Pierre Bourdieu

Sketsa Biografis
Lahir di kota kecil pedesaan Prancis tenggara pada 1930, Bourdieu tumbuh dalam rumah tangga kelas menengah-rendah (ayahnya yaitu seorang pegawai negeri) (Jenkins, 2005a; Monnier, 2007). Pada awal 1950-an ia mengikuti, dan mendapatkan suatu gelar dari fakultas pendidikan yang bergengsi di Paris, Ecole Normale Superieure. Akan tetapi, ia menolak menulis sebuah tesis, sebagian alasannya yaitu ia keberatan dengan kualitas pendidikannya yang menengah saja dan struktur sekolah yang otoriter. Dia ditolak oleh, dan aktif dalam perlawanan terhadap orientasi komunis yang kuat, khususnya Stalinis di sekolah itu.

Bourdieu mengajar sebentar di suatu sekolah provinsi, tetapi ikut wajib militer pada 1965 dan menghabiskan waktu dua tahun di Algeria bersama tentara Prancis. Dia menulis sebuah buku wacana pengalaman-pengalamannya dan selama dua tahun tetap berada di Algeria seusai masa tugasnya di ketentaraan. Dia kembali ke Prancis pada 1960 dan bekerja selama setahun sebagai ajudan di Universitas Paris.

Dia mengikuti kuliah-kuliah antropolog Levi-Strauss* di College de France dan bekerja sebagai ajudan untuk sosiolog Raymond Aron. Bourdieu pindah ke Universitas Lille selama tiga tahun dan kemudian kembali ke posisi yang berpengaruh sebagai L’Ecole Practique Des Hautes Etudes pada 1964.

Pada tahun-tahun berikutnya Bourdieu menjadi tokoh utama di Paris, Prancis dan, pada balasannya di lingkungan-lingkungan intelektual dunia. Karyanya memiliki dampak terhadap sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan, antropologi, dan sosiologi. Dia mengumpulkan sekelompok siswa di sekitarnya pada 1960-an, dan semenjak dikala itu para pengikutnya berkolaborasi dengannya dan menghasilkan sumbangan-sumbangan intelektual mereka sendiri. Pada 1968 didirikan Centre de Sociologie Europeene, dan Bourdieu menjadi direkturnya hingga selesai hayatnya. Suatu perjuangan penerbitan yang unik, Actes de la Recherche en Science Sociales, berasosiasi dengan sentra itu, ia merupakan corong penting bagi karya Bourdieu dan para pendukungnya.

Ketika Raymond Aron pensiun pada 1981, dingklik bergengsi di bidang sosiologi di College de France menjadi terbuka, dan para sosiolog paling terkemuka di Prancis (misalnya, Raymond Boudon dan Alain Touraine) bersaing untuk mendapatkannya. Akan tetapi, dingklik itu dihadiahkan kepada Bourdieu (Jenkins, 1992). Pada masa berikutnya, kalau memang ada bedanya, Bourdieu lebih subur daripada sebelumnya dan reputasinya terus berkembang (untuk gosip yang lebih banyak wacana Bourdieu, lihat Swartz, 1997:15-51).

Aspek menarik karya Bourdieu yaitu cara ide-idenya dibuat di dalam obrolan terus-menerus dengan orang lain yang kadang kala implisit dan kadang implisit. Contohnya, banyak pandangan gres awalnya dibuat dalam obrolan dengan dua sarjana terkemuka pada masa itu selama tahun-tahun pelatihannya—Jean Paul Sartre* dan Claude Levi-Strauss*. Dari eksistensialisme Sartre*, Bourdieu menerima mengertian yang berpengaruh mengenai para pemain film sebagai pencipta dunia sosial. Akan tetapi, Bourdieu merasa bahwa Sartre* telah melangkah terlalu jauh dan memberi kekuasaan terlalu banyak kepada pemain film dan dalam proses itu mengabaikan paksaan-paksaan struktural kepada mereka. Tertarik ke arah struktur, Boudieu berpaling secara alamiah kepada karya strukturalis yang menonjol, Levi-Strauss*. Mula-mula Bourdieu tertarik sangat berpengaruh kepada orientasi itu; dalam faktanya, ia melukiskan dirinya untuk sementara sebagai seorang “strukturalis yang berbahagia” (dikutip di dalam Jenkins, 1992:17). Akan tetapi, beberapa riset awalnya membawa ia kepada kesimpulan bahwa strukturalisme bersifat membatasi, meskipun di dalam arah yang berbeda, menyerupai halnya eksistensialisme. Dia keberatan terhadap fakta bahwa para strukturalis melihat diri mereka sebagai para pengamat yang memiliki hak istimewa atas orang-orang yang dianggap dikendalikan oleh struktur-struktur yang tidak mereka sadari. Bourdieu balasannya kurang begitu menghargai suatu bidang yang hanya berfokus pada paksaan-paksaan struktural, ia menyampaikan bahwa sosiologi “mungkin tidak berharga pada masa sulit bila ia hanya bermaksud mengekspose kabel-kabel yang mengaktifkan individu-individu yang diamati—jika ia lupa bahwa ia sedang berurusan dengan manusia, bahkan orang-orang, yang menyerupai boneka, melainkan sebuah permainan yang aturan-aturannya tidak mereka ketahui—singkatnya, bila ia tidak memperlihatkan kiprah kepada dirinya untuk mengembalikan kepada insan makna tindakan-tindakan mereka”. (Bourdieu, dikutip di dalam Robbins, 1991:37).

Bourdieu mendefinisikan salah satu dari tujuan dasarnya sebagai reaksi terhadap ekses stukturalisme: “Maksud saya mengembalikan para pemain film ke kehidupan kasatmata telah lenyap di tangan Levi-Strauss* dan strukturalis lain... alasannya yaitu dianggap sebagai efinomena struktur-struktur” (dikutip dalam Jenkins, 1992:17-18). Dengan kata lain, Bourdieu ingin menggabungkan setidaknya sebagian dari eksistensialisme Sartre* dengan strukturalisme Levi-Strauss*.

Pemikiran Bourdieu juga dibuat secara mendalam oleh teori Marxian dan kaum Marxis. Seperti yang telah kita lihat, sewaktu masih mahasiswa, Bourdieu keberatan dengan beberapa ekses kaum Marxis, dan belakangan ia menolak ide-ide Marxisme struktural. Meskipun Bourdieu tidak sanggup dianggap sebagai seorang Marxis, tentu saja ide-ide yang berasal dari teori Marxian terdapat dalam seluruh karyanya. Yang paling utama yaitu penekanannya pada praktik (praxis) dan hasratnya untuk menggabungkan teori dan (riset) mudah di dalam sosiologinya (dapat dikatakan bahwa sebagai ganti eksistensialisme atau strukturalisme, Bourdieu sedang melaksanakan “praseologi”). Ada juga untaian liberasionis di dalam karyanya, di situ ia tampak berminat untuk membebaskan orang-orang dari dominasi politis dan kelas. Tetapi, menyerupai halnya Sartre* dan Levi-Strauss*, Bourdieu sanggup dilihat paling baik membuat ide-idenya dengan memakai Marx* dan Marxisme sebagai titik tolaknya.


Ada jejak-jejak efek para teoritisi lain di dalam karyanya, khususnya jejak Weber* dan teoritisi sosiologis Prancis terkemuka, Emile Durkheim*. Akan tetapi, Bourdieu menolak disebut sebagai Marxian, Weberian, Drukheimian, atau apapun yang lain. Dia memandang label-label demikian bersifat membatasi, terlalu menyederhanakan, dan melaksanakan kekerasan kepada karyanya. Dalam arti tertentu, Bourdieu menyebarkan ide-idenya dalam suatu obrolan kritis yang bermula ketika ia masih menjadi seorang mahasiswa dan berlanjut disepanjang hidupnya: “Segala sesuatu yang telah saya lakukan di dalam sosiologi dan antropologi telah saya lakukan dengan menentang yang telah diajarkan kepada saya yang sebanding dengan berterimakasih kepada hal-hal itu” (Bourdieu, di dalam Bourdieu dan Wacquant, 1992:204). Bourdieu wafat pada 3 Januari 2002 pada usia 71 tahun.


Download di Sini


Teori
1. Pierre Bourdieu. Habitus dan Medan
2. Pierre Bourdieu. Habitus
3. Pierre Bourdieu. Medan

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Belum ada Komentar untuk "Pierre Bourdieu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel