Karl Marx. Komoditas

Dasar dari semua karya Marx* mengenai struktur sosial, dan letak keterikatannya yang paling terang dengan pandangan-pandangannya mengenai potensi manusia, yaitu di dalam analisisnya mengenai komoditas atau produk-produk pekerjaan yang terutama dimaksudkan untuk pertukaran. Seperti dinyatakan George Lukacs* (1922/1968:83), “Masalah komoditas adalah... duduk masalah struktural yang sentral bagi masyarakat kapitalis”. Bertolak dari komoditas, Marx* bisa menyingkapkan hakikat kapitalisme.

Pandangan Marx atas komoditas berakar di dalam orientasi materialisnya, dengan fokus pada kegiatan-kegiatan produktif para aktor. Seperti yang kita lihat lebih awal, berdasarkan pandangan Marx*, dalam interaksinya dengan alam dan insan lainnya, insan menghasilkan barang-barang yang mereka butuhkan biar sanggup bertahan hidup. Barang-barang itu dihasilkan untuk dipakai sendiri atau untuk dipakai orang lain di lingkungan dekatnya. Penggunaan ibarat itulah yang disebut Marx* nilai guna komoditas.

Akan tetapi, di dalam kapitalisme proses itu mengambil bentuk yang gres yang berbahaya. Bukannya menghasilkan untuk dirinya sendiri atau untuk teman di lingkungan dekatnya, para bintang film malah menghasilkan untuk orang lain (kaum kapitalis). Produk-produk tersebut memiliki nilai tukar; yakni, ketimbang dipakai segera, ia dipertukarkan di pasar demi uang atau untuk barang-barang lain.

Nilai guna dihubungkan dengan korelasi yang intim antara kebutuhan-kebutuhan insan dan barang-barang konkret yang sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Sulit untuk membandingkan nilai guna benda-benda yang berbeda. Roti memiliki nilai guna memuaskan lapar; sepatu memiliki nilai guna melindungi kaki kita. Sulit untuk menyampaikan bahwa yang satu memiliki nilai guna lebih daripada yang lain. Mereka berbeda secara kualitatif. Lebih lanjut, nilai guna terikat kepada sifat-sifat fisik komoditas. Sepatu tidak sanggup memuaskan lapar dan roti tidak sanggup melindungi kaki kita alasannya yaitu keduanya yaitu jenis objek yang berbeda secara fisik. Akan tetapi, di dalam proses pertukaran, komoditas-komoditas yang berbeda dibandingkan satu sama lain.

Sepasang sepatu sanggup dipertukarkan dengan sembilan potong roti. Atau bila media pertukarannya uang, biasanya, sepasang sepatu sanggup berharga enam kali banyaknya dibandingkan uang untuk sepotong roti. Nilai tukar berbeda secara kuantitatif. Orang sanggup menyampaikan bahwa sepasang sepatu memiliki nilai tukar yang lebih daripada sepotong roti. Selanjutnya, nilai tukar terpisah dari sifat fisik komoditas. Hanya benda-benda yang sanggup dimakan yang sanggup memiliki nilai guna memuaskan rasa lapar, tetapi setiap jenis benda sanggup memiliki nilai tukar selembar rupiah.

Download di Sini


Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Karl Marx. Biografi
2. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
3. Karl Marx (1818-1883)
4. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
5. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
6. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
7. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
8. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
9. Karl Marx. Dialektika
10. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
11. Karl Marx. Kerja
12. Karl Marx. Konflik Kelas
13. Karl Marx. Eksploitasi
14. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
15. Karl Marx. Komunisme   
16. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
17. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
18. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
19. Karl Marx. Alienasi
20. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
21. Karl Marx. Potensi Manusia
22. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
23. Karl Marx. Ideologi
24. Karl Marx. Agama

Belum ada Komentar untuk "Karl Marx. Komoditas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel