Penjelasan Mengenai Penyesuaian Insan Terhadap Lingkungannya

Kehidupan manusia tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut antara lain perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan seluruh makhluk hidup termasuk insan perlu melaksanakan penyesuaian dengan lingkungannya semoga sanggup mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan. Penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan ini dinamakan suatu tindak adaptasi.

Adaptasi dari makhluk hidup khususnya sanggup dibedakan dalam dua macam, yaitu penyesuaian genetis dan penyesuaian somatis.

1. Adaptasi Genetis

Setiap lingkungan hidup selalu merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh tertentu. Struktur yang dibuat ini sanggup bersifat menurun dan permguan, sehingga sanggup dikatakan adanya korelasi yang berpengaruh antara struktur tertentu dari organisme dengan lingkungan hidupnya. Manusia mempunyai banyak ciri-ciri genetika yang spesifik dibanding makhluk hidup lainnya, antara lain:

a. mempunyai susunan gigi yang lengkap

• gigi incisivus untuk mengerat menyerupai binatang pengerat (rodentia),
• gigi caninus untuk merobek-robek daging menyerupai binatang pemakan daging (carnivora), dan
• gigi molar untuk menghancurkan makanan menyerupai binatang pemakan tumbuhan (herbivora),

b. mempunyai organ pencernaan dengan enzim-enzim dan kekuatan-kekuatan khusus yang ada di dalamnya,

c. mempunyai struktur tubuh yang lengkap, termasuk susunan syaraf yang menjadikan insan sebagai makhluk hidup “berakal”.

Keadaan sifat-sifat genetika tersebut membuat insan mempunyai toleransi yang besar terhadap lingkungan hidupnya.

2. Adaptasi Somatis

Adaptasi somatis ialah penyesuaian yang berbentuk perubahan struktural ataupun fungsional, bersifat sementara serta tidak diturunkan kepada keturunannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan yang baru, maka struktur atau fungsinya bisa tidak sama pula sesuai dengan perubahan yang terjadi. Misalnya, pada kawasan gerah kulit insan akan menjelma lebih petang, sedangkan kawasan yang masbodoh menjadi lebih terang. Di kawasan pepegununganan dengan kadar oksigen yang lebih rendah dari kawasan pantai, maka bentuk jantung dan paru- paru juga akan menyesuaikan menjadi lebih besar.

Adaptasi somatis selain mengubah struktur dan fungsi pada manusia, juga sanggup mengubah kemampuan manusia. melaluiataubersamaini kemampuan ini insan menjadi lebih praktis mengikuti keadaan dengan keadaan lingkungan yang bermacam-macam. Berbagai alat yang diproduksi insan semakin usang semakin kompleks sesuai dengan kemajuan teknologi mereka, misal kemajuan teknologi di bidang konstruksi bangunan, pakaian, persenjataan, obat-obatan hingga teknologi mengeksplorasi luar angkasa. Kemampuan ini tidak sanggup dijumpai pada makhluk lain menyerupai binatang maupun tumbuhan. Adaptasi somatis ini juga bisa membentuk sifat-sifat insan menjadi agresif, pemalas, pemarah, dan sebagainya.

Manusia sebagai penghuni bumi, bukan spesialuntuk bertempat tinggal, tetapi mencakup beberapa aspek banyak sekali hal, menyerupai mempertahankan diri dan meningkatkan taraf hidupnya baik secara individu maupun secara berkelompok. Adaptasi insan terhadap lingkungannya tidak sama dengan penyesuaian tumbuhan dan hewan. Adaptasi insan lebih terlihat pada perubahan sikap dan budayanya sebagai respons yang sempurna terhadap tantangan dari lingkungannya.

Adaptasi pada insan di muka bumi dengan kondisi lingkungan yang tidak sama akan menjadikan bentuk penyesuaian yang tidak sama pula, contohnya cara berpakaian, bermata pencaharian, berbahasa, dan sebagainya. Secara keseluruhan penyesuaian itu akan membentuk pola-pola kebudayaan yang tidak sama- beda yang tersebar di permukaan bumi, sehingga membentuk wilayah kebudayaan (cultural region).

Untuk materi Geografi lainnya silahkan klik Gambar diberikut!

Demikianlah materi tantang Adaptasi Manusia terhadap Lingkungannya ini saya sampaikan, semoga bermanfaa ...

Bagikan Artikel ini