Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Berikut ini yakni persiapan, pembahasan dan pengukuhan peraturan perundang-undangan.
Persiapan Pembentukan Undang-Undang
- Rancangan undang-undang baik yang berasal dan Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden, maupun dan Dewan Perwakilan Daerah disusun menurut Program Legislasi Nasional.
- Rancangan undang-undang yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Daerah ibarat tersebut di atas yakni rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan sentra dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonoini lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan sentra dan daerah.
- Dalam keadaan tertentu, Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden sanggup mengajukan rancangan undang-undang di luar aktivitas legislasi nasional.
Rancangan undang-undang yang diajukan oleh presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan forum pemerintah nondepartemen, sesuai dengan lingkup kiprah dan tanggung jawabannya. Pengharmonisan, pembulatan, dan pem antapan konsepsi rancangan undang-undang yang berasal dan presiden, dikoordinasikan oleh menteri yang kiprah dan tanggung jawabannya di bidang peraturan perundang-undangan. Rancangan undang-undang yang berasal dan Dewan Perwakilan Rakyat diu sulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan rancangan undang-undang yang berasal dan Dewan Perwakilan Daerah sanggup diajukan oleh Dewan Perwakilan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Rancaiigan undang-undang yang sudah disiapkan oleh presiden diajukan dengan surat presiden kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam surat presiden tersebut ditegaskan antara lain wacana materi yang ditugasi mewakili presiden dalam melaksanakan pembahasan rancangan undang-undang di Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat mulai mengulas rancangan undang-undang tersebut dalam jangka waktu paling lambat 60 hari semenjak surat presiden ditenima.
Untuk keperluan pembahasan rancangan undang-undang di Dewan Perwaidlan Rakyat, menteni atau pimpinan forum pemrakarsa memperban naskah rancangan undaiig-undang tersebut dalam jumlah yang diperlukan. Rancangan undang-undang yang sudah disiapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat disampaikan dengan surat pimpinan, Dewan Perwakilan Rakyat kepada presiden. Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk mengulas rancangan undang-undang bersama Dewan Perwakilan Rakyat dalam jangka waktu paling lambat 60 han semenjak surat pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat diterima. Menteri yang dimaksud di atas mengoordinasikan persiapan pembahasan dengan menteri yang kiprah dan tanggung jawabannya di bidang peraturan perundang-undangan.
Penyebarluasan rancangan undang-undang yang berasal dan Dewan Perwakilan Rakyat dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat. Penyebarluasan rancangan undang-undang yang berasal dan presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa. Apabila dalam satu masa sidang, Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden memberikan rancangan undang-undang terkena materi yang sama, maka yang dibahas yakni rancangan undang-undang yang disampaikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan rancangan undang-undang yang disampaikan presiden dipakai sebagai materi untuk dipersandingkan.
Pembahasan Rancangan Undang-Undang di Dewan Perwakilan Rakyat
Pembahasan rancangan undang-undang di dewan perwakilan rakyat dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat bersama presiden atau menteri yang ditugasi. Pembahasan rancangan undang-undang tersebut yang berkaitan dengan otonoini daerah, hubungan sentra dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonoini lainya, serta perimbangan keuangan sentra dan tempat dilakukan dengan mengikutkan Dewan Perwakilan Daerah. Keikutsertaan Dewan Perwakilan Daerah dalam pembahasan RUU tersebut spesialuntuk pada rapat koinisi/panitialalat kelengkapan dewan perwakilan rakyat yang khusus menangani bidang legislasi. Keikutsertaan DPD dalam pembahasan RUU tersebut diwakili oleh komisi yang membidangi materi muatan rancangan undang-undang yang dibahas. Pembahasan bersama sebagaimana dimaksud di atas dilakukan melalui tingkat-tingkat pembicaraan. Tingkat-tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud di atas dilakukan dalam rapat koinisi! panitia/alat kelengkapan dewan perwakilan rakyat yang khusus menahgani bidang legislasi dan rapat paripurna. Dewan Perwakilan Rakyat memdiberithukan DPD akan dimulainya pembahasan RUU.
Dewan Perwakilan Daerah mempersembahkan pertimbangan kepada dewan perwakilan rakyat atas rancangan undang-undang wacana anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Rancangan undang-undang sanggup ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh dewan perwakilan rakyat dan presiden. RUU yang sedang dibahas spesialuntuk sanggup ditarik kembali menurut persetujuan bersama dewan perwakilan rakyat dan presiden.
Pengesahan Rancangan Undang-Undang
Rancangan undang-undang yang sudah disetujui bersama oleh dewan perwakilan rakyat dan presiden, disampaikan oleh pimpinan dewan perwakilan rakyat kepada presiden untuk disahkan menjadi nndang-undang. Penyampaian rancangan undang—undang tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 han terhitung semenjak tanggal persetujuan bersama. RUU tersebut disahkan oleh presiden dengan membubihkan tanda tangan dalamjangka waktu paling lambat 30 han semenjak RUU tersebut disetujui bersama oleh dewan perwakilan rakyat dan presiden.
Dalam hal RUU tersebut tidak ditanhadirani oleh presiden dalam waktu paling larnbat 30 han semenjak RUU tersebut disetujui bersama, maka RUU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Dalam hal sahnya RUU tersebut, maka kalimat pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini ditetapkan sah menurut ketentuan pasal 20 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kalimat pengukuhan yang berbunyi sebagaimana dimaksud tersebut harus dibubuhkan pada halaman terakhir undang-undang sebelum pengundangan naskah undang-undang ke dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Wah, ternyata pembuatan peraturan penindang-undangan tidak segampang membalik telapak tangan. Semua itu membutuhkan suatu proses yang cukup panjang.
Sumber Pustaka: Cempaka Putih
Belum ada Komentar untuk "Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan"
Posting Komentar