Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis

Di Eropa pada zaman Marx*, industrialisasi sedang meningkat. Orang dipaksa meninggalkan pertanian dan keterampilan tangan untuk bekerja di pabrik-pabrik dengan kondisi yang sering kali sangat keras. Pada 1840-an, saat Marx* memasuki periode yang paling produktifnya, Eropa sedang mengalami perasaan krisis sosial yang tersebar luas (Siegel, 1978:106). Pada 1848 serangkalian pemberontakan melanda seluruh Eropa (segera setelah penerbitan karya Marx dan Engels Communis Manifesto). Efek-efek industrialisasi dan implikasi-implikasi politis industrialisasi secara khusus tampak di sebagian besar negara pedesaan yang secara kolektif disebut Jerman.

Pada permulaan kala kesembilan belas, barang-barang hasil pabrik yang murah dari Inggris dan Prancis mulai memaksa para pengusaha pabrik yang kurang efisien di Jerman keluar dari dunia bisnis.

Sebagai jawabannya, para pemimpin politis negara-negara Jerman memaksakan kapitalisme kepada masyarakat mereka yang sebagian besar masih feodal. Timbullah kemiskinan, dislokasi, dan alienasi yang sangat kasatmata jawaban kecepatan perubahan itu.

Analisis Marx* atas alienasi yaitu respons terhadap perubahan-perubahan ekonomis, sosial, dan perubahan-perubahan politis yang disaksikan Marx terjadi di sekitarnya. Dia tidak memandang alienasi sebagai suatu problem filosofis. Dia ingin memahami perubahan-perubahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu masyarakat yang sanggup mengungkapkan potensi insan secara memadai. Wawasan Marx* yang penting ialah bahwa sistem ekonomi kapitalis yaitu penyebab utama alienasi. Karya Marx mengenai hakikat insan dan alienasi menjadikan ia mengkritik masyarakat kapitalis dan membuat aktivitas politis yang berorientasi mengatasi struktur-struktur kapitalisme biar insan sanggup mengungkapkan kemanusiaannya yang hakiki (Meszaros, 1970).

Kapitalisme yaitu suatu sistem ekonomi dengan sejumlah besar pekerja yang menghasilkan sedikit komoditi demi laba sejumlah kecil kapitalis yang mempunyai segala hal berikut ini: komoditi, alat-alat produksi komoditi, dan waktu kerja kaum pekerja, yang dibeli melalui upah (H. Wolf, 2005b). Salah satu dari wawasan sentral Marx* ialah bahwa kapitalisme jauh dari pada sekedar sistem ekonomi. Kapitalisme juga yaitu sistem kekuasaan. Rahasia kapitalisme ialah bahwa kekuasaan politis telah diubah menjadi relasi-relasi ekonomi (Wood, 1995). Kaum kapitalis jarang membutuhkan penggunaan paksaan kasar. Kaum kapitalis bisa memaksa para pekerja melalui kekuasaan mereka untuk memecat para pekerja dan menutup pabrik. Oleh sebab itu, kapitalisme bukan hanya sistem ekonomi; ia juga yaitu suatu sistem politis, suatu cara melaksanakan kekuasaan, dan suatu proses untuk mengeksploitasi para pekerja.

Di dalam suatu sistem kapitalis, ekonomi tampak sebagai suatu kekuatan alamiah. Orang-orang diberhentikan, upah dikurangi, dan pabrik-pabrik ditutup sebab “ekonomi”. Kita tidak melihat peristiwa-peristiwa itu sebagai hasil keputusan-keputusan sosial atau politis. Keterkaitan antara penderitaan insan dan struktur ekonomi dianggap tidak relevan atau sepele.

Contohnya, Anda mungkin membaca koran bahwa Dewan Cadangan Federal Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga. Alasan yang sering diberikan untuk tindakan tersebut ialah bahwa ekonomi “terlalu panas” yang berarti ada kemungkinan inflasi.

Apakah menaikkan suku bunga benar-benar “menyejukkan” ekonomi? Bagaimana cara penaikan itu melakukannya? Ia membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan. Hasilnya, para pekerja menjadi takut meminta upah yang lebih tinggi, yang sanggup memunculkan harga-harga yang lebih tinggi, yang menjadikan pertambahan suku bunga pemanis dan membuat lebih banyak lagi pekerja yang kehilangan pekerjaan. Dengan demikian, inflasi dihindarkan. Dengan menaikkan suku bunga, Dewan Cadangan Federal menyetujui kebijakan yang membantu kaum kapitalis dan merugikan para pekerja. Akan tetapi, keputusan itu biasanya digambarkan sebagai keputusan ekonomi semata. Marx* akan menyampaikan bahwa itu yaitu suatu keputusan politis yang menguntungkan kaum kapitalis dengan mengorbankan kaum pekerja.

Tujuan Marx* ialah membuat struktur-struktur sosial dan politis ekonomi lebih terperinci dengan menyingkapkan “hukum pergerakan ekonomi masyarakat modern” (dikutip di dalam Ollmann, 1976:168). Selanjutnya, Marx* bermaksud menyingkapkan kontradiksi-kontradiksi internal yang diperlukan akan menstransformasi kapitalisme secara tidak terhindarkan.


Baca Juga
Pengertian, dan Proses-Proses Sosial Sistem Kapitalisme
 

Download di Sini

Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Karl Marx. Biografi
2. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
3. Karl Marx (1818-1883)
4. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
5. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
6. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
7. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
8. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
9. Karl Marx. Dialektika
10. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
11. Karl Marx. Kerja
12. Karl Marx. Konflik Kelas
13. Karl Marx. Eksploitasi
14. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
15. Karl Marx. Komunisme   
16. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi 
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas

Belum ada Komentar untuk "Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel