Pengaruh Budaya Bacson Hoa-Binh, Dongson Dan India Di Kepulauan Indonesia
Pengaruh Budaya Bacson Hoa-Binh, Dongson Dan India Di Kepulauan Indonesia
Perkembangan budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia tidak terlepas dan budaya di luar Indonesia. Budaya-budaya yang menghipnotis budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia, yaitu budaya Bacson Hoa-Binh, Dongson, dan India.
Budaya Bocson Hoa-Binh
Penelitian para hebat arkeologi menunjukan adanya kekerabatan yang bersahabat antara Kebudayaan Bacson Hoa-Binh dengan Kebudayaan mesol itikum di Indonesia. Di Pepegununganan Bacson dan tempat Hoa-Binh di Tonkin lebih banyak ditemukan peralatan masa mesolitikum. Oleh sebab itu, Madeleine Colani hebat arkeologi Prancis, menyampaikan bahwa Kebudayaan Mesolitikum berpusat di tempat Bacson Hoa-Binh. Pendukung Kebudayaan Mesolitikum ialah ras Papua Melguasoid yang pada awalnya mendiaini tempat Bacson Hoa-Binh. Dan tempat itu Kebudayaan Mesolitikum tersebar luas ke tempat Asia Daratan, Indonesia, dan Kepulauan di Lautan Pasifik. melaluiataubersamaini deinikian, tidak diragukan lagi bahwa adanva kekerabatan yang bersahabat antara kebudayaan Bacson Hoa-Binh dengan Kebudayaan Maesolitikum di Indonesia memdiberi efek pada perkembangan kebudayaan masyarakat awal di Indonesia.
Budaya Dongson
Di Asia Tenggara, peralatan logam mulai dikenal kira-kira pada tahun 3000—2000 sebelum Masehi. Pengetahuan wacana kebudayaan logam semakin terang semenjak tahun 1924, setelah Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburãn di Dongson (Vietnam). Dalam penggalian itu a menemukan aneka macam alat perunggu. Benda-benda perunggu itu antara lain nekara, bejana, ujung tombak, kapak, dan perhiasan berupa gelang, kalung, dan cincin. P. Heger mengadakan penelitian terhadap nekara-nekara perunggu di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan adanya efek budaya Dongson di Indonesia. Buktinya nekara-nekara perunggu yang ditemukan di Indonesia mempunyai persamaan tipe dengan nekara-nekara perunggu di tempat Dongson. Masyarakat Indonesia pada dikala itu pun sudah
mempunyai kemampuan untuk membuat nekara. Hal ini terbukti dengan ditemukannya beberapa cetakan nekara ibarat yang ditemukan di Bali. Benda-benda yang ditemukan di Dongson itu mempunyai persamaan dengan yang ditemukan di Cina pada zaman Dinasti Han, juga di Thailand dan Filipina. Di Indonesia penerapan logam dimulai beberapa kala sebelum Masehi. Berdasarkan penemuan-penemuan arkeologi, masyarakat prasejarah Indonesia spesialuntuk mengenal alat-alat yang dibentuk dan perunggu dan besi. Untuk perhiasan selain perunggu juga sudah dikenal emas, sedangkan benda-benda dan tembaga tidakm dikenal.
Penggunaan peralatan dan logam dikenal secara sedikit demi sedikit oleh masyarakat prasejarah Indonesia. Sementara itu benda-benda peralatan dan watu secara berangsur-angsur mulai ditinggalkan setelah mereka mengenal metode peleburan logam. Fungsi mudah benda-benda dan watu balasannya berkurang dan kemudian spesialuntuk sebagai benda pusaka yang lebih banyak dihubungkan dengan kegiatan dalam hal-hal tertentu. Inisalnya sebagai bekal kubur, jimat, dan benda-benda embel-embel upacara.
Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesia, mempunyai persamaan dengan benda-benda perunggu hasil temuan di Dongson. Oleh sebab itu, para hebat memastikan bahwa adanya kekerabatan budaya perunggu yang berkembang di Dongson dengan di Indonesia. Bahkan banyak pula yang sebut, kebudayaan perunggu di Indonesia ialah Kebudayaan Dongson.
Budaya India
India ialah suatu jazirah dan benua Asia. Oleh sebab itu sering disebut anak benua sebab letak dan posisinya yang seperti terpisah dengan bagian-bagian Asia lainnya. Luas India seluruhnya kira-kira 32 kali Pulau Jawa. Di sebelah Utara terbentang pepegununganan tinggi, yaitu Pepegununganan Himalaya. Pepegununganan ini sebagai peinisah India Utara dan India Selatan.
- India Utara
India Utara ialah tempat yang rindang sebab terdapat sungai-sungai besar, di antaranya Sungai Gangga. Sungai Gangga dianggap suci oleh umat Hindu. Menurut doktrin barang siapa yang merendam atau mandi di sungai itu, ia akan membersihkan kembali tanpa dosa atau suci. Selain Sungai Gangga ada dua sungai besar lainnya, yaitu Sungai Yamun dan Sungai Brahmaputra. Karena rindang, tempat ini penduduknya padat dan kebanyakan dan mereka hidup dan pertanian dan perd agangan. Di tempat India Utara yang rindang itulah, lahir agama Hindu dan agama Buddha.
