Ucapan Terlarang Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Pada Anak
Ucapan yang harus dihindari ibu kepada anak-anaknya - Ibu adalah sosok manusia yang sangat berperan penting dalam perkembangan anak. Ibu merupakan sumber pembelajaran pertama dan paling utama bagi seorang anak. Mulai dari dalam kandungan ibu lah yang selalu setia menjaga dan memberikan berbagai pelajaran tentang arti kehidupan. Bahkan bisa dibilang harapan bangsa dan negara ada pada sosok ibu.
"Wahai kaum ibu, didiklah anak-anakmu. Karena sesungguhnya mereka akan hidup pada zaman yang berbeda denganmu", itulah yang pernah dikatakan shahabat Umar bin Khattab sebagai pesan kepada kita para ibu dan calon ibu.
Pesan yang singkat namun bermakna. Di dalam pesan tersebut shahabat Umar bin Khattab memberikan perintah kepada kaum ibu untuk senantiasa mendidik anak-anak supaya mereka mampu menghadapi zaman yang tentunya sangat jauh berbeda dengan sekarang. Membekali anak dengan pendidikan, agama, dan akhlak. Sehingga mampu membedakan mana yang benar dan salah.
Banyak cara mendidik anak salah satunya yakni melalui lisan. Dengan lisan ibu dapat menasehati dan memberi petuah-petuah yang positif. Namun banyak pula diantara para ibu yang tidak dapat mengontrol emosi. Sehingga keluar ucapan yang seharusnya tidak dilontarkan kepada anak tercinta.
Ucapan merupakan cara yang paling sering dilakukan untuk mendidik anak. Karena itu bagi para ibu berhati-hatilah mengontrol ucapan. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang justru malah membunuh karakter anak.
Tentu adalah ucapan negatif. Namun ada pula ucapan positif yang tidak selayaknya disampaikan kepada anak. Berikut beberapa ucapan negatif dan postif yang tidak patut di sampaikan pada anak tercinta:
1. Memberikan pernyataan negatif pada anak
Contoh pernyataan negatif diantaranya seperti "kamu ini cengen", " kamu sekarang jadi pemalas", "kamu nakal", " kamu suka membantah perintah orang tua", dan pernyataan negatif lainnya.
Sebagai ibu yang baik tentu tidak akan mengungkapkan demikian. Sebab pernyataan di atas sangat menyakiti hati anak. Jika sejak dini anak menjadi penakut, lalu bagaimana kelak ketika ia sudah dewasa.
Oleh karena itu, senakal-nakal dan sebandel-bandelnya anak. Sebagai ibu kita harus bisa menahan diri. Berilah nasehat yang lebih baik, misalnya ketika anak malas belajar, ucapkanlah "Nak, ayo kita belajar sama-sama, kalau kita pintar kan kita sendiri yang senang".
2. Memberikan tanggapan acuh tak acuh pada permintaan anak
Ada kala anak sangat membutuhkan bantuan ibu untuk mengerjakan PR sekolah. Namun karena ibu sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, atau mungkin sedang beristirahat sebab lelah seharian sibuk sebagai ibu rumah tangga. Akhirnya ibu menolak dengan ucapan yang mengecewakan, "Jangan ganggu ibu dulu, ibu lagi masak".
Nah, tanggapan demikian jiwa anak akan menjadi begitu asing di mata ibu, merasa tidak dipedulikan, bahkan bisa saja ia membalas dengan menolak setiap perintah yang ibu berikan.
Lalu bagaimana cara terbaik untuk menuruti permintaan anak ketika ibu sangat sibuk? Cobalah untuk tetap meluangkan waktu untuk anak tercinta. Jika memang dirasa kesibukan tidak bisa ditinggalkan. Ada baiknya membujuk anak untuk menyelesaikan pekerjaan bersama. "Iya nak, ayo bantu masak ibu dulu, habis itu ibu pasti bantu mengerjakan PR. Kan ini nanti kita makan bersama ayah".
Dengan demikian, sang anak tidak lagi merasa terabaikan. Malah sang anak akan belajar memahami keadaan dan kondisi ibu.
3. Hindari kata "jangan" ketika menegur anak
Kata "jangan" merupakan kata untuk memberi larangan. Hampir setiap ibu menegur anak pasti mengucap kata "jangan". Padahal bagi seorang anak, kata "jangan" tersebut bisa jadi bermakna membolehkan, bukan larangan lagi bagi mereka.
Misalnya ketika anak sering menangis. Kebanyakan ibu akan mengucap "jangan menangis", "jangan cengeng". Atau mungkin malah berupa bentakan yang menakutkan. Seperti "kamu ini jangan nakal".
Cobalah menegur dengan cara menjelaskan efek dari kesalahan anak yang telah diperbuatnya. Misalnya, "kalo adik nakal nanti teman-teman adik jadi takut, jadinya kan tidak punya teman untuk bermain lagi".
Atau menegurnya dengan perhatian dan kasih sayang. Misalnya, "ibu selalu menemani adik, jika adik ada masalah bilang sama ibu saja, ibu pasti membantu adik".
4. Ungkapan membandingkan anak
Jika dalam keluarga sudah memiliki lebih dari satu anak. Ibu harus lebih pandai bersikap adil kepada anak-anaknya. Jangan sampai berat sebelah, memberi perhatian penuh pada salah satunya saja, dan jangan pula membanding-bandingkan keduanya.
Membandingkan salah satu anak memang kadang bertujuan supaya anak yang satunya bisa lebih baik. Misalnya, "lihat tu kakak kamu dapat nilai bagus karena rajin belajar, seharusnya kamu bisa seperti kakak". Niat ibu sih supaya si adik lebih giat belajar seperti kakaknya.
Namun hal demikian juga malah bisa membunuh karakter anak, merasa dikesampingkan, dan kehilangan rasa percaya dirinya. Dan lebih parahnya lagi, sang anak bisa jadi membenci ibu karena sikap tersebut.
5. Terlalu berlebihan memberikan penghargaan dan pujian
Memuji itu baik, namun tidak selamanya baik. Memberi penghargaan juga merupakan sebuah apresiasi namun kadang bisa menjadi ancaman. Ibu tidak boleh sembarangan dan dengan mudah memberikan pujian serta penghargaan. Ibu harus benar-benar mengerti kapan dan bagaimana sanjungan itu harus diberikan.
Mengapa demikian? Sebab, jika ibu terlalu gampang menyanjung anak. Maka hal yang biasa saja bagi anak akan menjadi hal yang luar biasa. Apabila sudah seperti ini, maka si anak akan lebih bersantai diri dari pada harus berjuang keras membahagiakan orang tua.
Atau mungkin malah sebaliknya. Ibu terlalu membanggakan hasil yang diperoleh anak, bukan bagaimana cara anak mendapatkan hasil tersebut. Maka si anak akan lebih berfokus pada hasil dan tidak peduli dengan cara mendapatkannya, walaupun itu dengan cara yang tidak baik.
Oleh karenanya, jika anak mendapat prestasi yang membanggakan di sekolah. Jangan bangga dengan prestasinya, tetapi banggalah terhadap usaha belajar yang selama itu ia telah tempuh.
6. Jangan pernah sekalipun mencela anak
Paling jengkel apabila melihat anak bandel, tidak pernah memperhatikan nasehat orang tua, atau bahkan membentak orang tua. Sebagai ibu yang baik, jika anak bersikap demikan. Apakah ibu juga akan ikut marah? Kalau iya, lalu apa bedanya anak dengan orang tua?
"Kamu ini jadi anak tidak pernah nurut sama orang tua. Apa kamu ingin menjadi anak durhaka. Dasar anak kurang ajar". Jangan sampai ungkapan seperti ini keluar dari bibir ibu. Sebab kenakalan anak pasti semakin menjadi. Bisa saja ia malah membantah "Iya. Memang Ibu kurang mengajari aku". Jika berlanjut, tentu keadaan akan semakin kacau.
Selaku ibu yang penuh cinta dan kasih sayang, cukuplah ungkapan seperti di atas disimpan dalam hati, jangan sampai keluar dari mulut. Anak nakal butuh perhatian dari orang tua, bukan murka orang tua.
Para ibu dan calon ibu, ketahuilah bahwa ucapan yang keluar dari bibir seorang yang melahirkan pada anak yang dilahirkan adalah doa yang pasti dikabulkan. Baik itu ucapan yang baik-baik terlebih ucapan yang buruk-buruk.
Terdapat banyak alasan kenapa doa ibu selalu dikabulkan. Untuk itu, sebagai seorang ibu yang memiliki tanggung jawab merawat dan mendidik anak, harus pandai-pandai mengontrol emosi. Jangan mudah terbawa suasana apalagi sampai terlontar ucapan yang tidak sepatutnya diungkapkan kepada anak tercinta.
Sebab sudah banyak kejadian yang tidak masuk di akal akibat dari ucapan seorang ibu. Sebagaimana kisah seorang ahli ibadah celaka karena ucapan ibu. Dan kisah tersebut langsung diceritakan oleh Rasulullah SAW kepada shabat-shabatnya. Tentu kisah tersebut bukan rekayasa dan benar ada kejadiannya.
Bayangkan. Orang ahli ibadah saja bisa celaka akibat ucapan ibu. Apalagi anak nakal yang sebenarnya butuh perhatian dan kasih sayang ibu. Apakah ibu tega melihat anak yang telah dilahirkan dengan taruhan nyawa, celaka karena ucapan yang tidak selayaknya diungkapkan?
Demikian Ucapan Terlarang Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Pada Anak. Semoga setelah membaca artikel ini, kita sebagai ibu serta calon ibu bisa lebih bersabar mendidik anak. Dan juga lebih berhati-hati dalam mengucap kalimat di depan anak tercinta.
Sumber http://www.risalahku.com/
Baca Juga
Banyak cara mendidik anak salah satunya yakni melalui lisan. Dengan lisan ibu dapat menasehati dan memberi petuah-petuah yang positif. Namun banyak pula diantara para ibu yang tidak dapat mengontrol emosi. Sehingga keluar ucapan yang seharusnya tidak dilontarkan kepada anak tercinta.
Ucapan merupakan cara yang paling sering dilakukan untuk mendidik anak. Karena itu bagi para ibu berhati-hatilah mengontrol ucapan. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang justru malah membunuh karakter anak.
Lalu apa saja ucapan yang yang tidak sepatutnya dikatakan kepada sang anak?
Tentu adalah ucapan negatif. Namun ada pula ucapan positif yang tidak selayaknya disampaikan kepada anak. Berikut beberapa ucapan negatif dan postif yang tidak patut di sampaikan pada anak tercinta:
1. Memberikan pernyataan negatif pada anak
Contoh pernyataan negatif diantaranya seperti "kamu ini cengen", " kamu sekarang jadi pemalas", "kamu nakal", " kamu suka membantah perintah orang tua", dan pernyataan negatif lainnya.
Sebagai ibu yang baik tentu tidak akan mengungkapkan demikian. Sebab pernyataan di atas sangat menyakiti hati anak. Jika sejak dini anak menjadi penakut, lalu bagaimana kelak ketika ia sudah dewasa.
Oleh karena itu, senakal-nakal dan sebandel-bandelnya anak. Sebagai ibu kita harus bisa menahan diri. Berilah nasehat yang lebih baik, misalnya ketika anak malas belajar, ucapkanlah "Nak, ayo kita belajar sama-sama, kalau kita pintar kan kita sendiri yang senang".
2. Memberikan tanggapan acuh tak acuh pada permintaan anak
Ada kala anak sangat membutuhkan bantuan ibu untuk mengerjakan PR sekolah. Namun karena ibu sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, atau mungkin sedang beristirahat sebab lelah seharian sibuk sebagai ibu rumah tangga. Akhirnya ibu menolak dengan ucapan yang mengecewakan, "Jangan ganggu ibu dulu, ibu lagi masak".
Nah, tanggapan demikian jiwa anak akan menjadi begitu asing di mata ibu, merasa tidak dipedulikan, bahkan bisa saja ia membalas dengan menolak setiap perintah yang ibu berikan.
Lalu bagaimana cara terbaik untuk menuruti permintaan anak ketika ibu sangat sibuk? Cobalah untuk tetap meluangkan waktu untuk anak tercinta. Jika memang dirasa kesibukan tidak bisa ditinggalkan. Ada baiknya membujuk anak untuk menyelesaikan pekerjaan bersama. "Iya nak, ayo bantu masak ibu dulu, habis itu ibu pasti bantu mengerjakan PR. Kan ini nanti kita makan bersama ayah".
Dengan demikian, sang anak tidak lagi merasa terabaikan. Malah sang anak akan belajar memahami keadaan dan kondisi ibu.
3. Hindari kata "jangan" ketika menegur anak
Kata "jangan" merupakan kata untuk memberi larangan. Hampir setiap ibu menegur anak pasti mengucap kata "jangan". Padahal bagi seorang anak, kata "jangan" tersebut bisa jadi bermakna membolehkan, bukan larangan lagi bagi mereka.
Misalnya ketika anak sering menangis. Kebanyakan ibu akan mengucap "jangan menangis", "jangan cengeng". Atau mungkin malah berupa bentakan yang menakutkan. Seperti "kamu ini jangan nakal".
Cobalah menegur dengan cara menjelaskan efek dari kesalahan anak yang telah diperbuatnya. Misalnya, "kalo adik nakal nanti teman-teman adik jadi takut, jadinya kan tidak punya teman untuk bermain lagi".
Atau menegurnya dengan perhatian dan kasih sayang. Misalnya, "ibu selalu menemani adik, jika adik ada masalah bilang sama ibu saja, ibu pasti membantu adik".
4. Ungkapan membandingkan anak
Jika dalam keluarga sudah memiliki lebih dari satu anak. Ibu harus lebih pandai bersikap adil kepada anak-anaknya. Jangan sampai berat sebelah, memberi perhatian penuh pada salah satunya saja, dan jangan pula membanding-bandingkan keduanya.
Membandingkan salah satu anak memang kadang bertujuan supaya anak yang satunya bisa lebih baik. Misalnya, "lihat tu kakak kamu dapat nilai bagus karena rajin belajar, seharusnya kamu bisa seperti kakak". Niat ibu sih supaya si adik lebih giat belajar seperti kakaknya.
Namun hal demikian juga malah bisa membunuh karakter anak, merasa dikesampingkan, dan kehilangan rasa percaya dirinya. Dan lebih parahnya lagi, sang anak bisa jadi membenci ibu karena sikap tersebut.
5. Terlalu berlebihan memberikan penghargaan dan pujian
Memuji itu baik, namun tidak selamanya baik. Memberi penghargaan juga merupakan sebuah apresiasi namun kadang bisa menjadi ancaman. Ibu tidak boleh sembarangan dan dengan mudah memberikan pujian serta penghargaan. Ibu harus benar-benar mengerti kapan dan bagaimana sanjungan itu harus diberikan.
Mengapa demikian? Sebab, jika ibu terlalu gampang menyanjung anak. Maka hal yang biasa saja bagi anak akan menjadi hal yang luar biasa. Apabila sudah seperti ini, maka si anak akan lebih bersantai diri dari pada harus berjuang keras membahagiakan orang tua.
Atau mungkin malah sebaliknya. Ibu terlalu membanggakan hasil yang diperoleh anak, bukan bagaimana cara anak mendapatkan hasil tersebut. Maka si anak akan lebih berfokus pada hasil dan tidak peduli dengan cara mendapatkannya, walaupun itu dengan cara yang tidak baik.
Oleh karenanya, jika anak mendapat prestasi yang membanggakan di sekolah. Jangan bangga dengan prestasinya, tetapi banggalah terhadap usaha belajar yang selama itu ia telah tempuh.
6. Jangan pernah sekalipun mencela anak
Paling jengkel apabila melihat anak bandel, tidak pernah memperhatikan nasehat orang tua, atau bahkan membentak orang tua. Sebagai ibu yang baik, jika anak bersikap demikan. Apakah ibu juga akan ikut marah? Kalau iya, lalu apa bedanya anak dengan orang tua?
"Kamu ini jadi anak tidak pernah nurut sama orang tua. Apa kamu ingin menjadi anak durhaka. Dasar anak kurang ajar". Jangan sampai ungkapan seperti ini keluar dari bibir ibu. Sebab kenakalan anak pasti semakin menjadi. Bisa saja ia malah membantah "Iya. Memang Ibu kurang mengajari aku". Jika berlanjut, tentu keadaan akan semakin kacau.
Selaku ibu yang penuh cinta dan kasih sayang, cukuplah ungkapan seperti di atas disimpan dalam hati, jangan sampai keluar dari mulut. Anak nakal butuh perhatian dari orang tua, bukan murka orang tua.
Ingatlah Bahwa Setiap Ucapan Ibu Adalah Doa Mustajab
Para ibu dan calon ibu, ketahuilah bahwa ucapan yang keluar dari bibir seorang yang melahirkan pada anak yang dilahirkan adalah doa yang pasti dikabulkan. Baik itu ucapan yang baik-baik terlebih ucapan yang buruk-buruk.
Terdapat banyak alasan kenapa doa ibu selalu dikabulkan. Untuk itu, sebagai seorang ibu yang memiliki tanggung jawab merawat dan mendidik anak, harus pandai-pandai mengontrol emosi. Jangan mudah terbawa suasana apalagi sampai terlontar ucapan yang tidak sepatutnya diungkapkan kepada anak tercinta.
Sebab sudah banyak kejadian yang tidak masuk di akal akibat dari ucapan seorang ibu. Sebagaimana kisah seorang ahli ibadah celaka karena ucapan ibu. Dan kisah tersebut langsung diceritakan oleh Rasulullah SAW kepada shabat-shabatnya. Tentu kisah tersebut bukan rekayasa dan benar ada kejadiannya.
Bayangkan. Orang ahli ibadah saja bisa celaka akibat ucapan ibu. Apalagi anak nakal yang sebenarnya butuh perhatian dan kasih sayang ibu. Apakah ibu tega melihat anak yang telah dilahirkan dengan taruhan nyawa, celaka karena ucapan yang tidak selayaknya diungkapkan?
Demikian Ucapan Terlarang Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Pada Anak. Semoga setelah membaca artikel ini, kita sebagai ibu serta calon ibu bisa lebih bersabar mendidik anak. Dan juga lebih berhati-hati dalam mengucap kalimat di depan anak tercinta.
Sumber http://www.risalahku.com/
Belum ada Komentar untuk "Ucapan Terlarang Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Pada Anak"
Posting Komentar