Karl Marx. Manifesto Komunis [1848, Brussel Belgia]
Dalam kenyataannya German-French Annals hanya bisa bertahan hingga satu kali penerbitan saja. Hal ini terutama dikarenakan kontradiksi dan perbedaan pandangan Marx dengan Ruge dan kaum Hegelian Kiri pada umumnya. Ruge bukanlah seorang komunis, demikian dari beberapa perkiraan biografi perihal hal ini. Marx kembali mendirikan jurnal radikal Forward, namun ia pun tidak bertahan lama, pada tanggal 25 Februari 1845, Forward ditutup oleh pemerintah Prancis lantaran radikalismenya yang subversif, dan Marx dikeluarkan dari Prancis. Dalam pengasingannya di Brussel Belgia, Marx bergabung dan terlibat aktif dengan perkumpulan berjulukan Liga Keadilan. Situasi sosial politik Eropa dikala itu berada dalam keadaan kacau balau, pergolakan-pergolakan massa terjadi dimana-mana. Hal ini terutama disebabkan oleh masa-masa peralihan dengan gelombang yang cukup besar sistem feodalisme ke kapitalisme. Kemenangan borjuasi terjadi di mana-mana, kondisi tersebut berdasarkan Marx sangat menyerupai dengan masa-masa transisi menuju revolusi besar tahun 1700-an di Prancis. Demikian Marx berharap pergolakan-pergolakan yang ada akan menjadi semacam menunjukan yang sempurna guna menuju masyarakat komunis ideal menyerupai yang diasumsikan.
Selain itu, terdapat sedikit kecacatan seputar penulisan teks Manifesto Komunis. Seperti yang telah dipaparkan dalam pecahan keempat penulisan skripsi ini, Marx bergabung dan terlibat aktif dengan Liga Keadilan yang sebelumnya ia sendiri kurang begitu tertarik, kesediaan Marx menciptakan semacam platform bagi usaha politik mereka, kontradiksi Marx dengan kaum Pordhonisme dan Bakuninisme, kemudian yang terpenting ialah keterlibatan Marx sehingga harus menerima semacam peringatan dari ketua Liga Komunis. Demikian, Manifesto Komunis merupakan karya yang dibentuk Marx dalam keadaan tergesa-gesa, padahal Marx hanya harus sedikit merevisi draft yang telah lebih dahulu dibentuk oleh Engels. Hal yang terakhir merupakan alasan—untuk tidak dilebih-lebihkan bahwa Manifesto Komunis merupakan karya yang ditulis dalam keadaan jiwa Marx yang labil. Labil dengan pengertian waktu yang ia peroleh sangatlah singkat, sementara Marx memandang bahwa perubahan-perubahan yang ada merupakan hal yang sangat menentukan. Dipihak lain kondisi sosial psikologis Marx tidak dalam keadaan siap untuk mendapatkan tanggung jawab yang berat tersebut. Brussel ialah daerah pengasingan Marx yang kedua sehabis Paris Prancis, hal tersebut tentunya meninggalkan bekas psikologis tertentu, sementara dipihak lain, atas desakan pemerintah Prusia, Marx harus rela melepaskan kewarganegaraan Jermannya.
Liga Keadilan mulai mengubah haluan gerakannya, tidak hanya mengusung persaudaraan buruh Jerman di pengasingan, namun mulai bersedia mengambil ide-ide usaha proletariat internasional dan keinginan masyarakat komunis menyerupai yang diinginkan oleh Marx. Demikian melalui keadaan tersebut, Marx berharap sanggup kembali ke Jerman daerah asal kelahirannya, di mana tujuan Liga Komunis sendiri pertama-tama ialah melaksanakan revolusi borjuasi di Jerman.
Akhirnya, Manifesto Komunis sanggup diselesaikan, dan pada bulan Februari 1848 selesai dicetak di London. Marx memulai Manifesto Komunis dengan klarifikasi perihal keberadaan kelas Borjuasi dan Proletariat. “Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga kini ialah sejarah usaha kelas. Orang merdeka dan budak, partisir dan plebejer, tuan darah biru dan hamba, tukang jago dan tukang pembantu, pendeknya, penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam kontradiksi satu dengan lain, melaksanakan usaha yang tiada putus-putusnya, kadang kala dengan tersembunyi, kadang kala dengan terang-terangan, suatu usaha yang setiap kali berakhir dengan penyusunan kembali masyarakat umumnya, atau sama-sama binasanya kelas-kelas yang bermusuhan”.
Marx hendak menggambarkan mengenai sejarah tatanan masyarakat pada umumnya. Di sini metode sejarah dialektis sangat kental dipengaruhi oleh Hegel*, sejarah penindasan dan menuju pembebasan insan yang nyata; fisik, jasmani, dan rohani (Feuerbach*). Sebuah totalisme insan yang terwujud dalam kesadaran proletariat (lumpen/marah) kolektif (deterministik). Seperti yang telah disebutkan dalam The Holy Family dan The German Ideology. Perbedaan dengan Hegel* yang menawarkan momen “kesadaran kolektif” tersebut pada pengistimewaan suprastruktur, Marx membaliknya dengan meluruh keseluruhan suprastruktur tersebut pada momen imprastruktur ekonomi. Landasan tersebut, terutama dikarenakan perkiraan bahwa yang primer ialah ekonomi, pemenuhan kebutuhan pertama, dan awal dari segala kerusakan ialah kepemilikan langsung yang terlaksana dari perolehan surplus produksi yang telah dimulai semenjak awal sejarah peradaban manusia. “Ditemukannya benua Amerika, dikelilingi oleh Tanjung Harapan di Afrika selatan, menawarkan lapangan gres bagi borjuasi yang sedang tumbuh, pasar-pasar di Hindia Timur dan Tiongkok, kolonisasi atas Amerika, perdagangan dengan tanah-tanah jajahan, bertambah banyaknya alat penukaran dan barang dagangan pada umumnya, menawarkan kepada perdagangan, kepada pelajaran, kepada industri, suatu dorongan yang tak pernah dikenal sebelum itu dan bersamaan dengan itu menawarkan kepada anasir-anasir revolusioner dalam masyarakat feodal yang sedang runtuh itu suatu kemajuan revolusioner”.
Kapitalisme ialah sebuah kekuatan konkret dalam peradaban manusia. Hal tersebut merupakan kenyataan yang tidak sanggup dihindari, demikian Marx pun mempercayai bahwa komunis ialah hal yang pasti pula, hal ini didasarkan pada anggapan atau kondisi atas realitas sosial yang ada, Marx menganggap filsafat sejarah Hegel* benar adanya, momen pengekangan (alienasi) yang kemudian diikuti oleh perwujudan diri yang bebas. Kapitalisme ialah tahap konkret menuju tahap selanjutnya.
Demikian Marx mengecam ide-ide sektoral dan lunak kaum Prodonisme dan ilham sektoral anarkis Bakuninisme. Hal ini terutama didasarkan pada kenyataan bahwa sistem gres kapitalisme tersebut pada gilirannya akan menjadi sistem yang menginternasional, mendunia, oleh lantaran itu revolusi komunisme harus dilakukan dan dengan demikian akan terjadi secara internasional pula (bebas dari pembatas sebuah nasion).
Nuansa politis Manifesto Komunis dibandingkan dengan karya Marx sebelumnya sangatlah kental. Hal ini terutama didasarkan pada pengalaman sejarah revolusi Prancis, jangan hingga borjuasi kembali berkuasa sehabis revolusi yang menelan banyak biaya. Oleh lantaran itu, Manifesto menjadi semacam peringatan bagi usaha revolusioner untuk senantiasa meragukan anasir-anasir pengkhianatan tersebut. Demikian dalam sub judul selanjutnya, Marx membedakan antara kaum komunis dengan proletariat, dalam hal ini kaum komunis menjadi semacam pembimbing jalan bagi proletariat untuk memilih dan menyadarkannya perihal usaha mereka yang sesungguhnya. “Oleh alasannya ialah itu kaum komunis, pada satu pihak, pada prakteknya ialah pecahan yang paling maju dan teguh hati dari partai-partai kelas buruh di setiap negeri, pecahan yang mendorong maju semua bagian-bagian lainnya; pada pihak lain, secara teori mereka memiliki kelebihan atas massa proletariat yang besar itu dalam pengertian perihal garis perjalanan, syarat-syarat, dan hasil-hasil umum terakhir dari gerakan proletariat”.
