Karl Polanyi. Kritik Terhadap Neoliberalisme

Sebagian besar kritik kontemporer terhadap neoliberalisme, terutama dalam kaitannya dengan perekonomian, berakar pada karya Karl Polanyi (1886-1964), terutama bukunya yang berjudul The Great Transformation: The Political dan Economic Origins of Our Time (1944). Dia ialah seorang kritikus besar dengan sentra perhatian pada ekonomi, terutama perhatiannya terhadap liberalisme ekonomi pada pasar yang mempunyai regulasi tersendiri atau tanpa regulasi, maupun pada laba pribadi yang dipakainya sebagai dasar semuanya. Dalam pandangannya, prinsip-prinsip itu tidak bersifat universal, tetapi merupakan perkembangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya yang dikaitkan dengan kemunculan kapitalisme. Polanyi (1944) menawarkan bahwa sistem laissez-faire dimungkinkan kemunculannya dengan proteksi negara dan terus bisa untuk berfungsi sebagai akhir dari tindakan negara. Lebih lanjut, jikalau sistem laissez-faire dibiarkan berjalan sendirian, ia akan sanggup mengancam untuk menghancurkan masyarakat.
Pada kenyataannya, ialah ancaman ini, maupun ancaman lain yang sesungguhnya, yang telah mengakibatkan munculnya reaksi tandingan oleh masyarakat dan negara (misalnya, sosialisme, komunisme, atau kebijakan New Deal yang dilakukan F.D. Roosevelt) untuk melindungi diri mereka dari aneka macam duduk kasus yang ditimbulkan oleh pasar bebas, terutama dalam bentuk proteksi terhadap produk-produknya, atau juga mereka yang bekerja di dalamnya (Munck, 2002). Ekspansi dari pasar laissez-faire dan reaksi memproteksi diri melawannya oleh negara dan masyarakat disebut double movement (gerakan ganda) (D. Hall, 2007). Liberalisme ekonomi memandang reaksi semacam itu sebagai “kesalahan” yang akan mengganggu beroperasinya pasar, tetapi Polanyi memandangnya sebagai reaksi yang diharapkan dan diinginkan pada jahatnya pasar bebas. Polanyi mempercayai bahwa pasar yang mempunyai regulasinya sendiri sebagai suatu gagasan yang absurd. Dia menertawakan gagasan liberal yang menganggap bahwa pendukung sosialis, komunis, New Deal, dan sebagainya menciptakan suatu konspirasi melawan liberalisme pasar bebas. Pada masanya, Polanyi menyaksikan suatu gerakan balik terhadap kecenderungan sistem ekonomi untuk mendominasi masyarakat. Hal itu berjanji untuk menghentikan kejahatan yang dihasilkan oleh dominasi sistem pasar bebas dan juga untuk menghasilkan kebebasan yang jauh lebih besar, bukan semakin kecil. Dengan kata lain, Polanyi percaya bahwa perencanaan dan pengawasan secara kolektif akan menghasilkan kebebasan yang lebih besar untuk semua orang daripada yang tersedia dalam sistem ekonomi liberal yang kini berjaya.

Sangatlah menarik untuk melihat kembali ajaran Polanyi yang telah berjalan selama lebih dari enam puluh tahun dan terutama dengan munculnya perekonomian global yang didominasi oleh semacam sistem pasar bebas yang ditakuti dan direndahkannya. Harapan Polanyi menjadi tanggung jawab masyarakat dan negara-bangsa untuk mewujudkannya, tetapi mereka telah dibentuk sangat tidak berdaya dengan globalisasi, terutama perekonomian global. Yang sanggup mengungkapkan kenyataan sebenarnya ialah pernyataan yang dikenal dari Margaret Thatcher: “Tidak ada sesuatu pun yang disebut masyarakat”. Tanpa imbas sosial politik yang kuat, aneka macam ekses pasar tidak bisa dikendalikan. Jelas kontrol dan perencanaan semacam itu jauh lebih tidak mencukupi dari yang sebelumnya di zaman global.

Di luar hal tersebut, kita bertanya-tanya apakah perencanaan dan kontrol global yang sebenarnya memang mungkin atau diharapkan. Terlepas dari kenyataan tersebut, jikalau ia masih hidup di masa sekarang, akan sangat mungkin bahwa kebijaksanaan posisi yang diambil Polanyi akan membuatnya untuk cenderung pada perencanaan atau kontrol global sebab ketakutan terbesarnya pada perekonomian pasar bebas, yang kini menjadi semakin adigdaya dan berbahaya sebab berlangsung pada skala global.

Krisis ekonomi global yang sangat besar pada 2007-2008 telah menekankan pentingnya ajaran Polanyi. Pasar telah mengalami kebebasan yang belum pernah terjadi sebelumnya; batasan-batasan kepadanya ternyata sangat terbatas atau malah sama sekali tidak ada. Hasilnya ialah serangkaian ekses (penggadaian diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh tidak memenuhi syarat; usaha-usaha berisiko tinggi oleh banyak di antara institusi keuangan; aneka macam instrumen yang tidak terang [misalnya, “dengan posisi turun”] dan tanggung jawab yang tidak terang atas kredit macet [sekuritas dengan jaminan penggadaian], dan lain-lain) yang menjadikan jatuhnya pasar perumahan di Amerika Serikat, kredit crunch, dan terakhir ambruknya perekonomian global. Polanyi akan menyampaikan bahwa penyebab semua insiden tersebut ialah kurangnya kontrol negara atas pasar. Pada kenyataannya, sesudah terjadinya krisis itu, kita menyaksikan naiknya kembali impian untuk meregulasi pasar dan perekonomian. 


Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Belum ada Komentar untuk "Karl Polanyi. Kritik Terhadap Neoliberalisme"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel