Penerapan Pebuatan Jujur Dalam Diri Dan Pimpinan
Penerapan Pebuatan jujur Dalam Diri Dan Pimpinan
Manusia di dalam kehidupannya baik sebagai langsung maupun makhluk sosial selalu herhubungan dengan nilai, norma, dan moral yang memdiberi Inotivasi dan arah kepada masyarakat untuk bersikap dan berperilaku.
Perilaku, perbuatan, dan sikap kejujuran dilandaskan pada norma-norma, baik norma agama, kesusjlaan, kesopanan, dan hukum, yang memuat peraturan atau kaidah yang mempersembahkan arah terhadap tingkah laris insan dan masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu nilai sosial yang berorientasi pada kekerabatan antarmanusia, pada segi nilai kemanusiaan yang luhur. Dalam visi insan sebagai masyarakat negara dan bangsa, landasan dan evaluasi atas sikap dan sikap langsung dalam masyarakat yaitu nilai moral Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yaitu nilai intrinsik yang kebenarannya sanggup dihuktikan secara ohjektif dan mengandung kebenaran yang universal, sehingga sanggup diterima sebagai norma yang berlaku bagi masyarakat bangsa Indonesia.
Pancasila mengajarkan keseimbangan antara kepentingan langsung dengan kepentingan umum. Manusia memerlukan menolongan dan kolaborasi dalam kehidupannya. Kerja sama antar insan menghendaki suatu sikap kejujuran dalam menempatkan hak dan melakukan kewajiban sesuai dengan tanggung jawaban yang dipikul.
Sebagai anggota masyarakat dalam melakukan hak dan kewajiban secara bertanggung jawaban dalam segala aspek kehidupan harus dilandasi dengan sikap jujur dengan mengacu pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pengamalan norma-norma, khususnya norma agama, dalam din insan pada kehidupan sehari-hari sangat menunjang dalam membimbing dan mengarahkan kepada perbuatan yang bernilai jujur.
Nilai moral kemanusiaan yang adil dan baradab mengajarkan, setiap orang dijamin hak set-ta kebebasannya dalam kekerabatan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan hidupnya. Nilai-nilai cinta kasih dan etik, kebenaran dan keadilan, sopan santun, set-ta menghargai dan menghormati harkat dan martabat insan hanis dikembangkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis.
Penerapan sikap kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat perlu terus didorong dan
dikembangkan melalui banyak sekali upaya, antara lain
- internal isasi, sikap jujur ditanamkan dalam din insan semenjak dini dalam keluarga dan masyarakat sehingga keluhuran akal dan hati nurani terwujud dalam segala sikap manusia.
- keteladan, pebuatanjujur dalam masyarakat sanggup terlihat pada tingkah laris para pemimpin, keteladanan pat-a cut penguasa sangat mempengaruhi sikap dan sikap yang dikembangkan masyarakat.
- peningkatan kualitas keitnanan dan ketalcwaan, peningkatan kualitas ketakwaan dalam menjalankan anutan agama akan membersjhkan hati insan dan sikap tidak terpuji dan perbutan yang dihentikan anutan agama. Kualitas keimanan dan ketakwaan yang tinggi dengan sendininya mengarahkan insan pada sikap dan perbuatan jujur.
Sikap dan perbuatan jujur hams mendasari jiwa para pemimpin hangsa dan negara. Hal ini yaitu suatu keharusan sehingga etiap tindakan dan keputusan yang cliambil tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan negara. Ketidakjujuran sikap dan perhuatan para pemimpin dan elit penguasa cenderung pada penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sangat merugikan seluruh masyarakat.
Penegakan nilai moral kejujuran hams diikuti dengan penerapan dan penegakan aturan (supremasi hukum), sehingga suatu ketidakjujiiran sanggup dibuktikan serta mendapat pembalasan aturan yang seimbang.
Sumber Pustaka: Yudhistira
Belum ada Komentar untuk "Penerapan Pebuatan Jujur Dalam Diri Dan Pimpinan"
Posting Komentar