Foto Burung Cucak Ijo Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik

FOTO BURUNG CUCAK IJO Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik - Sebelum mengupas lebih lanjut terkait Cucak Ijo, habitat burung Cucak Hijau atau cucak ijo, Ciri Cucak Hijau berdasar kawasan asal, Ciri Cucak Hujau jantan dan betina, Memilih Cucak Hijau bakalan dan anakan, Cara perawatan burung Cucak Ijo, Penanganan burung Cucak Ijo untuk lomba biar juara, Perawatan burung Cucak Hijau masa mabung, Penangkaran burung Cucak Hijau, Kendala dalam penangkaran dan masalah utama perawatan Cucak Ijo. Lihat juga Foto Burung Jalak Nias Cara Merawat supaya Kicau Nyaring Gacor.
FOTO BURUNG CUCAK IJO Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik FOTO BURUNG CUCAK IJO Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik


Mengenal Burung Cucak Ijo/Hijau
Meskipun nama umum yakni cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.

Yang biasa kita sebut cucak hijau ini mempunyai nama ilmiah Chloropsis sonnerati. Dia yakni burung cica-daun besar dengan seluruh tubuh mayoritas dengan warna hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam suku Chloropseidae, berkerabat bersahabat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.

Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun, atau murai daun.

Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.

Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.

Perbedaan dengan cica-daun yang lain yakni adanya warna (noktah) biru pada pundak burung jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. Kedua jenis kelamin mempunyai sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.

Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.

Jenis burung ini kadang bersikap kasar terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan kepala. Makanannya yakni aneka serangga dan buah-buahan hutan.

.

+HABITAT CUCAK HIJAU

Cica-daun besar menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk pula Natuna, Jawa dan Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum didapati, di hutan-hutan dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 1.000 m dpl..

Ciri Burung Cucak Hijau Berdasarkan Daerah Asal

Cica-daun yakni jenis burung Oriental (Asia) yang penyebarannya tidak melewati Kalimantan di sebelah timur. Beberapa jenisnya yang terdapat di Indonesia, selain cica-daun besar, adalah:

1. Cica-daun kecil (C. cyanopogon); sangat ibarat cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di bahu.
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).


Ciri-Ciri Burung Jantan atau Betina

Cucak hijau termasuk burung dimorfik, yakni terdapat perbedaan ciri fisik yang sanggup dilihat antara burung jantan dan burung betina dewasa. Untuk burung jantan, pada dagu dan tenggorokan berwarna hitam, sedangkan betina hijau.

Sementara itu untuk cucak hijau yang masih muda/trotolan sekitar umur 2-4 bulan, bentuk fisik jantan dan betina nyaris sama, bulunya pun warnanya sama hijau muda. Serta ada warna kuning, di bawah paruh hingga leher. Dan sepertinya, tidak ada ciri khusus yang membedakan antara yang jantan dan betina.

Namun bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menekuni cucak hijau akan sangat gampang melihat perbedaannya baik masih bakalan apalagi dikala dewasa. Ada beberapa cara jitu untuk melihat perbedaan jantan dan betina. Beberapa hal yang harus diperhatikan dikala membeli bakalan cucak hijau dipasar burung maupun di pengepul.

Pertama, bakalan jantan, jikalau masih berumur di bawah 4 bulan maka alis yang melingkar di kedua di matanya berwarna kuning. Jika alis matanya berwarna putih, betina.

Kedua, warna paruh belahan bawah, kalau jantan berwarna coklat tua. Sedangkan yang betina berwarna putih.

Beda cucak ijo anakan jantan dan betina dilihat dari belahan luar kerongkongan (Foto: Jo_Qplie/kicaumania.or.id)

Ketiga, jikalau bakalan sudah berumur di atas 4-6 bulan, maka betina akan berwarna kuning di belahan leher, kemudian akan berkembang menjadi warna putih kehijauan. Sedangkan jantan, warna kuningnya akan dipenuhi trotol-trotol hitam. Pada dua bulan berikutnya, warna hitam itu akan tampak lebih terang pada belahan leher/bawah paruh.

Seiring dengan bertambnya umur, warnua hitam di leher bawah, akan terus menutup hingga di bawah matanya.


Tips Cara Memilih Burung Cucak Ijo

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi atau bakalan pada burung cucak hijau.

