Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bab dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia sanggup dijumpai unsur besar menyerupai umpamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat, di samping adanya unsur-unsur kecil menyerupai sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual dipinggir jalan.

Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. Misalnya, Melville J. Herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski, yang populer sebagai salah seorang pencetus teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain:
1. Sistem norma yang memungkinkan kolaborasi antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan forum atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan forum pendidikan yang utama
4. Organisasi kekuatan

Masing-masing unsur tersebut, beberapa macam unsur-unsur kebudayaan, untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universal. Istilah ini menawarkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu sanggup dijumpai pada setiap kebudayaan di mana pun di dunia ini. Para antropolog yang membahas problem tersebut secara lebih mendalam belum memiliki pandangan seragam yang sanggup diterima. Antropolog C. Kluckhohn* di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.


Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup insan (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tertulis)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)

Cultural-universals tersebut di atas sanggup dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralp Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain meliputi kegiatan-kegiatan menyerupai pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan lain-lain. Kesenian contohnya meliputi kegiatan-kegiatan menyerupai seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex. Contoh trait-compleks dalam bidang pertanian ialah irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak. Selanjutnya trait-compleks dirinci lagi menjadi traits. Contoh, traits ialah teknik yang mengendalikan bajak. Selanjutnya, traits sanggup dirinci lagi atas unsur yang lebih kecil, yakni items. Contoh items pada alat bajak, yaitu tiang penarik, pisau bajak, dan kemudi. Secara keseluruhan unsur-unsur kebudayaan tersebut sanggup dilihat pada skema berikut.


Menurut Bronislaw Malinowski, setiap unsur kebudayaan tersebut berkhasiat yang cocok dalam rangka kebudayaan secara keseluruhan. Apabila ada unsur kebudayaan yang hilang kegunaannya, unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Download di Sini

Belum ada Komentar untuk "Unsur-Unsur Kebudayaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel