Kota Daerah Asia Pasifik Pada Geografi

Kota Kawasan Asia Pasifik Pada Geografi



Sesudah tahun 2010, diperkirakan hampir seluruh negara di daerah Asia dan Pasifik akan meiniliki jumlah penduduk yang tinggal di wilayah urban (perkotaan) jauh melebihi jumlah mpenduduk yang tinggal di edesaan. Selain jumlah penduduk yang tinggal di kota akan meningkat, jumlah kota besar juga akan bertambah banyak. Kota-kota raksasa yang berpenduduk lebih dan delapan juta jiwa akan bermunculan di daerah ini. Menurut population research cominitte dan data wacana 100 kota besar di dunia, 5 dan 10 besar berada di daerah Asia dan Pasifik, yaitu Tokyo, Osaka, Seoul, Bombay, dan Calcuta. Sedangkan kota-kota yang berpenduduk di atas satu juta jiwa diproyeksikan akan bertambah menjadi 105 buah di tahun 2000 ini, padahal pada tahun 1950 jumlahnya spesialuntuk 25 buah.

Singapura yaitu rujukan unik, di mana seluruh kawasannya ialah daerah urban (100% urban). Di beberapa daerah Asia Pasifik lainnya, menyerupai Hongkong dan Makau di Asia Timur, serta Guam di Pasifik, ketika ini menyusul mengikuti Singapura dengan rata-rata 90 persen lebih penduduknya bertempat tinggal di wilayah kota.



Gambaran di atas bukan saja memperjelas bahwa proses perkembangan desa menjadi urban di daerah Asia dan Pasifik akan berlangsung cepat, tetapi juga memilih perkembangan arah dan prioritas pembangunan di masa hadir. Setidaknya ada dua argumentasi mengapa pembangunan perkotaan harus ditempatkan sebagai informasi sentral di masa hadir. Argumen pertama mengatakan, proses perkembangan desa menjadi urban akan ditandai dengan munculnya kota-kota raksasa yang akan membutuhkan pembiayaan infrastruktur yang Iebih besar. Pada konteks ini, kota (pemerintahan kota) harus bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan mencari sumber-sumber pembiayaan yang memadai, sehingga sanggup menvediakan peluang kerja yang lebih besar dan meningkatkan standar hidup penduduknya. melaluiataubersamaini kata lain, argumen pertama ialah soal bagaimana produktivitas sebuah kota sanggup ditingkatkan. Argumen kedua menyampaikan urbanisasi dan pertumbuhan kota dianggap sebagai sumbu ledak meningkatnya ketegangan sosial menyerupai kriininalitas, memburuknya ekologi kota, dan persoalan pemukiman penduduk kota.

Munculnya kota-kota raksasa atau yang arif balig cukup akal ini dikenal dengan nama mega-urban regions, ialah kenyataan yang akan dihadapi.

Perkembangan Jabotabek dan Bandung selalu meningkat semenjak tahun 1980. melaluiataubersamaini memakai data penduduk perkotaan hasil sensus penduduk 1980 dan 1990 pada desa-desa yang terdapat di wilayah Jabotabek dan Bandung, terlihat bahwa selama kurun waktu tersebut wilayah perkotaan Jabotabek sudah mulai mencakup beberapa aspek Kabupaten Serang di cuilan timur, Kabupaten Karawang di cuilan barat, dan Kabupaten Cianjur di cuilan selatan. Di lain pihak, desa-desa seiniurban, yaitu desa-desa yang berdasarkan Biro Pusat Statistik sudah sanggup dikategorikan sebagai kota dalam periode tersebut juga menawarkan laju perkembangan yang tinggi. Bila perkembangan desa-desa seini urban di Jabotabek dan Bandung selama 1980-1990 ini dipetakan, maka akan terlihat bahwa secara keruangan (spasial) kedua wilayah perkotaan ini cenderung menyatu. Tentu saja perkembangan ini akan berjalan terus sehingga kita dapat
memproyeksikan pemunculan suatu permukiman perkotaan yang kompak, membentang dan barat ke timur, mulai dan Serang hingga Karawang. Perkembangan ini, pada dasawarsa pertama atau kedua di kurun 21 bisa jadi menjalar hingga ke Cirebon, dan dan utara ke selatan menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Menghadapi perkembangan wilayah perkotaan menyerupai ini, yang dibutuhkan yaitu peningkatan kemampuan administrasi (pengelolaan) pembangunan kota.

Di kota-kota besar, kini ini pembangunan daerah kota cenderung pada super blok atau kota mandiri. Super blok berasal dan kata super yang berarti besar atau luas sedangkan blok yaitu suatu kawasan. Jadi, yang dimaksud dengan super blok yaitu pembangunan terpadu pada daerah yang luas. Untuk sanggup disebut super blok, luas daerah ininimal yaitu 40 hektare. Semakin luas super blok, maka konsep pemukiman semakin jelas. Masyarakat sanggup tinggal dan bekerja dalam satu lokasi. Tidak menyerupai yang terjadi sekarang. Inisalnya, yang terjadi di Jakarta, masvarakat yang bekerja di Kemayoran, tinggalnya di Bekasi. Kurang tepatnya perencanaan tempat tinggal dan tempat kerja akan menyebabkan bermacam masalah, di antaranya kemacetan kemudian lintas. Hal itu disebabkan oleh sekaligusnya masyarakat menuju ke kota (tempat kerja) di pagi han dan ke luar kota (menuju rumah) di sore hari.

Di dalam super blok, pemrakarsa kota meiniliki kewajiban untuk menyediakan kemudahan umum yang diputuskan di dalanmva, menyerupai pusat pelayanan kesehatan, kantor polisi, pemadam kebakaran, sekolah, tempat ibadah, dan lain-lain. Super blok disebut juga city within city atau kota dalam kota, lantaran lengkapnya kemudahan perkotaan yang terdapat dalam super blok tersebut, mulai dan perkantoran, hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, dan masukana rekreasi. Masyarakat akan sanggup turut meriikmati keserba-adaan kemudahan di dalam super blok, menyerupai yang terdapat di negara-negara maju. Super blok yaitu wajah kota masa depan. Di kemudian han, antara super blok satu dan lainnya bisa dihubungkan dengan transportasi udara, sehingga kemudian lintas antarsuper blok tidak menambah beban kemudian lintas di jalan raya.
Sumber Pustaka: Regina

Belum ada Komentar untuk "Kota Daerah Asia Pasifik Pada Geografi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel