Jenis Konflik Sosial Menurut Speed Of Reaction
Berdasarkan kecepatan reaksi (speed of reaction) yang diberikan para pihak, konflik dibedakan atas:
1. Gerakan sosial tenang (peaceful collective action) berupa agresi penentangan, yang sanggup berlangsung dalam bentuk agresi korektif (berupaya memberikan tuntutan tertulis, petisi), pemogokan (mogok makan, mogok bekerja), atau agresi tutup mulut. Bila tidak menerima jawaban yang memuaskan, maka agresi tenang sanggup dimungkinkan berubah menjadi agresi menciptakan gangguan umum (strikes and civil disorders) berwujud demonstrasi ataupun huru-hara.
2. Demonstrasi (demonstrations) atau protes bersama (protest gatherings) yakni acara mengekspresikan ketidaksepahaman suatu kelompok atas isu-isu tertentu. Demonstrasi biasanya masih bersifat lokal dan sporadis, meski tidak tertutup kemungkinan sanggup meluas.
3. Kerusuhan dan huru-hara (riots), yakni peningkatan derajat kekerasan (degree of violence) dari sekedar demonstrasi. Kerusuhan berlangsung sebagai reaksi massal atas suatu keresahan umum. Oleh alasannya yakni disertai dengan histeria massa, maka huru-hara sering kali tidak sanggup dikendalikan dengan gampang tanpa memakan korban luka (bahkan kematian).
4. Pemberontakan (rebellions) yakni konflik sosial berkepanjangan yang biasanya digagas dan direncanakan lebih konstruktif serta terorganisasikan dengan baik. Pemberontakan sanggup menyangkut usaha atas suatu kedaulatan atau mempertahankan teritorial (termasuk eksistensi ideologi tertentu).
5. Aksi radikalisme-revolusioner (revolutions) yakni gerakan penentangan yang menginginkan perubahan sosial secara cepat atas suatu keadaan tertentu.
6. Perang yakni bentuk konflik bersenjata antarnegara yang sangat tidak dikehendaki oleh masyarakat internasional alasannya yakni dampaknya sangat luas, bahkan tak jarang mengakibatkan bencana kemanusiaan.
Download di Sini
1. Gerakan sosial tenang (peaceful collective action) berupa agresi penentangan, yang sanggup berlangsung dalam bentuk agresi korektif (berupaya memberikan tuntutan tertulis, petisi), pemogokan (mogok makan, mogok bekerja), atau agresi tutup mulut. Bila tidak menerima jawaban yang memuaskan, maka agresi tenang sanggup dimungkinkan berubah menjadi agresi menciptakan gangguan umum (strikes and civil disorders) berwujud demonstrasi ataupun huru-hara.
3. Kerusuhan dan huru-hara (riots), yakni peningkatan derajat kekerasan (degree of violence) dari sekedar demonstrasi. Kerusuhan berlangsung sebagai reaksi massal atas suatu keresahan umum. Oleh alasannya yakni disertai dengan histeria massa, maka huru-hara sering kali tidak sanggup dikendalikan dengan gampang tanpa memakan korban luka (bahkan kematian).
4. Pemberontakan (rebellions) yakni konflik sosial berkepanjangan yang biasanya digagas dan direncanakan lebih konstruktif serta terorganisasikan dengan baik. Pemberontakan sanggup menyangkut usaha atas suatu kedaulatan atau mempertahankan teritorial (termasuk eksistensi ideologi tertentu).
5. Aksi radikalisme-revolusioner (revolutions) yakni gerakan penentangan yang menginginkan perubahan sosial secara cepat atas suatu keadaan tertentu.
Download di Sini
Belum ada Komentar untuk "Jenis Konflik Sosial Menurut Speed Of Reaction"
Posting Komentar