi politik, kawasan ibadah, dan media massa yang sanggup menjadi masukana transformasi nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dalam setiap individu atau kelompok. Agen sosialisasi diperlukan sanggup menjalankan fungsinya dengan baik sehingga nilai-nilai dan norma-norma sanggup tertanam secara utuh semenjak usia dini.



Dalam prakteknya, tidak tiruana distributor sosialisasi sanggup melaksanakan fungsinya dengan baik karena kadang-kadang apa yang dilakukan berperihalan dengan norma dan nilai yang diterapkan dalam keluarga sehingga proses sosialisasi dalam rangka menanamkan nilal dan norma mengalami suatu kendala yang berakhir dengan suatu kegagalan. misal, orang bau tanah melarang anaknya melihat film yang berbau porno tetapi media elektronik atau media cetak justru dengan gencarnya menyuguhkan informasi, diberita-diberita atau tayangan yang berbau porno. Hal mi tentu sanggup kuat negatif terhadap perkembangan jiwa belum dewasa atau orang yang masih goyah jiwanya.

Jadi, intinya proses sosialisasi yang tidak membentuk sikap menyimpang. Hal ini terjadi, contohnya lantaran individu mengalami kesusahan dalam berkomunikasi saat berscsialisasi atau sanggup juga terjadi kalau individu tersebut tidak bisa mendalami norma-norma masyarakat yang berlaku dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Apalagi kalau individu tersebut ternyata tidak bisa mempunyai akidah din dan kemampuan dalam proses sosialisasi tersebut.

Proses sosialisasi juga sanggup tidak berhasil pada akhirnya lantaran semenjak kecil seseorang mengamati bahkan mulai menggandakan sikap menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang cukup umur terutama orang-orang di sekitarnya ibarat orang bau tanah atau kakak.

Seseorang yang mengalami gangguan jiwa seringkali mengalami kebimbangan saat melaksanakan tindakan, hal mi menimbulkan tingkah lakunya salah dan tidak sama dan orang lain sehingga ia pun sering menerima olok-olokan dan orang lain. Orang itu pun kemudian menutup din dan mengasingkan din dan pergaulan yang menimbulkan ia tidak akan sanggup menyerap norma yang berlaku di sekitarnya. Perbedaan tingkah laris inilah yang sanggup menimbulkan ketidakberhasilan individu dalam proses sosialisasi yang dilakukannya.

misal Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang sebagai Hasil Proses Sosialisasi yang Tidak Sempurna


Amir sebagai anak remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang orang tuanya tidak sanggup mempersembahkan perhatian atau kasih akung, dan terlalu mengekangnya. Amir pun tidak sanggup menjalani sosialisasi di lingkungan keluarga dengan baik, karenanya Amir tumbuh dan berkembang dengan kepribadian remaja yang kurang baik. Sebagai pelampiasannya, Amir mencari perhatian di luar rumah dan berkumpul dengan remaja yang senasib. Akhirnya Amir terpengaruh untuk melaksanakan tindakan yang menyimpang, ibarat minum minuman keras, penyalah gunaan obat-obat terlarang dan berkelahi.

Dan pola di atas sanggup disimpulkan bahwa pembentukan sikap Amir yang menyimpang disebabkan oleh gagalnya Amir dalam menjalani proses sosialisasi di lingkungan keluarganya. Kegagalan sosialisasi dalam keluarga sanggup disebabkan oleh hal-hal sebagai diberikut.
  1. Orang bau tanah tidak sanggup mempersembahkan kasih akung kepada anak.
  2. Orang bau tanah kurang memperhatikan anak.
  3. Orang bau tanah terlalu keras atau mengekang.
  4. Orang bau tanah tenlalu memanjakan anak.
  5. Salah satu kedua orang bau tanah tidak ada (bercerai atau meninggal dunia).
  6. Orang bau tanah tidak pernah harmonis.
Akibat proses sosialisasi yang tidak tepat akan merugikan bagi pelaku maupun masyarakat. Pada Amir (contoh di atas) sikap menyimpang yang dilakukannya mengarah pada pengrusakan din, ibarat minum minuman keras, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan berkelahi. Penilaku tersebut sanggup mengancam jiwanya sendiri dan merusak masa depannya. Bagi masyarakat hal tersebut sangat merugikan lantaran sanggup mengganggu dan meresahkan ketertiban dan keamanan masyarakat Perilaku menyimpang yang terdapat di masyarakat antara lain, penyimpangan seksual, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan narkotika. perkelahian, pembunuhan dan minum-minuman keras.
Sumber Pustaka: Erlangga

Belum ada Komentar untuk "Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Sosialisasi Yang Tidak Sempurna"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel