Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Masyarakat perkotaan urban community adalah masyarakat kota yang tidak tentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “kota”, terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan ialah perhatian khusus terhadap keperluan utama kehidupan, hubungan-hubungan untuk memerhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah, dan sebagainya. Hal ini berbeda lain dengan orang kota yang memiliki pandangan yang berbeda. Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya. Misalnya dalam menilai makanan, orang desa menilai masakan semata alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, masakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Demikian pula soal pakaian bagi orang desa, bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal lantaran yang terpenting ialah fungsi pakaian yang sanggup melindungi diri dari panas dan dingin.
Bagi orang kota, nilai pakaian ialah alat kebutuhan sosial. Mahalnya materi pakaian yang digunakan merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai. Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut.
a. Kehidupan keagamaan berkurang kalau dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksak yang bekerjasama dengan realitas masyarakat.
b. Orang kota umumnya sanggup mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain. Di desa orang lebih mementingkan kelompok atau keluarga.
c. Pembagian kerja di antara warga kota jauh lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa lantaran sistem pembagian kerja yang tegas tersebut.
e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, mengakibatkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
f. Jalan kehidupan yang cepat di kota menjadikan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk sanggup mengejar kebutuhan-kebutuhan seseorang.
g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan kasatmata di kota-kota lantaran kota biasanya terbuka dalam mendapatkan efek dari luar.
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung wacana urbanisasi. Permasalahan urbanisasi tersebut akan coba kita bahas pada postingan berikutnya.
Download di Sini
Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan ialah perhatian khusus terhadap keperluan utama kehidupan, hubungan-hubungan untuk memerhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah, dan sebagainya. Hal ini berbeda lain dengan orang kota yang memiliki pandangan yang berbeda. Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya. Misalnya dalam menilai makanan, orang desa menilai masakan semata alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan pada orang kota, masakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Demikian pula soal pakaian bagi orang desa, bentuk dan warna pakaian tak menjadi soal lantaran yang terpenting ialah fungsi pakaian yang sanggup melindungi diri dari panas dan dingin.
a. Kehidupan keagamaan berkurang kalau dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berpikir yang rasional, yang didasarkan pada perhitungan eksak yang bekerjasama dengan realitas masyarakat.
b. Orang kota umumnya sanggup mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain. Di desa orang lebih mementingkan kelompok atau keluarga.
c. Pembagian kerja di antara warga kota jauh lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa lantaran sistem pembagian kerja yang tegas tersebut.
e. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, mengakibatkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
f. Jalan kehidupan yang cepat di kota menjadikan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk sanggup mengejar kebutuhan-kebutuhan seseorang.
g. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan kasatmata di kota-kota lantaran kota biasanya terbuka dalam mendapatkan efek dari luar.
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung wacana urbanisasi. Permasalahan urbanisasi tersebut akan coba kita bahas pada postingan berikutnya.
Download di Sini

Belum ada Komentar untuk "Masyarakat Perkotaan (Urban Community)"
Posting Komentar