- India Selatan
Berbeda dengan India Utara, sebagian besar tempat India Selatan ialah tempat yang tandus.
Di tempat ini terdapat Dataran Tinggi Dekhan, (daerah Selatan) dengan lereng-lerengnya yang sangat curam. Di sebelah timur Hilir Sungai Indus, terdapat Gurun Thar yang sangat susah untuk dilalui. Karena wilayahnya tandus, penduduk tempat India Selatan kebanyakan hidup dan perdagangan. Sebagian lagi hidup dan pertanian dan kegiatan-kegiatan perekonoinian lainnya. Mayoritas penduduk India Selatan ialah bangsa Dravida. Mereka sudah mempunyai kebudayaan yang cukup tinggi sebelum kehadiran bangsa Arya. Masyarakat di tempat ini berkulit hitam.
Pusat-pusat kebudayaan di India Selatan yang populer ialah Kota Amarawati, Jaggayyapeta, dan Nagaryu-Nikonda. Kota-kota itu terletak di tempat pemikiran Sungai Godawari dan Sungai Kresna. Dalam sejarah India, kebudayaan yang berasal dan pusat-pusat kebudayaan itu disebut Kebudayaan Vengi. Kebudayaan Vengi mencapai puncaknya pada masa pemermntahan Kerajaan Andhara yang bercorak Budhisme. Agama Buddha di tempat ini lebih banyak penganutnya sebab bangsa Dravida tidak suka dengan sistem santunan kasta. Hasil seni bangunan yang populer pada masa itu adalah
Stupa Amarawati, Kuil Karli dan Kuil Kailasa di Ellora.
Kerajaan tertua di India Selatan ialah Kerajaan Andhara di Dekhan. Raja-rajanya berasal dan Dinasti Syatavahana, dan bangsa Dravida (Telugu). Kerajaan Andhara mulai berdiri sekitar kala ke-3 sebelum Masehi dan terus berkembang sampai kala ke-3 Masehi.
Selama masa pemerintahan raja-raja Dinasti Syatavahana, perdagangan dan pelayaran maju pesat. Seluruh pantai timur India ialah sentra kegiatan ekonoini. Hubungan India dikala itu dengan negara-negara Eropa, Persia, Arab, Romawi, juga Jengan Cina dan Indonesia berlangsung ramai. Selain Kerajaan Andhara, kerajaan-kerajaan lain di India Selatan yang cukup dikenal di Indonesia, yaitu Kerajaan Kalingga, Cola, Pallawa, dan Nalanda.
Hubungan perdagangan antara India dan Indonesia, diperkirakan sudah dimulai pada permulaan tahun Masehi. Pada masa itu terdapat dua jalur perdagangan yang ramai, yaitu jalur darat dan jalur laut. Lambat laun jalur lautlah yang lebih ramai sebab jalur darat yang juga disebut jalan kafilah atau jalan sutera tidak kondusif bagi para pedagang.
Pelabuhan-pelabuhan penting di India yang paling banyak disinggahi para pedagang dan aneka macam negara termasuk dan Indonesia ialah Pelabuhan Mamallapuram, Amarawati, dan Gujarat. Dikenalnya Indonesia semenjak usang oleh India sanggup dibuktikan dengan Cerita Ramayana. Dalam kisah itu dikisàhkan bahwa Rama sudah menyuruh Hanoman mencari Dewi Shinta ke Jawadwipa.
Hubungan antara Indonesia dengan India Selatan melalui lautan lebih dulu dibandingkan dengan Cina. Hal itu dimungkinkan oleh sistem angin di Indonesia yang lebih megampangkan pelayaran ke India dan Persia, juga sebaliknya. Indonesia semakin dikenal pada masa-masa diberikutnya sebab hasil buininya, ibarat emas, perak, gandum, beras, rempah-rempah, kayu putih, kayu manis, dan gading yang sangat laris di pamasukan dunia.
Para pedagang India Selatan berbahasa Tainil. Oleh sebab itu, banyak kosa kata dan bahasa Tainil yang terserap ke dalam bahasa Indonesia dan turut memperkaya bahasa Indonesia. Kosa kata itu terutama yang bekerjasama dengan perdagangan ibarat kata belanga, apam, pendekar, kedai, dan kuil.
Begitu pula jawaban dan kekerabatan pelayaran dan perdagangan itu kebudayaan Hindu-Buddha mulai masuk di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya patung Buddha dan perunggu berlanggam seni Amarawati di Sempaga (Sulawesi Selatan) dan di Bukit Siguntang (Surnatera Selatan) yang berlanggam seni patung Gandhara. Pada masa-masa diberikutnya kekerabatan antara India Selatan dengan Indonesia semakin erat, bukan spesialuntuk dalam bidang perdagangan tetapi juga dalam bidang politik dan keagamaan.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Budaya Bacson Hoa-Binh, Dongson Dan India Di Kepulauan Indonesia"
Posting Komentar