Kamus Sosiologi, Aksara W
Wa-
Waisya: Golongan karya atau warna dalam tata masyarakat berdasarkan agama Hindu. Bersama-sama dengan Brahmana dan Ksatria, mereka disebut Tri Wangsa, tiga kelompok golongan keraya atau profesi yang menjadi pilar penciptaan kemakmuran masyarakat. Bakat dasar golongan Waisya ialah penuh perhitungan, tekun, terampil, hemat, cermat, kemampuan pengolahan aset (kepemilikan) sehingga kaum Waisya hampir identik dengan kaum pedagang atau pebisnis. Kaum Waisya ialah kelompok yang menerima tanggung jawab untuk menyelenggarakan aktivitas ekonomi dan bisnis biar terjadi proses distribusi dan redistribusi pendapatan dan penghasilan, sehingga kemakmuran masyarakat, negara dan kemanusiaan tercapai.
Wakaf: Perbuatan yang dilakukan wakif (pihak yang melaksanakan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat.
Wakasihu: Salah satu dialek bahasa Ambon.
Wali atau biek (Aceh): Sebutan untuk kerabatan dari pihak ayah di Aceh.
Wangatua: Lihat para munggu.
Wareng: Generasi keempat dalam sistem relasi vertikal Jawa.
Wari (Bugis-Makassar): Bagian dari pangaderreng yang berfungsi mengklasifikasikan banyak sekali benda dan insiden dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam memelihara garis keturunan dan relasi kekerabatan antar raja.
Waria (wanita-pria) atau wadam (hawa-adam): Laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Keberadaan bencong telah tercatat usang dalam sejarah dan mempunyai posisi yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Walaupun sanggup terkait dengan kondisi fisik seseorang, tanda-tanda bencong ialah bab dari aspek sosial transgenderisme. Seorang laki-laki yang menentukan menjadi bencong sanggup terkait dengan keadaan biologisnya (hermafroditisme), orientasi seksual (homoseksual), maupun tanggapan pengondisian lingkungan.
Waris: Orang yang berhak mendapatkan harta pusaka dari orang yang telah meninggal.
Warisan: Harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada andal waris. Ahli waris ialah orang-orang yang berhak mendapatkan harta peninggalan (mewarisi) orang yang meninggal, baik lantaran relasi keluarga, pernikahan, maupun lantaran memerdekakan hamba sahaya.
Warisan biologis: Ciri-ciri fisik, bakat, intelegensi, dan sifat-sifat khas yang diturunkan dari ayah, ibu, kakek, dan nenek.
Wawancara: Proses memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya jawab secara eksklusif antara si penanya yang disebut pewawancara dengan si penjawab yang disebut responden atau informan.
Wawancara bebas: Lihat wawancara tidak berstruktur.
Wawancara bebas terpimpin: Wawancara di mana pewawancara di samping mempunyai aliran wawancara yang telah dipersiapkan, juga mempunyai peluang untuk membuatkan pertanyaan tersebut sehingga sanggup diperoleh data yang lebih mendalam.
Wawancara berstruktur: Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan memakai daftar pertanyaan sebelumnya. Tujuannya ialah supaya wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan.
Wawancara langsung: Cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak eksklusif (tatap muka) dengan sumber data, contohnya mendengarkan ceramah eksklusif atau tanya jawab. Peranan pewawancara, yaitu bertanya dan mencatat hasil wawancara.
Wawancara mendalam (in-depth interview): Bersifat elastis dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti sanggup bertanya kepada responden kunci ihwal fakta-fakta suatu insiden di samping opini mereka mengenai insiden yang ada. Dalam banyak sekali situasi, peneliti sanggup meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap insiden tertentu dan sanggup memakai posisi tersebut sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Wawancara terpimpin: Wawancara di mana peneliti sudah mempunyai aliran wawancara yang telah disiapkan sebelumnya dan pertanyaan mempunyai arah yang jelas.
Wawancara tidak berstruktur: Kegiatan wawancara yang tidak berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini juga disebut wawancara bebas.
Wawancara tidak terpimpin: Kegiatan wawancara di mana peneliti/pewawancara tidak mempunyai aliran wawancara yang jelas.
Wawasan: 1. Hasil mewawas; tinjauan; pandangan. 2. Konsepsi cara pandang.
Wawasan nusantara: Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Wayang: Boneka tiruan orang yang terbuat pahatan kulit atau kayu yang sanggup dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan drama tradisional biasanya dimainkan oleh seorang dalang.