Berkelamin jantan dengan postur tubuh yang panjang serasi, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.

Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.
Paruh belahan bawah harus lurus. Jangan menentukan materi yang mempunyai paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.

Postur badan, pilihlah materi yang berpostur sedang dengan panjang leher, tubuh dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan menentukan materi yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini membuktikan materi tersebut sehat.
Warna kaki tidak besar lengan berkuasa terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri materi yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini membuktikan burung tersebut mempunyai prospek yang cerah.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power bunyi secara maksimal.


Bagaimana Cara Perawatan Burung Cucak Hijau/Ijo

-Tempat: Cucak hijau sanggup dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-45 cm dengan tinggi 60 cm atau sanggup juga sangkar lingkaran dengan diameter 35 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan sanggup dibentuk dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.

- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, cucak hijau memerlukan sajian pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya ibarat protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya ibarat vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial ibarat D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya yakni salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D

Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melaksanakan fungsinya ibarat memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.

Yang termasuk mineral yang diharapkan burung cucak hijau yakni Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.



Makanan yang sesuai untuk burung cucak hijau

Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung cucak hijau. Voer diberikan sebagai tambahan kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan voer yang gres setiap dua hari sekali.
Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah pepaya, pisang kepok putih, apel, pir, tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak derma buah pepaya, lantaran buah pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Di samping itu, buah pepaya sangat gampang dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, orong-orong, kroto, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu diubahsuaikan dengan huruf pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan niscaya dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

Referensi vitamin dan mineral lengkap untuk burung, silakan di lihat di artikel ini.



Perawatan dan setelan harian burung cucak hijau

Perawatan harian untuk burung cucak hijau relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung cucak hijau:

Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
Bersihkan sangkar harian. Ganti atau tambahkan voer, air minum dan buah segar.
Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memperlihatkan Jangkrik secara pribadi pada burung.
Penjemuran sanggup dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, kemudian sangkar dikerodong.
Siang hari hingga sore (jam 10.00-15.00) burung sanggup dimaster dengan bunyi master atau burung-burung Master.
Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan bunyi master selama masa istirahat hingga pagi harinya.

Penting

Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin hingga hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
Pengumbaran di sangkar umbaran sanggup dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.

Penanganan apabila burung cuvak hijau overbirahi

Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
Frekuensi mandi dibentuk lebih sering, contohnya pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja

Penanganan apabila burung cuvcak hijau kondisinya drop

Tingkatkan porsi derma Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi derma Kroto menjadi 3x seminggu
Mandi dibentuk 2 hari sekali saja
Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucak hijau lain dahulu
Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari


+PENANGANAN CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung supaya mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan mempunyai stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik huruf dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung cucak hijau:

H-3 sebelum lomba, Jangkrik sanggup dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.

Penting

Jangan memandikan burung pada dikala di lapangan, lantaran sanggup menciptakan birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk menyesuaikan diri sebentar pada suasana lapangan, supaya burung tidak kaget.

Perawatan dan sehabis cucak hijau pasca lomba

Perawatan pasca lomba sesungguhnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini pola Perawatan dan setelan pasca lomba untuk burung cucak hijau:

Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 sehabis lomba.
Sampai H+3 sehabis lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.



+PERAWATAN CUCAK HIJAU MABUNG

Untuk burung cucak hijau, sangat jarang terjadi mabung total dan biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara bergantian. Namun jikalau terjadi burung mengalami masa nyulam dengan banyak bulu yang berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa itu?

Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.

Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi masakan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapat gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.

Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan protein, menjadikan burung harus mengonsumsi lebih banyak masakan selama meranggas untuk sanggup mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diharapkan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat contohnya klarifikasi pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi rujukan utama untuk goresan pena mengenai masalah mabung ini).

Faktor-faktor yang besar lengan berkuasa pada masa mabung tidak sanggup sepenuhnya dipahami, lantaran sangat kompleks. Umur burung, isu terkini dikala mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.

Hal yang paling utama untuk diingat yakni bahwa pada dikala burung mabung, Anda harus memperlihatkan suplai pakan yang cukup sehingga mereka sanggup membuatkan bulu-bulu sesempurna mungkin.

Untuk menyediakan protein yang diharapkan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung welirang ibarat metionin dan sistin. Protein ibarat itu sanggup ditemukan di dalam daging hewan. Daging sanggup diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus derma suplemen masakan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung banyak sekali vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.

Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).

Penggangu tersebut antara lain:

* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma yakni penyakit paling umum yang menjadikan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan benalu dan infeksi kuman pada usus sanggup pula menjadikan bulu burung sulit tumbuh.

* Gizi jelek – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan risikonya masakan yang kurang gizi sanggup menjadikan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, gampang kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).

* Kimiawi – penggunaan materi kimiawi sering menjadikan bulu tumbuh tidak tepat atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya yakni zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menjadikan bulu burung melintir jikalau diberikan semasa burung mabung.

* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan insan menjadikan bulu gres tidak sanggup berkembang tepat dan sebagainya.

Apa yang perlu Anda lakukan supaya burung sanggup mempunyai bulu gres sebaik mungkin?

Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan benalu lainnya.

Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, contohnya Polyoma.

Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang manis bukan berarti pakan yang banyak, alasannya yakni terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan menciptakan burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.

Jika Anda telah melaksanakan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter binatang khusus burung.

Cara Smart memakai BirdVit

Dalam kaitan dengan duduk kasus mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memperlihatkan burung asupan tambahan, contohnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” alasannya yakni BirdVit yakni multivitamin dan multimineral yang sangat diharapkan burung selama masa mabung.

BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diharapkan burung, seperti:

Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
Zat esensial ibarat D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya yakni salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
Mineral utama ibarat potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.

Dengan demikian, selama kita memakai BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memperlihatkan porsi pakan ibarat sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang benar energi yang diharapkan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu ibarat asam amino yang mengandung welirang ibarat metionin dan sistin.

Cucak hijau bermasalah

Untuk burung-burung yang sangat bermasalah contohnya bulu gampang patah atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain dipakai BirdVit, Anda sanggup menyertakan pula BirdMineral.

Apa beda BirdMineral dan BirdVit?

Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jikalau dipakai bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya sanggup dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.

Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diharapkan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral lantaran selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.

Pola perawatan cucak hijau masa mabung:

Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari kemudian lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 20 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, sanggup dilakukan perawatan ekstem mabung.
Jika Anda tidak memakai BirdVit atau BirdMineral, derma porsi EF diberikan lebih banyak lantaran sangat diharapkan untuk pembentukan sel-sel gres dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: setelan jangkrik dibentuk 5 ekor pagi dan 3 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu.
Meski tidak memakai BirdVit dan/atau BirdMineral, derma multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
Jika Anda tidak memakai BirdVit, perlu perbanyak derma buah pepaya, lantaran buah pepaya sangat gampang dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.

Lakukan pemasteran

Masa mabung menciptakan burung lebih banyak pada kondisi membisu dan mendengar. Inilah dikala yang tepat untuk mengisi variasi bunyi sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan huruf dan tipe bunyi burung dengan bunyi burung master.



+PENANGKARAN CUCAK HIJAU

Kandang, indukan, penjodohan

Untuk menentukan indukan jantan, pilih saja cucak ijo yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan asumsi usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, sanggup dipilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan cucak ijo jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal cucak ijo, pilih sesuai cita-cita Anda. Bisa asal Sumatera, Blora, Jember, Banyuwangi atau dari manapun.

Setelah calon indukan dipilih kemudian kita melaksanakan proses penjodohan. Proses penjodohan sanggup dilakukan dengan sangkar penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya sanggup kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, sanggup gunakan sangkar harian biasa.

Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini sanggup berlangsung usang atau sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing.

Ada baiknya dalam proses penjodohan ini kita memperhatikan apa yang pernah disampaikan Om Arkum. Dia menyampaikan bahwa dalam tahap penjodohan, ia biasanya melihat dulu apakah burung secara umur sudah siap atau belum, kemudian sudah birahi atau belum. Faktor birahi sangat mensugesti proses penjodohan, cepat atau tidak dan berantem atau tidak dan ini juga di pengaruhi umur burung. “Trik yang sering saya pergunakan untuk menjodohkan burung yakni dengan sangkar sekat. Kaprikornus suatu dikala untuk melihat jodoh atau tidak, saya tinggal menarik pembatas sangkar sekat yang ada di tengah,” katanya.