Pada sub pecahan berikutnya, Marx banyak menawarkan argumen perihal kerja upahan, dan implikasi jikalau garis usaha tersebut terabaikan. Marx banyak menawarkan anjuran dan semangat sekaligus pembuktian akan kekejian dan kondisi anarkis jikalau revolusi komunis tersebut hingga mengalami kegagalan serupa dengan revolusi Prancis. Demikian Manifesto diakhiri dengan sebuah harapan dunia yang akan tiba di mana komunisme pada gilirannya akan memperoleh kemenangan yang gilang gemilang.
Download di Sini
Sumber.
Ramdani, Dani. 2005. Studi Komparasi antara Teori Karl Marx dan Teori Kritis Mazhab Frankfurt dalam Menganalisa Masyarakat Kapitalis. Skripsi. Universitas Lampung
Baca Juga
1. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
2. Karl Marx (1818-1883)
3. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
4. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
5. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
6. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
7. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
8. Karl Marx. Dialektika
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
Selain itu, terdapat sedikit kecacatan seputar penulisan teks Manifesto Komunis. Seperti yang telah dipaparkan dalam pecahan keempat penulisan skripsi ini, Marx bergabung dan terlibat aktif dengan Liga Keadilan yang sebelumnya ia sendiri kurang begitu tertarik, kesediaan Marx menciptakan semacam platform bagi usaha politik mereka, kontradiksi Marx dengan kaum Pordhonisme dan Bakuninisme, kemudian yang terpenting ialah keterlibatan Marx sehingga harus menerima semacam peringatan dari ketua Liga Komunis. Demikian, Manifesto Komunis merupakan karya yang dibentuk Marx dalam keadaan tergesa-gesa, padahal Marx hanya harus sedikit merevisi draft yang telah lebih dahulu dibentuk oleh Engels. Hal yang terakhir merupakan alasan—untuk tidak dilebih-lebihkan bahwa Manifesto Komunis merupakan karya yang ditulis dalam keadaan jiwa Marx yang labil. Labil dengan pengertian waktu yang ia peroleh sangatlah singkat, sementara Marx memandang bahwa perubahan-perubahan yang ada merupakan hal yang sangat menentukan. Dipihak lain kondisi sosial psikologis Marx tidak dalam keadaan siap untuk mendapatkan tanggung jawab yang berat tersebut. Brussel ialah daerah pengasingan Marx yang kedua sehabis Paris Prancis, hal tersebut tentunya meninggalkan bekas psikologis tertentu, sementara dipihak lain, atas desakan pemerintah Prusia, Marx harus rela melepaskan kewarganegaraan Jermannya.
Liga Keadilan mulai mengubah haluan gerakannya, tidak hanya mengusung persaudaraan buruh Jerman di pengasingan, namun mulai bersedia mengambil ide-ide usaha proletariat internasional dan keinginan masyarakat komunis menyerupai yang diinginkan oleh Marx. Demikian melalui keadaan tersebut, Marx berharap sanggup kembali ke Jerman daerah asal kelahirannya, di mana tujuan Liga Komunis sendiri pertama-tama ialah melaksanakan revolusi borjuasi di Jerman.
Marx hendak menggambarkan mengenai sejarah tatanan masyarakat pada umumnya. Di sini metode sejarah dialektis sangat kental dipengaruhi oleh Hegel*, sejarah penindasan dan menuju pembebasan insan yang nyata; fisik, jasmani, dan rohani (Feuerbach*). Sebuah totalisme insan yang terwujud dalam kesadaran proletariat (lumpen/marah) kolektif (deterministik). Seperti yang telah disebutkan dalam The Holy Family dan The German Ideology. Perbedaan dengan Hegel* yang menawarkan momen “kesadaran kolektif” tersebut pada pengistimewaan suprastruktur, Marx membaliknya dengan meluruh keseluruhan suprastruktur tersebut pada momen imprastruktur ekonomi. Landasan tersebut, terutama dikarenakan perkiraan bahwa yang primer ialah ekonomi, pemenuhan kebutuhan pertama, dan awal dari segala kerusakan ialah kepemilikan langsung yang terlaksana dari perolehan surplus produksi yang telah dimulai semenjak awal sejarah peradaban manusia. “Ditemukannya benua Amerika, dikelilingi oleh Tanjung Harapan di Afrika selatan, menawarkan lapangan gres bagi borjuasi yang sedang tumbuh, pasar-pasar di Hindia Timur dan Tiongkok, kolonisasi atas Amerika, perdagangan dengan tanah-tanah jajahan, bertambah banyaknya alat penukaran dan barang dagangan pada umumnya, menawarkan kepada perdagangan, kepada pelajaran, kepada industri, suatu dorongan yang tak pernah dikenal sebelum itu dan bersamaan dengan itu menawarkan kepada anasir-anasir revolusioner dalam masyarakat feodal yang sedang runtuh itu suatu kemajuan revolusioner”.
Kapitalisme ialah sebuah kekuatan konkret dalam peradaban manusia. Hal tersebut merupakan kenyataan yang tidak sanggup dihindari, demikian Marx pun mempercayai bahwa komunis ialah hal yang pasti pula, hal ini didasarkan pada anggapan atau kondisi atas realitas sosial yang ada, Marx menganggap filsafat sejarah Hegel* benar adanya, momen pengekangan (alienasi) yang kemudian diikuti oleh perwujudan diri yang bebas. Kapitalisme ialah tahap konkret menuju tahap selanjutnya.
Demikian Marx mengecam ide-ide sektoral dan lunak kaum Prodonisme dan ilham sektoral anarkis Bakuninisme. Hal ini terutama didasarkan pada kenyataan bahwa sistem gres kapitalisme tersebut pada gilirannya akan menjadi sistem yang menginternasional, mendunia, oleh lantaran itu revolusi komunisme harus dilakukan dan dengan demikian akan terjadi secara internasional pula (bebas dari pembatas sebuah nasion).
Nuansa politis Manifesto Komunis dibandingkan dengan karya Marx sebelumnya sangatlah kental. Hal ini terutama didasarkan pada pengalaman sejarah revolusi Prancis, jangan hingga borjuasi kembali berkuasa sehabis revolusi yang menelan banyak biaya. Oleh lantaran itu, Manifesto menjadi semacam peringatan bagi usaha revolusioner untuk senantiasa meragukan anasir-anasir pengkhianatan tersebut. Demikian dalam sub judul selanjutnya, Marx membedakan antara kaum komunis dengan proletariat, dalam hal ini kaum komunis menjadi semacam pembimbing jalan bagi proletariat untuk memilih dan menyadarkannya perihal usaha mereka yang sesungguhnya. “Oleh alasannya ialah itu kaum komunis, pada satu pihak, pada prakteknya ialah pecahan yang paling maju dan teguh hati dari partai-partai kelas buruh di setiap negeri, pecahan yang mendorong maju semua bagian-bagian lainnya; pada pihak lain, secara teori mereka memiliki kelebihan atas massa proletariat yang besar itu dalam pengertian perihal garis perjalanan, syarat-syarat, dan hasil-hasil umum terakhir dari gerakan proletariat”.
Pada sub pecahan berikutnya, Marx banyak menawarkan argumen perihal kerja upahan, dan implikasi jikalau garis usaha tersebut terabaikan. Marx banyak menawarkan anjuran dan semangat sekaligus pembuktian akan kekejian dan kondisi anarkis jikalau revolusi komunis tersebut hingga mengalami kegagalan serupa dengan revolusi Prancis. Demikian Manifesto diakhiri dengan sebuah harapan dunia yang akan tiba di mana komunisme pada gilirannya akan memperoleh kemenangan yang gilang gemilang.
Download di Sini
Sumber.
Ramdani, Dani. 2005. Studi Komparasi antara Teori Karl Marx dan Teori Kritis Mazhab Frankfurt dalam Menganalisa Masyarakat Kapitalis. Skripsi. Universitas Lampung
Baca Juga
1. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
2. Karl Marx (1818-1883)
3. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
4. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
5. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
6. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
7. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
8. Karl Marx. Dialektika
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
Belum ada Komentar untuk "Karl Marx. Manifesto Komunis [1848, Brussel Belgia]"
Posting Komentar