Wayang beber: Wayang yang tiap adegannya dilukiskan di kain yang sanggup digulung dan dibuka (dibeber). Dalang akan menceritakan jalannya adegan-adegan itu diiringi gamelan.
Wayang golek: Wayang yang terbuat dari boneka kayu dengan dandanan dan kostum yang menarik sesuai huruf wayang. Wayang golek merupakan seni pertunjukkan yang memperoleh dampak dari kesenian Jawa Mataram (wayang kulit), namun wayang golek lebih visual dan demokratif. Pertunjukkan wayang golek dimainkan oleh dimainkan oleh seorang dalang yang menggerakkan boneka-boneka kayu tersebut dengan mengambil dongeng dari kisah Ramayana maupun Mahabharata yang dikemas dengan versi masyarakat akhlak Sunda.
Wayang kulit: Terbuat dari kulit hewan ibarat sapi dan kerbau. Wayang kulit juga dinamakan wayang purwa. Kata purwa berasal dari bahasa Sanskerta parwa yaitu bab dari buku Mahabharata. Cerita wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata dan Ramayana, tetapi ceritanya sudah diubahsuaikan dengan suasana dan kepribadian Indonesia. Sebagai pola ialah terdapat punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang tidak terdapat dalam Mahabharata dan Ramayana asli.
Wayang purwa: Lihat wayang kulit.
We-
Weekend: Akhir pekan. Penanda satu atau dua hari dalam satu ahad di mana kebanyakan orang tidak bekerja. Malam sebelum 1 atau 2 hari itu juga dihitung sebagai final pekan. Terkadang, hari-hari sebelum hari kerja dianggap sebagai bab final pekan, dan adakala hari libur resmi dijadwalkan (atau secara kebetulan) membentuk final pekan panjang.
Werk rational (rasionalitas nilai): Tindakan sosial yang ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan atas dasar keyakinan individu pada nilai-nilai estetis, etis, dan keagamaan. Contohnya, seorang cowok memperlihatkan tempat duduknya kepada seorang nenek lantaran ia mempunyai keyakinan etis bahwa anak muda harus hormat kepada orang tua.
Westernisasi: Sikap menggandakan dan menerapkan unsur kebudayaan barat sebagaimana adanya, tanpa diseleksi. Berlangsungnya melalui interaksi sosial yang berupa kontak sosial eksklusif ataupun tidak langsung, terutama melalui media cetak dan elektronik, ibarat buku, majalah, televisi, video, dan bioskop. Westernisasi sanggup berlangsung pada setiap generasi baik anak-anak, remaja, maupun orang bau tanah yang tidak atau kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa Indonesia. Di samping itu juga, juga adanya dorongan dan harapan seseorang biar dianggap maju atau modern. Westernisasi di kalangan sampaumur berlangsung lebih intensif lantaran pada usia itu secara psikologis sedang dalam proses mencari nilai yang dianggap baik. Terkadang hanya atas dorongan kegemaran atau pelampiasan nafsu.
Wewenang: Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melaksanakan sesuatu.
Wh-
White collar crime (kejahatan kerah putih): Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya secara ekonomi dan sosial; kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi demi laba pribadinya. Misalnya, manipulasi pajak, penggelapan uang perusahaan, dan penipuan.
White flight: Istilah demografi untuk kelas menengah ke atas (sebagian besar kulit putih) di AS yang pindah dari kota besar ke kota-kota kecil di sekitarnya atau bahkan ke tempat lain. Banyak orang yang meninggalkan tempat kota besar lantaran alasan ekonomi, contohnya pajak dan uang sewa yang makin tinggi.
White supremacy: Anggapan bahwa kulit putih lebih unggul daripada orang kulit hitam.
Wi-
Wilayah: Sebuah tempat yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau, sering kali sebuah wilayah dikelilingi oleh batasi-batas kondisi fisik alam, contohnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan sesudah masa kolonialisme, batas-batas tersebut dibentuk oleh negara yang menduduki tempat tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah yang lebih umum dipakai ialah batas nasional.
Wilayah kejahatan (delinguency area): Wilayah yang lebih banyak didominasi warganya berperilaku menyimpang atau jahat.
Wu-
Wulang reh: Ajaran yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, antara lain mengajarkan tata relasi antara para anggota-anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda. Ajaran ini banyak mengandung aspek-aspek sosiologi, terutama dalam bidang intergroup relations.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Waisya: Golongan karya atau warna dalam tata masyarakat berdasarkan agama Hindu. Bersama-sama dengan Brahmana dan Ksatria, mereka disebut Tri Wangsa, tiga kelompok golongan keraya atau profesi yang menjadi pilar penciptaan kemakmuran masyarakat. Bakat dasar golongan Waisya ialah penuh perhitungan, tekun, terampil, hemat, cermat, kemampuan pengolahan aset (kepemilikan) sehingga kaum Waisya hampir identik dengan kaum pedagang atau pebisnis. Kaum Waisya ialah kelompok yang menerima tanggung jawab untuk menyelenggarakan aktivitas ekonomi dan bisnis biar terjadi proses distribusi dan redistribusi pendapatan dan penghasilan, sehingga kemakmuran masyarakat, negara dan kemanusiaan tercapai.
Wakaf: Perbuatan yang dilakukan wakif (pihak yang melaksanakan wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat.
Wakasihu: Salah satu dialek bahasa Ambon.
Wali atau biek (Aceh): Sebutan untuk kerabatan dari pihak ayah di Aceh.
Wangatua: Lihat para munggu.
Wareng: Generasi keempat dalam sistem relasi vertikal Jawa.
Wari (Bugis-Makassar): Bagian dari pangaderreng yang berfungsi mengklasifikasikan banyak sekali benda dan insiden dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam memelihara garis keturunan dan relasi kekerabatan antar raja.
Waria (wanita-pria) atau wadam (hawa-adam): Laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. Keberadaan bencong telah tercatat usang dalam sejarah dan mempunyai posisi yang berbeda-beda dalam setiap masyarakat. Walaupun sanggup terkait dengan kondisi fisik seseorang, tanda-tanda bencong ialah bab dari aspek sosial transgenderisme. Seorang laki-laki yang menentukan menjadi bencong sanggup terkait dengan keadaan biologisnya (hermafroditisme), orientasi seksual (homoseksual), maupun tanggapan pengondisian lingkungan.
Waris: Orang yang berhak mendapatkan harta pusaka dari orang yang telah meninggal.
Warisan: Harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada andal waris. Ahli waris ialah orang-orang yang berhak mendapatkan harta peninggalan (mewarisi) orang yang meninggal, baik lantaran relasi keluarga, pernikahan, maupun lantaran memerdekakan hamba sahaya.
Warisan biologis: Ciri-ciri fisik, bakat, intelegensi, dan sifat-sifat khas yang diturunkan dari ayah, ibu, kakek, dan nenek.
Wawancara: Proses memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya jawab secara eksklusif antara si penanya yang disebut pewawancara dengan si penjawab yang disebut responden atau informan.
Wawancara bebas: Lihat wawancara tidak berstruktur.
Wawancara bebas terpimpin: Wawancara di mana pewawancara di samping mempunyai aliran wawancara yang telah dipersiapkan, juga mempunyai peluang untuk membuatkan pertanyaan tersebut sehingga sanggup diperoleh data yang lebih mendalam.
Wawancara berstruktur: Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan memakai daftar pertanyaan sebelumnya. Tujuannya ialah supaya wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan.
Wawancara langsung: Cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak eksklusif (tatap muka) dengan sumber data, contohnya mendengarkan ceramah eksklusif atau tanya jawab. Peranan pewawancara, yaitu bertanya dan mencatat hasil wawancara.
Wawancara mendalam (in-depth interview): Bersifat elastis dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti sanggup bertanya kepada responden kunci ihwal fakta-fakta suatu insiden di samping opini mereka mengenai insiden yang ada. Dalam banyak sekali situasi, peneliti sanggup meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap insiden tertentu dan sanggup memakai posisi tersebut sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Wawancara terpimpin: Wawancara di mana peneliti sudah mempunyai aliran wawancara yang telah disiapkan sebelumnya dan pertanyaan mempunyai arah yang jelas.
Wawancara tidak berstruktur: Kegiatan wawancara yang tidak berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini juga disebut wawancara bebas.
Wawancara tidak terpimpin: Kegiatan wawancara di mana peneliti/pewawancara tidak mempunyai aliran wawancara yang jelas.
Wawasan: 1. Hasil mewawas; tinjauan; pandangan. 2. Konsepsi cara pandang.
Wawasan nusantara: Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Wayang: Boneka tiruan orang yang terbuat pahatan kulit atau kayu yang sanggup dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan drama tradisional biasanya dimainkan oleh seorang dalang.
Wayang beber: Wayang yang tiap adegannya dilukiskan di kain yang sanggup digulung dan dibuka (dibeber). Dalang akan menceritakan jalannya adegan-adegan itu diiringi gamelan.
Wayang golek: Wayang yang terbuat dari boneka kayu dengan dandanan dan kostum yang menarik sesuai huruf wayang. Wayang golek merupakan seni pertunjukkan yang memperoleh dampak dari kesenian Jawa Mataram (wayang kulit), namun wayang golek lebih visual dan demokratif. Pertunjukkan wayang golek dimainkan oleh dimainkan oleh seorang dalang yang menggerakkan boneka-boneka kayu tersebut dengan mengambil dongeng dari kisah Ramayana maupun Mahabharata yang dikemas dengan versi masyarakat akhlak Sunda.
Wayang kulit: Terbuat dari kulit hewan ibarat sapi dan kerbau. Wayang kulit juga dinamakan wayang purwa. Kata purwa berasal dari bahasa Sanskerta parwa yaitu bab dari buku Mahabharata. Cerita wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata dan Ramayana, tetapi ceritanya sudah diubahsuaikan dengan suasana dan kepribadian Indonesia. Sebagai pola ialah terdapat punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang tidak terdapat dalam Mahabharata dan Ramayana asli.
Wayang purwa: Lihat wayang kulit.
We-
Weekend: Akhir pekan. Penanda satu atau dua hari dalam satu ahad di mana kebanyakan orang tidak bekerja. Malam sebelum 1 atau 2 hari itu juga dihitung sebagai final pekan. Terkadang, hari-hari sebelum hari kerja dianggap sebagai bab final pekan, dan adakala hari libur resmi dijadwalkan (atau secara kebetulan) membentuk final pekan panjang.
Werk rational (rasionalitas nilai): Tindakan sosial yang ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan atas dasar keyakinan individu pada nilai-nilai estetis, etis, dan keagamaan. Contohnya, seorang cowok memperlihatkan tempat duduknya kepada seorang nenek lantaran ia mempunyai keyakinan etis bahwa anak muda harus hormat kepada orang tua.
Westernisasi: Sikap menggandakan dan menerapkan unsur kebudayaan barat sebagaimana adanya, tanpa diseleksi. Berlangsungnya melalui interaksi sosial yang berupa kontak sosial eksklusif ataupun tidak langsung, terutama melalui media cetak dan elektronik, ibarat buku, majalah, televisi, video, dan bioskop. Westernisasi sanggup berlangsung pada setiap generasi baik anak-anak, remaja, maupun orang bau tanah yang tidak atau kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa Indonesia. Di samping itu juga, juga adanya dorongan dan harapan seseorang biar dianggap maju atau modern. Westernisasi di kalangan sampaumur berlangsung lebih intensif lantaran pada usia itu secara psikologis sedang dalam proses mencari nilai yang dianggap baik. Terkadang hanya atas dorongan kegemaran atau pelampiasan nafsu.
Wewenang: Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melaksanakan sesuatu.
Wh-
White collar crime (kejahatan kerah putih): Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya secara ekonomi dan sosial; kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi demi laba pribadinya. Misalnya, manipulasi pajak, penggelapan uang perusahaan, dan penipuan.
White flight: Istilah demografi untuk kelas menengah ke atas (sebagian besar kulit putih) di AS yang pindah dari kota besar ke kota-kota kecil di sekitarnya atau bahkan ke tempat lain. Banyak orang yang meninggalkan tempat kota besar lantaran alasan ekonomi, contohnya pajak dan uang sewa yang makin tinggi.
White supremacy: Anggapan bahwa kulit putih lebih unggul daripada orang kulit hitam.
Wi-
Wilayah: Sebuah tempat yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau, sering kali sebuah wilayah dikelilingi oleh batasi-batas kondisi fisik alam, contohnya sungai, gunung, atau laut. Sedangkan sesudah masa kolonialisme, batas-batas tersebut dibentuk oleh negara yang menduduki tempat tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah yang lebih umum dipakai ialah batas nasional.
Wilayah kejahatan (delinguency area): Wilayah yang lebih banyak didominasi warganya berperilaku menyimpang atau jahat.
Wu-
Wulang reh: Ajaran yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta, antara lain mengajarkan tata relasi antara para anggota-anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda. Ajaran ini banyak mengandung aspek-aspek sosiologi, terutama dalam bidang intergroup relations.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Belum ada Komentar untuk "Kamus Sosiologi, Aksara W"
Posting Komentar