Proses Pembentukan Sikap Menyimpang
Perilaku menyimpang seseorang atau kelompok lantaran proses sosialisasi yang tidak tepat akan berakibat terjadinya benturan. Akibatnya, akan timbul kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur. Kelompok sosial itu, dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kerumunan dan publik.
Kerumunan
Kerumunan (crowd) yaitu kumpulan orang, yang timbul secara spontan. Keru-munan ialah suatu kelompok sosial yang bersifat sementara. Kerumunan akan segera berakhir dengan bubarnya orang-orang tersebut. Ukuran utama adanya kerumunan ialah kehadiran orang-orang secara fisik. Sesuatu sanggup dikatakan kerumunan jikalau mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu
Kerumunan (crowd) yaitu kumpulan orang, yang timbul secara spontan. Keru-munan ialah suatu kelompok sosial yang bersifat sementara. Kerumunan akan segera berakhir dengan bubarnya orang-orang tersebut. Ukuran utama adanya kerumunan ialah kehadiran orang-orang secara fisik. Sesuatu sanggup dikatakan kerumunan jikalau mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu
- Tidak terorganisasi;
- Tidak terorganisasi maka tidak ada pimpinan;
- Tidak mempunyai sistem proteksi kerja;
- Identitas sosial seseorang yang ikut serta dalam kerumunan biasanya tenggelam;
- Dapat bersifat merusak (destruktif).
Usaha yang sanggup dilakukan untuk membubarkan kerumunan, antara lain sebagai diberikut:
- Mengalihkan sentra perhatian, contohnya mengusahakan biar individu-individu sadar kembali akan kedudukan dan" peranan yang sesungguhnya;
- Melakukan perjuangan untuk menakut-nakuti, contohnya demonstrasi dibubarkan dengan gas air mata atau tembakan peringatan;
- Melakukan perjuangan memecah belah pendapat orang-orang dalam kerumunan tersebut sehingga terjadi perperihalan di dalamnya.
Sering dikatakan bahwa kerumunan timbul dalam kelas-kelas organisasi sosial suatu masyarakat. Sifatnya yang sementara tidak mernungkinkan terbentuknya tradisi, kebudayaan, dan alat-alat pengendalian sosial. Individu-individu yang berkerumun secara kebetulan saja di suatu daerah pada waktu yang bersamaan bukan berarti sama sekali tidak ada penyebab mereka berkumpul.
Keruthunan sanggup terjadi lantaran individu-individu mempergunakan fasilitas-fasilitas yang sama dalam memenuhi impian pribadinya. Misalnya, membeli karcis kereta api untuk berpergian, karcis bioskop, memesan masakan di restoran, menonton pertandingan tinju di GOR, atau melihat konser musik di stadion. Semua itu terjadi lantaran penyaluran impian yang terdapat pada diri seseorang. Bahkan, kerumunan sanggup disebabkan seseorang ingin memalsukan perbuatan orang lain, kemudian diikuti oleh orang lain yang menyaksikannya.
Norma-norma dalam masyarakat atau pemerintah sering membatasi terjadinya kerumunan. Masyarakat tertentu melarang atau membatasi demonstrasi. Suatu kerumunan yang sudah beraksi, bila hadirnya dari pihak yang tidak bertanggung balasan mempunyai kecenderungan merusak. Seperti pembaca surat kabar atau penonton jual obat, kalau tiba-tiba ada copet yang berteriak cepat maka secara impulsif massa tetap akan segera bertindak tanpa berpikir mana yang benar dan mana yang salah.
Banyak bukti, bahwa kerumunan dianggap sebagai tanda-tanda sosial yang kurang disukai dalam masyarakat yang teratur. Sebaliknya, ada kerumunan yang sanggup diarahkan pada tujuan yang baik, menyerupai kumpulan insan untuk menghadiri suatu ceramah keagamaan. Berdasarkan uraian di atas, kerumunan sanggup dibedakan sebagai diberikut:
- Kerumunan yang dikendalikan oleh impian pribadi,
- Kerumunan yang mempunyai kegunaan bagi organisasi masyarakat yang timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya.
Atas dasar perbedaan tersebut, bentuk-bentuk umum kerumunan, sanggup dikategorikan sebagai diberikut. Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial Kerumunan ini mencakup kerumunan yang mempunyai sentra perhatian dan persamaan tujuan serta kerumunan yang dialami sebagai penyalur keinginan. Kerumunan yang Berlawanan dengan Norma-Norma Hukum. Kerumunan yang berlawanan dengan norma aturan mencakup kerumunan yang bertindak secara emosional dalam mencapai suatu tujuan tertentu, memakai kekuatan fisik, dan berperihalan dengan norma-norma yang berlaku; kerumunan yang bersifat immoral, yaitu kerumunan yang bersifat merusak moral.
Sedangkan Kerumunan yang Bersifat Sementara. Kerumunan yang bersifat sementara mencakup kerumunan yang ialah ha1angan tercapainya maksud seseorang; kerumunan orang yang sedang dalam keadaan gelagapan lantaran tertimpa peristiwa atau petaka lainnya, dan kerumunan penonton yang terjadi lantaran seseorang ingin melihat insiden tertentu.
Publik yaitu kelompok yang bukan ialah kesatuan. Hubungan publik terjadi secara tidak eksklusif melalui alat-alat komunikasi, menyerupai radio, televisi, atau film. Publik mempunyai pengikut lebih luas dan lebih besar jumlahnya.
melaluiataubersamaini demikian, tidak ada sentra perhatian yang khusus dan kesatuan juga tidak ada. Setiap agresi publik diprakarsai oleh impian individual. Individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya. Individu masih lebih memthtingkan diri sendiri daripada tergabung dalam kerumunan terhadap sikap seseorang. Kepribadian menjadi sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, dan menanggapi suatu keadaan. Perilaku seseorang terwujud dari faktor biologis dan psikologis.
Daftar Pustaka: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Belum ada Komentar untuk "Proses Pembentukan Sikap Menyimpang"
Posting Komentar