Untuk menciptakan burung cepat jodoh, ia biasanya melaksanakan hal sebagai berikut:

1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10 ekor cacing dengan tujuan supaya keduanya terpacu birahinya.

2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya

3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada dikala si jantan birahi, ia akan memainkan EF di mulutnya, dan pada dikala yang bersamaan si betina kelaparan lantaran tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si jantan.

Proses ini sanggup dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, sanggup sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.

Proses penjodohan ibarat itu pula yang dilakukan Mas Samino di Lintang Songo BF Solo. Proses penjodohan ini dilakukan selama hampir sebulan hingga jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.

Untuk mengetahui apakah mereka sanggup akur atau tidak, sesekali mereka dicampur terutama di dikala dimandikan di karamba. Kalau mereka tidak tengkar, maka sanggup dicoba dijadikan satu. Kalau masih ada gejala bertengkar, maka perlu dipisah lagi. Lakukan hal itu hingga burung benar-benar mau dikumpulkan jadi satu tanpa saling serang.

Sekadar tips dari saya, jikalau burung Anda sulit atau usang berjodoh, maka Anda sanggup memakai BirdMature. BirdMature yakni produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung penangkaran. BirdMature sudah teruji di sangkar penangkaran lovebird punya Om Dwi, DT BF Jogja, dan penangkaran murai watu Black BF Cilacap.

Setelah penjodohan selesai, maka kedua burung pribadi dimasukkan ke sangkar penangkaran.

Manajemen pakan penangkaran cucak ijo

Untuk duduk kasus penyediaan sarang dan sarana-prasarana lain, Anda sanggup melihatnya lagi di artikel Kandang penangkaran burung. Sementara untuk penangkaran dengan sangkar gantung, meski sudah berhasil bertelur ibarat yang dilakukan Om Angin Jakarta, tetapi belum ada informasi apakah sudah sanggup menetas (sudah terjadi perkawinan, mengeram hening dan menetas). Sedangkan untuk masalah pakan, burung cucak ijo sanggup saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, cacing dan buah-buahan. Namun demikian derma pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.

Hanya saja, perlu diingat, derma asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi. Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi pada dikala yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu juga dengan voer yang biasa dipakai untuk burung kicau harian, secara umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak sanggup kita pastikan lantaran banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke beberapa penangkar untuk memperlihatkan multi vitamin dengan komposisi yang pas untuk burung.

Multivitamin yang manis setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; zat esensial ibarat D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya yakni salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. Untuk rujukan ini, silakan baca wacana produk BirdVit.

Pada dikala yang sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan cangkang telur sanggup berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral pada burung akan menjadikan beberapa hambatan dalam penangkaran, antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung mati sehabis menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah, serta ajal embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda mengetahui masalah mineral burung.

Masa mengeram

Seperti halnya penangkaran burung pada umumnya, cucak ijo membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll). Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka Anda harus memastikan sangkar yang relatif bebas parsit dan serangga pengganggu ibarat semut dan kecoak.

Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan menjadikan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak hening dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak sanggup menetas lantaran tidak mendapat suhu pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan benalu juga menjadikan indukan berlaku kasar dan sanggup mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan lain-lain.

Selama masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan supaya kedua burung tidak naik birahinya yang juga sering menjadikan mereka berlaku kasar baik terhadap pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.

Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung cucak ijo akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.

Manajemen anakan


Jika telur telah sukses menetas, maka anakan cucak ijo sanggup Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan. Sementara jikalau lebih dari 10 hari, burung sudah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada dikala yang sama mereka belum sanggup makan sendiri. Selanjutnya, ya sanggup mati-lah bawah umur cucak ijo.

Anak-anak cucak ijo sanggup Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan materi yang sama dengan yang dibentuk untuk menciptakan sarang di sangkar penangkaran. Untuk landasan teratas sanggup kita beri kapas supaya lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian sanggup Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.

Sedangkan untuk pakan anakan cucak ijo yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda sanggup menyiapkan kroto yang benar-benar higienis dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang sanggup Anda buat ibarat penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda sanggup menciptakan dengan bentuk apapun yang penting sanggup untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.

Untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga sanggup memperlihatkan kroto yang dicampur dengan campuran voer. Untuk memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu menambahkan BirdVit ke dalamnya.

Anakan burung pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah sanggup mulai memperlihatkan jangkrik kecil yang dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk derma di masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau Anda sanggup memperlihatkan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan berwarna putih.

Ketika anakan burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda sanggup memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi landasan materi yang sama dengan materi pembuat sarang. Tujuannya yakni mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibentuk bertingkat supaya burung juga mencar ilmu meloncat antar tangkringan.

Sementara itu untuk administrasi indukan pasca anakan diambil, Anda sanggup menyetting pakan untuk indukan ibarat pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung. Mabung pada cucak ijo pada umumnya memang tidak sekaligus bulu ambrol dalam rentang hari yang pendek, tetapi nyulam-nyulam.

Dengan model mabung ibarat ini, maka tidak mengherankan masih ada juga cucak ijo yang tetap betelur meski bulu mulai jatuh. Namun demikian, ada juga yang berhenti berproduksi seketika. Hal ini memerlukan kecermatan Anda untuk memperlihatkan asupan yang manis untuk burung penangkaran, sehingga meskipun kondisi fisik terlihat tidak fit, tetapi tetap saja mau berproduksi. Lain masalahnya kalau proses nyulamnya memang tinggi, yakni bulu banyak sekali yang berjatuhan, maka Anda harus bersabar untuk menunggu burung menuntaskan masa mabung, rekondisi dan siap lagi berproduksi.


+KENDALA UTAMA PENANGKARAN

Penjodohan

Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama yakni menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memperlihatkan asupan pakan yang sanggup memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.

Dalam kaitan ini, disarankan Anda memakai multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai materi aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda sanggup contohnya memakai BirdMature.

Fungsi utama BirdMature/BMR yakni meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk dipakai oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang optimal.

Macet produksi

Banyak sekali masalah burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melaksanakan perkawinan. Atau kalau melaksanakan perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan yakni telur yang kosong hingga masa pengeraman berakhir.

Sebenarnya, macet produksi dalam masalah di atas yakni lantaran datangnya masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam masalah ini juga disarankan memakai BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada dikala yang bersamaan.

Fungsi utama BirdMature memang meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun ia mempunyai fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.

Banyak burung piyikan mati disebabkan ia kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika ia masih dalam bentuk telur. Dengan derma BirdMature, risiko ajal anakan piyikan burung sanggup ditekan.

.

+PROBLEM UTAMA CUCAK HIJAU

1. Kurang fighting spirit, tidak ngetrok atau njambul
2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah

1. Kurang fighting spirit alias kurang semangat tempur biasanya lantaran burung masih muda, burung kurang fit, kegemukan. Atasi dengan derma asupan yang seimbang gizi, vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.

Agar burung ngentrok dan njambul, pastikan burung birahi secara terukur. Selain diterapi harian dengan BirdVit, latihlah atau sering pertemukan dengan cucak hijau yang suka njambul dan ngentrok. Karakter “njambul dan ngentrok” sanggup ditularkan dengan cara burung yang “dimaster” dikerodong, dan usahakan sanggup melihat cucak hijau lain yang suka ngentrok dan njambul bila sedang berbunyi.

2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek, maka penyebabnya dan cara mengatasinya sama dengan poin pertama hanya saja sering-sering ditrek dengan burung lain dan kurangi/ jangan dicas dengan burung betina.

3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian memakai BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.

4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan benalu sangat akut, sanggup disertai penggunaan BirdFresh.

CICA DAUN BESAR
Status konservasi: Risiko Rendah
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Chloropseidae
Genus: Chloropsis
Spesies: C. sonnerati
Nama binomial:
Chloropsis sonnerati
Jardine & Selby, 1827
FOTO BURUNG CUCAK IJO Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik FOTO BURUNG CUCAK IJO Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik


Demikianlah update info burung kicau terbaru love bird kicau mania Foto Burung Cucak Ijo Tips Cara Merawat Cucak Hijau Gacor Kicau Nyaring Juara Lomba.

Belum ada Komentar untuk "Foto Burung Cucak Ijo Cara Merawat Cucak Hijau Kicau Nyaring Gacor Ngeriwik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel